Mohon tunggu...
REGORIUS YOSMINDA
REGORIUS YOSMINDA Mohon Tunggu... Petani - Penulis

Membaca dan Menulis Untuk Keabadian

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

"Pareng-Pareng" dan Marketing 5.0

26 September 2023   06:56 Diperbarui: 26 September 2023   07:02 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dok. Pribadi

Saat kamu berada di Ketang, ketika pagi hari atau saat menjelang malam, kamu pasti akan mendengar ucapan "Pareng-pareng." Ucapan itu akan terdengar berulang-ulang kali. Walaupun, kamu mendengarnya berulang kali, kamu tidak akan pernah bosan atau merasa risih dengan ucapan itu. Sebaliknya, ketika kamu sudah meninggalkan lembah Golo Tolang dan berada di tempat yang baru, kamu akan merindukan ucapan tersebut. Untuk melunasi hutang rindu itu, kamu akan mengucapkan kata "Pareng-pareng" secara pelan-pelan. Setelah mengucapkannya, kamu akan menyadari bahwa kamu baru saja mengucapkan kata "Pareng-pareng" dengan pelan sekali.

Sebagian masyarakat yang bermukim di Desa Golo Tolang sudah mulai familiar dengan ucapan tersebut dan menjadi salah satu kosa kata yang paling sering didengarkan oleh sebagian besar masyarakat yang menetap di lembah Golo Tolang. Ucapan itu mulai tenar. Saking tenarnya, banyak orang yang kemudian mulai menyamakan ketenaran ucapan "Pareng-pareng" dengan ketenaran ucapan "Salam dari Binjai" dan lain sebagainya. 

Jika diterjemahkan secara lurus dan cepat-cepat. Maka, "Pareng-pareng" berarti "Lauk-lauk." Kosa kata "Pareng-pareng" pertama kali di populerkan oleh seorang penjual ikan bernama Mas Broken. Di lembah Golo Tolang, nama Mas Broken sudah tidak asing lagi. Mas Broken lekat dengan kata "Pareng-pareng" yang sering diucapkannya. Seperti dua mata koin yang tidak bisa di pisahkan lagi. "Pareng-pareng" dan Mas Broken sudah menjadi satu kesatuan yang tidak bisa di cerai berai kan oleh apapun.

Tetapi, jika kamu bermukim di luar wilayah Golo Tolang, mungkin kamu tidak mengenal Mas Broken. Sebab, dia bukan perdana menteri Israel, bukan pejabat tinggi di China atau utusan penting di sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tetapi, tidak ada penjual ikan yang sebaik Mas Broken, tidak ada penjual ikan sehangat Mas Broken. Dia selalu melayani konsumen dengan senyum dan penuh semangat. Keramahtamahan adalah hal yang paling utama bagi Mas Broken.

Karena keramahtamahan itu, Mas Broken mendapat cinta kasih yang banyak. Cinta kasih itu datang dari berbagai lintas usia, generasi dan sektor. Cinta kasih datang dalam berbagai bentuk dan rupa. Ada yang mengungkapkan cinta kasihnya dengan membeli sebanyak mungkin ikan yang di jual Mas Broken, ada yang memborong semua ikan yang di jual Mas Broken dan ada yang mendukung Mas Broken dengan kata-kata dan doa sederhana.

Marketing 5.0

Sewaktu duduk di Bangku Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN), saya mendengar kata marketing untuk pertama kalinya. Kata itu saya dengar dari ucapan seorang Guru Ekonomi. Setamat SMP, saya melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN). Di bangku SMK, saya kembali mendengar kata marketing lengkap dengan beberapa penjelasan singkatnya. Selesai SMK, di gedung sebuah Universitas swasta ternama, saya semakin akrab dengan kata marketing. 

Berdasarkan rangakaian pengalaman di atas. Maka, tidak berlebihan jika saya mengatakan bahwa dalam konteks pemasaran, saya sudah membaca cukup banyak literatur. Beberapa nama penulis masih saya ingat dengan baik. Misalnya, Kotler dan Keller. Dari literatur yang ada dan sudah saya baca itu, setidaknya saya bisa memahami poin-poin penting yang harus dilakukan dalam melakukan proses marketing di era for poin zero.

Salah satu yang menjadi poin utama dari sistem pemasaran adalah Branding. Brand menjadi penting keberadaannya karena itu akan menjadi citra dari sebuah produk atau usaha yang akan dilakukan seseorang. Tidak semua orang bisa membuat brand. Tidak semua brand bisa diterima dan menjadi kekal diingat konsumen atau pelanggan. Banyak usaha yang gulung tikar karena brand yang dibangun tidak diterima konsumen atau karena brand yang dibentuk dilihat sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja.

Jika mengacu pada pandangan di atas, maka, Mas Broken sudah melakukannya. Mas Broken sudah mampu membuat sebuah Brand dan Brand itu menjadi familiar di telinga pelanggan khususnya dan masyarakat Golo Tolang umumnya. Brand yang diracik oleh Mas Broken benar-benar mendapat tempat yang baik di hati masyarakat dan konsumen. Ketika brand itu sudah familiar dan menarik di hati pelanggan, maka, mas Broken tidak kesulitan dalam memasarkan ikan-ikannya. Bahkan, brand yang dibuat mas Broken mampu menarik pelanggan baru. Sungguh-sungguh luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun