[caption id="" align="aligncenter" width="244" caption="Saat Hujan Kau Namai Cinta"][/caption] Saat rintik hujan kau namai cinta aku mengenangnya sebagai bahagia Begitupun ketika mendung kau namai kelu aku merajutnya sebagai rindu Tak banyak memang rindu yang kini bisa kupintal untukmu Namun sadarlah engkau telah mengajariku tentang itu Tak sempurna memang kata cinta bisa kulukis Tapi sadarkah engkau bahwa aku mengguratkan tinta pertama dibawah bimbingmu Kasih, kutahu engkau tak lagi temaniku kala rintik hujan melukis bisu Pun begitu kiranya rasa ini tak lagi bisa kueja tanpamu Ingin rasa ini tetap kunamai Cinta Seperti engkau mengajariku tentangnya Namun saat rintik hujan menamai dirinya sebagai bisu Aku tak lagi bisa mengucapkannya saat rindu Ingin kiranya gemuruh jiwa ini kusebut Rindu Seperti juga engkau telah mengajariku begitu Namun saat kabarmu terbaca sebagai kelu Tak kuat kumengejanya sebagai Rindu Kasih, Tak tahukah engkau betapa rintik hujan ini menjelma bagai rindu Meski Ku tak pernah bisa menamainya sebagai cinta Kasih Tak tahukah engkau betapa mendung ini menjelma bagai cinta Meski Ku tak lagi mampu selesaikan kalimatku seumpama rindu Nusa Indah, 27122013 Telaga Sastra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H