Regina Indah Krisdianti, Dedin Finatsiyatull Rosida*, Sharita Artana Neri, Hedwigis Kenrina Tantri, Arlita Ramadhanty, R. Bagaskara Septiawan S., Reysa Fentiyaridha H.
Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik
UPN "Veteran" Jawa Timur
*Email : dedinbahrudin@gmail.comÂ
Penyimpanan makanan yang salah akan berdampak bagi kesehatan manusia., untuk itu diperlukan informasi tentang Storing Food Safety / Penyimpanan Pangan yang Aman. Storing Food Safety : Penyimpanan Pangan yang Aman adalah prosedur menata, menyimpan, dan memelihara bahan makanan sebelum kegiatan proses memasak dilakukan.Â
Penyimpanan makanan yang tidak higienis dan tidak terkontrol dapat menyebabkan produk memiliki umur simpan yang pendek sehingga berdampak pada terjadinya Food Wasting.Â
Tujuan dari penyimpanan bahan pangan adalah aktivitas yang membantu dalam menjaga kualitas dan nilai gizi pangan serta mencegah terjadinya kebusukan. Selain itu, prosedur penyimpanan makanan yang tepat dapat membantu mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen.
Penyimpanan makanan perlu diperhatikan beberapa bahan pangan memiliki umur simpan yang berbeda-beda yang ditentukan dari : 1) Faktor intrinsik (parameter formulasi dan pemrosesan); 2) Faktor ekstrinsik (suhu, RH, cahaya, tekanan total dan tekanan parsial gas yang berbeda, dan tekanan mekanis termasuk transportasi dan penanganan konsumen); dan 3) Sifat kemasan.Â
Jika menyimpan bahan pangan perlu dilakukan urutan pemisahan yang benar. Penyimpanan bahan pangan terdapat pengaturan penyimpanan makanan yang berbeda-beda menurut produknya seperti :
- Tingkatan paling atas : digunakan untuk menyimpan makanan siap santap
- Tingkatan kedua : digunakan untuk menyimpan produk makanan sisa (setelah dimakan namun belum habis)
- Tingkatan ketiga : digunakan untuk menyimpan potongan daging dan ikan segar serta menyimpan telur
- Tingkatan keempat : digunakan untuk menyimpan olahan daging giling serta telur
- Tingkatan dasar : digunakan untuk menyimpan semua daging unggas
Tips tentang cara menyimpan bahan makanan yang baik yaitu :
- Segera simpan bahan pangan yang mudah mengalami kerusakan dan pertahankan dalam suhu 5C (contoh : macam-macam produk daging dan ikan, buah-buahan dan sayuran, susu, telur, keju)
- Periksa petunjuk penyimpanan produk pada label kemasan
- Waspada terhadap bahan makanan yang mendekati tanggal kadaluarsa dan usahakan untuk segera membuang makanan yang terlihat atau berbau mencurigakan
- Selalu memeriksa dan mengamati tanggal kadaluarsa pada produk makanan, jika perlu bisa dengan menambahkan label tanggal ketika Anda membeli makanan tersebut
- Pisahkan penyimpanan bahan pangan mentah dengan produk jadi, dengan bahan mentah berada di bagian bawah dan produk jadi / makanan sisa berada di bagian atas
- Selalu jaga kebersihan kulkas dan freezer atau ruang penyimpanan lainnya
- Hindari kapasitas kulkas yang terlalu penuh
- Pada produk segar bisa disimpan dalam wadah tertutup serta dibungkus menggunakan plastic wrap, kantong plastik, atau aluminium foil
- Area penyimpanan makanan harus dijauhkan dari serangga, bakteri, tikus dan hewan lainnya, serta dari ancaman pencemaran dari bahan kimia berbahaya
- Penyimpanan makanan harus memenuhi prinsip First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO), yaitu bahan makanan yang disimpan lebih awal dan yang mendekati tanggal kadaluwarsa adalah yang pertama digunakan
- Tempat penyimpanan makanan harus sesuai dengan jenis bahan makanannya, contohnya bahan makanan yang mudah rusak segera disimpan di kulkas/freezer dan bahan makanan kering disimpan di tempat yang kering dan tidak lembab
- Selalu memeriksa kondisi makanan selama penyimpanan karena makanan dapat disimpan di dalam kulkas selama 3 bulan
Reference :