Kesulitan Belajar Matematika
Sulit? Menyerah! Yasudah! Tidak Tahu! Yang penting selesai! Lupa rumusnya... Mungkin ini adalah perkataan yang sering kita dengar saat belajar dan mengerjakan soal matematika. Tentunya kesulitan dalam pembelajaran matematika sendiri sudah menjadi momok persoalan selama bertahun-tahun, bahkan bisa dikatakan sejak dahulu hingga sekarang dan belum terselesaikan. Sebenarnya yang menjadi permasalahan utama yakni tidak lepas dari mindset mereka akan matematika itu sendiri, ketika mereka baru saja melihat angka, variabel, dan segala pengoperasian matematika, mereka akan berpikir pasti itu sulit. Bahkan, ketika mereka diminta untuk mengerjakan beberapa soal matematika, mereka akan menyerah dan tidak mau mencobanya.
Selama ini, peran orang tua sebenarnya juga turut andil dalam permasalahan ini. Sejak kecil anak-anak mereka dituntut untuk bisa berhitung, ketika sudah pandai berhitung anak diwajibkan melakukan sejumlah pengoperasian matematika. Dan para orang tua juga terlalu berpekpektasi dan menuntut bahwa anak mereka harus bisa matematika. Ketika anak mereka belum menguasainya, maka para orang tua akan mengulangi persoalan matematika yang sama yang belum dikuasai setiap hari. Tentunya hal ini akan memunculkan pertanyaan pada diri anak “mengapa aku harus bisa berhitung sih?”. Penanaman mindset seperti inilah yang menjadi persoalan utama siswa dalam belajar matematika. Mengingat bahwa pada dasarnya siswa memiliki karakter yang berbeda-beda, sehingga tentunya hal ini yang akan menyebabkan pola pikir yang berbeda pula, dan akan menghasilkan tingkat kreativitas siswa yang pastinya berbeda.
Pentingnya Matematika
Matematika merupakan ilmu universal yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika juga berperan penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta melayani ilmu lain dalam penemuan, pengembangan, dan operasionalnya. Pentingnya matematika dalam berbagai aspek kehidupan diatur dalam Sistem Pendidikan Nasional yang menerangkan bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah (UU Nomor 20 Tahun 2003).
Mengingat pentingnya matematika, inilah yang menjadikan matematika sebagai mata pelajaran yang wajib dipelajari dari sekolah dasar hingga sekolah tingkat atas. Hal ini tentunya sesuai dengan apa yang dikatakan bahwa, melalui pembelajaran matematika, siswa diharapkan memiliki kemampuan logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta memiliki kemampuan bekerja sama (Depdiknas, 2006).
Kurikulum yang dipakai sebagai Standar Pendidikan Nasional yaitu Kurikulum 2013 atau K-13 yang mengedepankan pendidikan berkarakter dengan empat aspek penilaian, yaitu keterampilan, pengetahuan, sosial, dan spiritual. Pelaksanaan K-13 dalam pembelajaran matematika diharapkan mampu membangun dan mengembangkan karakter dan kepribadian siswa yang positif, serta kemampuan siswa, berdasarkan muatan yang sudah ditetapkan. Muatan yang terdapat pada mata pelajaran matematika bertujuan untuk membekali siswa agar mampu berpikir secara sistematis, kritis, kreatif, logis, dan analitis, serta dapat bersikap positif.
Sehubungan dengan pentingnya kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika maka kemampuan ini harus senantiasa dimiliki oleh siswa karena membantu untuk melatih siswa menemukan masalah sendiri, serta dapat menggunakan imajinasinya dalam mengemukakan macam-macam gagasan atau kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan yang dihadapi siswa dalam matematika atau dalam kehidupan sehari-hari. Artinya kemampuan berpikir kreatif matematika diperlukan agar siswa dapat menemukan ide-ide baru dan gagasan sendiri untuk memecahkan suatu masalah.
Berpikir Kreatif dan Faktor Penyebabnya
Menurut (Riyadi, 2014: 351) Berpikir kreatif dalam matematika dan dalam bidang lainnya merupakan bagian keterampilan hidup yang perlu dikembangkan terutama dalam menghadapi era informasi dan suasana bersaing semakin ketat. Individu yang diberi kesempatan berpikir kreatif akan tumbuh sehat dan mampu menghadapi tantangan. Pentingnya pengembangan kreativitas bagi siswa juga telah tertulis dalam tujuan pendidikan nasional Indonesia dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor. 22 tahun 2006 tentang standar isi khususnya untuk pembelajaran matematika.