Mohon tunggu...
Regina Chrysandra
Regina Chrysandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Undergraduate students from Jember University majoring International Relations

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Marxisme dalam Internal Afrika: Penyebab Afrika Sulit Mengalami Kemajuan

10 Maret 2023   18:52 Diperbarui: 10 Maret 2023   18:57 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

    Pada dasarnya, Karl Marx sebagai pencetus Marxisme sendiri mengagas pada bahwasannya terdapat suatu kesenajangan yang cukup besar di masyarakat. Kesenjangan inilah yang menciptakan timbulnya kelas dan strata sosial, yang mana para kaum kelas atas yang berisikan dengan orang-orang yang memiliki kekuasaan dan kekayaan atau biasa disebut sebagai kaum borjuislah yang menguasai lingkungan sosial, sektor perekonomian, dan begitu pula dunia politik.

     Afrika sendiri dikenal sebagai benua termiskin di dunia. Banyak faktor yang mempengaruhi Afrika sehingga mereka bisa menjadi benua paling miskin dan sulit untuk berkembang. Faktor-faktor tersebut umumnya disebabkan oleh internal benua Afrika secara keseluruhan sendirilah yang menghambat perkembangan benua tersebut. Internal dalam Afrika sendiri dapat dikatakan cukup berantakan dan hal ini menjadi hambatan utama bagi Afrika dalam berkembang.

    Hambatan yang dimiliki Afrika sendiri terletak pada pemerintahannya yang korupsi. Bentuk korupsi yang terjadi di Afrika sendiri biasanya berupa pemindahan modal finansial yang dihasilkan negara dan seharusnya diinvestasikan untuk negara, malah disimpan ke luar negeri oleh petinggi negara di Afrika. Seorang peneliti dari University of Massachusetts melakukan penelitian dan memperkirakan ada sekitar 187 miliar USD modal dari negara sub-sahara yang disimpan di luar negeri dalam periode 1970-1996. Tidak sedikit pula para pejabat pemerintahan yang terjerat kasus korupsi dan berakhir digulingkan dari jabatannya, salah dua diantaranya ialah kasus korupsi oleh mantan presiden Afrika Selatan, yakni Jacob Zuma. Jacob Zuma sendiri merupakan sosok yang menguasai Afrika Selatan sejak tahun 2009, dirinya tersandung berbagai macam kasus korupsi termasuk kasus penyuapan dan juga penipuan. Meskipun Zuma menyangkal segala tuduhan korupsi pada dirinya, namun beliau sempat dipenjara selama 15 bulan karena menghindari penyelidikan atas kasus korupsi terkait. Kemudian ada Presiden Somalia, yakni Mohamed Abdullahi Mohamed menggulingkan Perdana Mentrinya yakni Mohamed Hussein Roble karena terjerat kasus korupsi. Selain itu, Somalia juga dinyatakan sebagai negara paling korupsi di seluruh dunia, hal ini dinyatakan oleh Lembaga Transparency Internasional (TI) setelah melakukan penilaian pada negara-negara di dunia.

    Kasus-kasus korupsi yang ada ini tentunya membuktikan bahwa kaum borjuis di Afrika memiliki kuasa yang begitu besar, sehingga kesenjangan antara kaum borjuis dengan kaum proletar. Kesenjangan kelas yang ada di Afrika sangatlah lebar. Apabila melihat dari sisi kaum proletar yang ada di Afrika, tidak sedikit dari mereka yang mengalami krisis pangan dan juga kelaparan. Krisis pangan dan juga kelaparan di Afrika sendiri disebabkan oleh keadaan geografi yang memungkinkan tidak adanya hujan turun selama bertahun-tahun sehingga membuat sektor pertanian mati karena mengering, meskipun karena keadaan geografi namun tentunya pemerintah Afrika sendiri harus tetap mengambil tindakan guna membebaskan masyarakat Afrika dari krisis tersebut. Selain itu, kualitas SDM di Afrika sendiri sangatlah rendah, hal ini juga menjadi salah satu faktor yang memberikan jarak pada kelas sosial yang ada. Rendahnya SDM yang ada di Afrika sendiri disebabkan oleh minimnya pendidikan dan lapangan kerja, serta angka buta huruf yang tinggi. Selain dari faktor pendidikan, krisis pangan dan kelaparan serta wabah ebola yang kerap kali melanda dan penangannya yang sangat minim memicu angka kematian yang tinggi dan angka harapan hidup yang rendah.

    Rendahnya kualitas SDM yang dimiliki Afrika sendiri menjadikan dunia internasional merasa Afrika sendiri kurang layak untuk dijadikan investasi baik dari segi geografis maupun SDMnya, hal ini menyebabkan menurunnya tingkat investasi selama 40 tahun terakhir. Bahkan, ketika ada suatu negara yang menaruh investasi pada Afrika umumnya dana tersebut akan dikorupsi oleh pejabat pemerintahan Afrika.

    Sesuai dengan gagasan Karl Marx, bahwa terdapat suatu kesenjangan sosial di masyarakat dan kesenjangan ini sangatlah menunjukkan perbedaan antara kaum borjuis dengan kaum proletar. Adanya kesenjangan dan perbedaan kelas tersebut bukanlah hal yang baik menurut pandangan marxisme, sehingga pandangan marxisme sendiri pada dasarnya memicu revolusi untuk mengubah, menyamakan, atau setidaknya mengikis kesenjangan yang ada di masyarakat. Maka dari itu, sudah seharusnya para pemerintah di Afrika mencari jalan keluar untuk bangkit dan juga berkembang.

    Sudah sangat jelas pemerintah di Afrika membutuhkan solusi untuk membuat Afrika berkembang dan bangkit dari keterpurukan. Pemerintah Afrika sendiri tentunya butuh kebijakan-kebijakan ekonomi untuk menghentikan atau mengurangi korupsi yang ada. Dana yang seharusnya diinvestasikan dan menjadi modal bagi Afrika untuk berkembang seharusnya dapat dialokasikan dengan benar. Pemerintah Afrika juga harus berfokus untuk meningkatkan angka harapan hidup dengan pembangunan infrastruktur dan juga fasilitas kesehatan yang lebih memadai, terutama fasilitas kesehatan khusus menangani virus ebola. Selain itu, kualitas SDM yang sudah ada juga harus ditingkatkan dengan pembangunan sarana dan prasarana dalam bidang pendidikan bagi warga sipil, atau membentuk program beasiswa bagi mereka yang berpotensi, dengan begitu maka kualitas SDM Afrika sendiri dapat meningkat seiring berjalannya waktu. Apabila Afrika sendiri mengalami perkembangan, maka hal ini tidak hanya memberikan dampak pada masyarakat Afrika sendiri. Ketika perkembangan itu terjadi dan hadir di Afrika maka hal ini menjadi bukti bahwa Afrika sendiri telah mengalami revolusi sebagaimana yang digagas oleh Karl Marx, disisi lain adanya revolusi ini juga menandakan bahwa jarak kesenjangan kelas antara kaum borjuis dan kaum proletar di Afrika sudah mulai terkikis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun