Mohon tunggu...
Regina insi
Regina insi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Love Yourself

Alhamdulillah, Allah yang memberikan segala yang saya butuhkan bukan segala yang saya inginkan. Allah juga yang memberikan saya rezeki sejak dulu, saat ini dan sampai akhir hayat nanti. Terima kasih tak terhingga juga untuk kedua orangtua saya, Bapak-Ibu yang selalu mendukung saya dan tetap mendampingi saya dalam segala hal. Terima kasih sebanyak-banyaknya untuk teman-teman yang selalu ada. Terima kasih juga untuk seseorang yang tidak dapat saya tuliskan namanya yang telah menyadarkan bahwa Allah memberi cinta dari segala cinta yang ada, dan aku telah mendapati bahwa Allah mencintai kita melebihi apa yang pernah kita saling berikan, perhatian, pengertian, kasih sayang, dan yang terbesar adalah kesabaran. Dengan sabar kita pernah sama-sama yakin bahwa kita akan terus tumbuh bersama melawan ujian dari-Nya, dengan sabar pula kita membesarkan hati bahwa ini belum saatnya. Sampai jumpa di suatu masa!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melahirkan Satu Karya yang Membangkitkan Karya-karya Lainnya

11 Februari 2020   20:54 Diperbarui: 11 Februari 2020   20:59 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi adalah salah satu karya sastra yang memiliki nilai estetika didalamnya. Puisi adalah bahasa hati yang dituliskan dengan pilihan diksi. Puisi bagi sebagian orang adalah salah satu sastra yang cenderung membosankan dikarenakan isinya yang tak jarang membingungkan saat dibaca. Perlu pemahaman khusus dalam membaca suatu karya puisi dikarenakan puisi memiliki banyak majas, makna lambang, juga diksi yang jarang digunakan dalam sehari-hari. 

Bagi saya, puisi adalah hidup. Dengan puisi saya bisa merasakan hal-hal yang terkadang tidak dapat saya rasakan dalam kehidupan nyata. Pada dasarnya puisi adalah bahasa  jiwa dari tiap-tiap penulisnya, sebab itulah tidak semua orang dapat memahami makna dari suatu puisi. Terkadang kita mendapati seseorang yang tidak banyak bicara dan lebih suka menulis. Mungkin puisi adalah salah satu hasil dari menulis tersebut. 

Puisi seringkali dituliskan mengikuti perasaan seseorang terhadap sesuatu yang terjadi. Puisi juga bisa dijadikan sebagai ekspresi seseorang ketika senang juga ketika dilanda kesedihan mendalam. 

Saya pada awalnya tidak suka menulis puisi, saya lebih memilih membaca puisi karya orang lain. Hingga lama kelamaan saya justru suka menulis dan malu ketika diminta untuk membacakan puisi didepan khalayak ramai.

Kesukaan saya dalam hal menulis puisi akhirnya saya tunjukkan dalam keikutsertaan saya dalam lomba cipta puisi nasional dengan tema Hari Jadi pada tahun 2018 lalu. Lomba inilah yang akhirnya mengantarkan saya menjadi salah satu penulis yang karyanya terpilih untuk dibukukan dalam buku antologi puisi dengan judul 100 Hari Jadi yang terbit pada November 2018 dengan penerbit CV Jejak. Dalam buku itu karya saya dimuat di halaman 99 sampai 100.
Berikut adalah puisinya : 

Angan 

Karya Regina Insi

Jarum lentik berjalan
Berputar tiada tujuan
Mengiring lantun terkenang
Menjemput pesona bayang
Gesit denting berlagu
Berpindah dan berlalu
Menguntai nada menggoda
Terbuai bersama aksara
Penantian lama terasa
Senandung mengudara
Terhirup aroma bahagia
Lentik detik menggelitik
Palung hati rasa pelik
Melihat pesona mengagumkan
Terdengar nadi berantakan
Alun nada kian berpacu
Denting waktu menderu
Istimewa hari kutunggu
Kini, alun nada melemah
Seketika semua berubah
Bibir getar rindu menjalar
Luka lebar dan menyebar
Denting waktu tak lagi terdengar
Tak sanggup mengucap
Hati berharap
Tak rela lenyap
Hari jadiku
Selamanya jadi impian kosongku 

Masuknya karya tersebut dalam buku antologi puisi menjadi awal mula saya lebih bersemangat lagi dalam berkarya demi terciptanya karya puisi yang semakin baik dari hari ke hari. 

Untuk pembaca, selamat mencoba, semangat berkarya! 

Tulislah satu karya dengan versi terbaikmu dan jatuh cintalah pada prosesnya. Lakukan lagi dan lagi tanpa rasa bosan sama sekali saksikanlah bahwa kebosanan itu telah kalah dibelakangmu ketika kamu terus merangsek maju!!! 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun