Karya sastra merupakan suatu karya yang berisi ungkapan, gagasan, dan perasaan sesorang penuh makna. Karya sastra diciptakan memiliki fungsi dan tujuan tertentu. Para penulis memiliki tujuan dan maksud tertentu melalui tulisannya.
Sastra memiliki fungsi estetis yang mengutamakan keindahan agar menunjang keterampilan, memberikan apresiasi, dan memberikan nilai keindahan kepada pembaca. Karya sastra juga memiliki fungsi didaktif untuk membahas dan mempelajari tentang berbagai aspek kehidupan.
Selain itu, karya sastra juga memiliki fungsi edukasi dan fungsi moralitas. Fungsi edukasi adalah fungsi yang memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai karya sastra kepada pembaca, sedangkan fungsi moralitas adalah fungsi yang memberikan ajaran moral dari karya sastra kepada pembaca.
Saya menulis judul tentang “Karya Sastra Populer Periode Reformasi” ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan memperkenalkan lebih luas mengenai karya sastra populer di periode reformasi. Manfaatnya kita mampu membedakan antara karya sastra popular periode reformasi dengan periode lainnya.
Karya sastra mengalami periodisasi sastra mulai dari tahun ke tahun. Lalu, apa saja karya sastra populer periode reformasi itu? Periodisasi sastra dari tahun ke tahun mengalami ciri dan karakternya tersendiri.
Dimulai dari periode sebelum kemerdekaan, periode pasca kemerdekaan, periode orde baru, dan periode reformasi-2000. Salah satu periode kesusastraan yang mengalami perkembangan yang pesat seiring dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yaitu periode reformasi-2000.
Kesusastraan periode reformasi-2000 memiliki ciri-ciri karyanya bertema sosial dan politik, munculnya beragam karya sastra, seperti novel dan cerpen, banyaknya sastrawan dari kalangan perempuan, adanya karya sastra dengan tema gender, perkelaminan, dan muncul cybersastra.
Karya sastra novel berkembang pesat pada periode ini. Salah satu novel terkenal adalah Novel Saman (1998) karya Ayu Utami. Beberapa karya lain dari Ayu Utami adalah Novel Larung.
Selain Ayu Utami, terdapat beberapa tokoh lainnya, yaitu Andrea Hirata, Dewi Lestari, dan Habiburrahman El Shirazy. Novel karya Andrea Hirata meliputi Laskar Pelangi (2005), Sang Pemimpi (2006), Edensor (2007), dan Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas (2010). Novel karya Dewi Lestari, yaitu Novel Supernova dan Novel Perahu Kertas. Novel karya Habiburrahman El Shirazy berjudul Ayat-Ayat Cinta (2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), dan banyak tokoh lainnya.
Karya sastra memiliki fungsi dan karakteristik tersendiri. Sebagai generasi milenial, kita harus mampu untuk mengenal lebih luas mengenai karya sastra. Dengan kecanggihan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi kita bisa mempelajari karya sastra melalui kecanggihan internet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H