Mohon tunggu...
Regita Alya Mujahidah
Regita Alya Mujahidah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah

saya tertarik dalam bidang pengembangan diri (self improvement). saya memiliki keinginan untuk mengembangkan kemampuan saya dengan membuat artikel.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan Persepsi: Konflik Tak Selalu Buruk

13 Maret 2024   21:00 Diperbarui: 13 Maret 2024   21:03 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konflik seringkali dianggap merupakan hal negatif dan merugikan, baik dalam hubungan antar individu maupun kelompok. Dibalik pandangan tersebut, terdapat kesempatan bagi kita untuk mengenali lebih dalam dan pertumbuhan yang signifikan. Salah satu faktor yang sering memicu konflik yaitu perbedaan persepsi atau pendapat, baik perbedaan antar individu atau kelompok.

Perbedaan Persepsi merupakan fenomena yang sering terjadi dalam dunia sosial. Dalam setiap interaksi pasti memiliki peluang untuk munculnya perbedaan persepsi. Perbedaan persepsi ini dapat mencakup perbedaan dalam interpretasi, pemahaman, bahkan penilaian dalam suatu kondisi atau informasi yang sama. Meski perbedaan persepsi seringkali dianggap sebagai penyebab konflik, bisakah kita melihat konflik dalam sudut pandang berbeda? Apakah Konflik selalu berdampak positif dalam hubungan sosial?

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut terkait konflik dalam pendapat dan pengenalan lebih dalam. Lebih dari sekedar mengidentifikasi akar konflik, namun juga mengetahui peluang konflik dalam membantu pertumbuhan pribadi kita.

 Setiap kali Anda menemui konflik dengan orang lain, ada satu faktor yang dapat membuat perbedaan, faktor tersebut dapat merusak hubungan Anda atau malah memperdalam hubungan anda. Faktor itu adalah sikap.
 William James
Filsuf dari Amerika Serikat 1842-1910 

Kebanyakan orang berusaha menghindari berdebat yang sekiranya akan menciptakan konflik. Bahkan, seseorang yang ingin menghindari konflik cenderung lebih memilih mengalah atau mengorbankan pendapatnya. Namun, hal tersebut tetap akan menciptakan konflik batin dan pikiran karena merasa pendapatnya tidak dapat disampaikan, terkadang hal itu membuat kita merasa tertahan dan tidak nyaman.

Beberapa orang sering merasa enggan untuk menyampaikan pendapat mereka karena khawatir hal itu dapat mengganggu atau merugikan diskusi, atau karena mereka memiliki ketakutan berlebihan terhadap tanggapan orang lain. Kebanyakan dari mereka cenderung memiliki rasa percaya diri yang rendah.  Karena itulah, sebenarnya konflik dapat membantu kita dalam mengembangkan dan meningkatkan pribadi. Kehidupan ini penuh persepsi yang berbeda, tergantung sudut pandang masing-masing orang. Dengan adanya konflik, kita dapat menemukan berbagai persepsi yang beragam dari berbagai orang, membuat kita memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dalam berbagai kondisi atau informasi.

Namun, hal ini hanya berlaku pada batas konflik yang tidak berlebihan, yang tidak memaksakan pendapat atau melakukan tindakan yang memicu perbuatan buruk yang melukai sesama individu maupun kelompok. Dalam hubungan, seseorang yang memberanikan diri untuk berkonflik dengan mengutarakan isi pikiran dan hatinya adalah seseorang yang siap untuk belajar menerima perbedaan pendapat antara dirinya dan orang lain. Karena itulah, bukankah konflik tidak selalu mengacu dan berdampak negatif pada hubungan sosial?

sumber:

https://jagokata.com/kata-bijak/kata-konflik.html (13/3/2024)

Ara, Sabrina. Sayangi dirimu berhentilah menyenangkan semua orang. Syalmahat publishing.2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun