Mohon tunggu...
Regi Pratama
Regi Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - Educator and Writeprenuer

Hanya orang biasa yang miskin ilmu dan ingin memperkaya ilmu

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Perlukah Jokowi Memberi Kejutan Lagi?

3 Juli 2020   10:52 Diperbarui: 3 Juli 2020   10:51 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Empat bulan sudah badai Covid-19 melanda Indonesia. Banyak sekali sektor yang terdampak, pertumbuhan ekonomi menurun dan meningkatnya angka pengangguran. Serta didukung kurva penyebaran yang belum melandai, masih banyaknya peningkatan penularan di berbagai daerah khususnya Jawa Timur. Belum lagi bertambahnya korban dari pihak tenaga kesehatan yang menambah daftar pilu kesedihan bangsa di tahun kembar ini.

Komplain dari berbagai masyarakat bermunculan, seperti yang mengeluhkan beberapa bantuan seperti kartu Prakerja yang dinilai lambat dalam pencairan insentif, padahal kebutuhan hidup tidak bisa dilambat-lambatkan. Seakan pemerintahan ini benar - benar diuji kehandalannya dalam mengelola sebuah negara sertamasyrakatnya benar - benar diuji tingkat kesabarannya. Entah antara Tuhan memberi hukuman atas perilaku manusia yang semakin angkuh atau mendidik manusia agar siap menerima ujian berat di akhir jaman kelak, who knows?

Dalam era ketidakpastian seperti ini, saya cukup terbelalak melihat kabar yang saya rasa cukup mengejutkan. Dikutip dari CNN Indonesia, Erick Thohir bos BUMN menyebut bahwa presiden Jokowi akan memberikan "kejutan" besar di awal tahun 2021. Meskipun tidak secara eksplisit dijelaskan apa kejutan yang akan diberikan Jokowi, Erick sebut bahwa akan dilakukan pebangunan besar - besaran di luar Pulau Jawa. Bahkan Erick memberikan sedikit bocoran akan ada 10 Bali -pulau wisata- baru di Indonesia. Disebutnya juga bahwa dana pembangunan di kota - kota besar akan dialihkan untuk pembangunan di daerah pinggiran atau daerah luar.

Sah - sah saja menggalakkan pembangunan, akan tetapi dengan kondisi yang tidak pasti seperti ini dan rakyat masih banyak yang kesusahan, apakah perlu memprioritaskan hal yang lain? Seperti kita tahu bahwa anggaran untuk penanggulangan Covid-19 di Indonesia yang pada anggaran semula Rp 405,1 triliun menjadi Rp. 677,2 triliun atau naik sekitar 67% dari anggaran awal. Dan tekejutnya kita, bahwa dana tersebut belum bisa mengcover seluruh biaya penanggulangan serta pemulihan beberapa sektor yang terdampak.

Dengan kompleksnya permasalahan bangsa yang saat ini kita rasakan bersama, alangkah baiknya jika pemerintah bersikap lebih bijak dalam membuat suatu keputusan. Fokuskan pada masalah yang belum tuntas dan lakukan hal lain jika masalah besar sudah tuntas. Jangan membebani rakyat dengan utang negara berdalih pembangunan yang ujung - ujungnya rakyat juga yang harus membayarnya. Jabatan kepala negara bisa tergantikan oleh orang lain, namun warisan utang negara akan ditanggung oleh seluruh bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun