Mohon tunggu...
Regita cahyanisuhandi
Regita cahyanisuhandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki minat tinggi dibidang pengetahuan dan ingin terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mariposa

23 Oktober 2023   23:20 Diperbarui: 24 Oktober 2023   00:53 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mengisahkan seorang gadis cantik Bernama Natasha Kay loovi atau biasa dipanggil Acha yanhg dengan gigih memperjuangkan cintanya kepada seorang laki-laki berhati super dingin dan cuek yang hidup serba monoton, Bernama Iqbal. Mereka berdua termasuk siswa-siswi beprestasi disekolah. Bagi seorang Acha yang memiliki sifat pantang ‘menyerah’, terutama untuk meluluhkan sikap dingin dari sang pujaan hati Iqbal yang tidak pernah disinggahi oleh Perempuan manapun. Segala penolakan serta sikap acuh yang dilakukan Iqbal tisak membuat acha mundur malahan semakin tertantang untuk mendapatkan hatinya.

            ‘Bagaimana acha bisa begitu menyukai laki-laki berhati beku yang padahal tidak melirik kearahnya sedikitpun?’

Berawal saat pertemuan tanpa sengaja antara Acha dan Iqbal di sebuah camp olimpiade Ketika pertama kalinya acha melihat Iqbal, ia pun langsung terpesona akan sosok Iqbal kala itu. Pada saat olimpiade mereka tidak satu sekolah, yang malahan satu sekolah dengan Iqbal adalam Amanda teman keciln Acha. Kali kedua Acha bertemu dengan Iqbal adalah di sebuah café secara tidak sengaja, disitu tujuan utama dari acha adalah mendapatkan nomor Iqbal. Akan tetapi seperti yang para pembaca tau hal itu tidak mudah dan Acha gagal, akhirnya Acha dengan segenap hati bertekad untuk pindah ke SMA Arwana yang mana itu adalah sekolahnya Iqbal.

Melanjutkan rencana nya yang gagal tempo hari untuk meminta nomor Iqbal, Acha nekat menghadang langkah Iqbal sebelum masuk kelas, tetapi lagi-lagi hal itu gagal. Hal yang lebih nekat acha lakuin adalah menyatakan secara terang-terangan perasaannya kepada Iqbal, akan tetapi Iqbal mengira bahwa Acha hanya sedang sakit atau bahkan  sedikit tidak waras.

Akhirnya Acha mendapat nomor telephone Iqbal dari kedua sahabatnya Rian dan Glenn. Tapi hal itupun tidak gratis karena Acha harus membayar dengan sekotak pulpen dan 7 penggaris. Seperti yang sudak dikatakan diawal bahwa Acha dan Iqbal adalah murid yang pintar, mereka dipilih sebagai perwakilan sekolah dalam Olimpiade Sains tingkat Nasional tidak hanya berdua mereka juga satu tim dengan Juna. Selama tiga bulan tulah intensitas pertemuan antara Acha dan Iqbal, Acha sendiri tidak pernah aben untuk beratanya pada Iqbal bahwa  apakah dirinya sudah menyukai Acha. Tentu saja dengan tegas Iqbal selalu menjawab “Tidak”.

Disuatu pagi Acha hendak memberikan kue coklat kepada Iqbal sehingga ia berniat datang lebih pagi dan menuju kelas Iqbal. Tetapi yang membuat Acha terkejut adalah ternyata disamping Iqbal sedang duduk ada seorang Perempuan, gadis itu ternyata adik kelasnya yang merupakan siswa Olimpiade Fisika, Tesya Namanya. Tesya sedang bertanya soal yang tidak ia pahami tentang Fisika karna Iqbal merupakan juara Olimpiade Fisika tingkat nasional. Setelah melihat itu Acha langsung menghampiri dan memecah suasana Tesya dan Iqbal dengan memberi sekota kue coklat keju dan menatap adik kelasnya itu dengan tidak suka. Selain itu Acha juga mengatakan pada Tesya untuk menjaga jarak dengan Iqbal, tetapi Iqbal hanya diam saja tak membela Acha yang membuat hatu Perempuan itu pun sakit sehingga memilih untuk pergi.

Jam istirahat, acha masih tampak murung Amanda selaku sahabat Acha mengajak nya ke kantin barangkali suasana kantin bisa menghibur Acha, tetapi tampaknya piliha itu malah memperburuk mood nya karna pemandangan yang ada di hadapannya kini Tengah duduk Glenn, Rian, Iqbal dan Perempuan yang tadi pagi bikin moos Acha jelek si adik kelasnya Tesya.  Acha menghampiri meja mereka dan langsung menyuruh Tesya untuk pergi karna dia mau duduk didekat Iqbal namun Iqbal dengan tegas bilang untuk Tesya jangan kemana-mana, seketika suasana dikantin menjadi hening karna semua mata tertuju ke meja mereka, Iqbal meletakan dengan kuat sendok yang sedang ia pegang dan memaki Acha hingga Acha menangis menahan malu dan sakit hati dari perkataan yang Iqbal lontarkan yang bilang kalau Acha adalah Perempuan murahan. Sembari emangus Acha lari sekencangnya menuju taman belakang sekolah mereka.

Lantas, apakan Iqbal akan mengejar dan menyusul serta meminta maaf pada Acha ke belakang sekolah? Atau membiarkan dan Kembali bersikap acuh tak acuh pada Acha?

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun