Mohon tunggu...
Regina Dwi Setiawan
Regina Dwi Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang tertarik akan kebahasaan dan dunia sastra. Selain itu, sebagai calon tenaga pendidik, saya senang akan hal-hal yang membahas terkait isu pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Ketidakmampuan Mengendalikan Emosi pada Peserta Didik dalam Sektor Pendidikan

1 November 2023   05:19 Diperbarui: 1 November 2023   05:32 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana ceritanya sampai terjadi dekadensi moral pada generasi penerus bangsa? Dewasa ini, marak terjadi peserta didik melakukan tindakan kekerasan pada teman sebaya bahkan terhadap pendidiknya. Hal ini dipicu berbagai motif sebagai dampak ketidakmampuan siswa dalam mengendalikan emosi. Fenomena ini menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa. Bahkan, mirisnya fenomena tersebut terjadi ketika siswa berada di lingkungan sekolah, tempat menimba ilmu dan menempa karakter yang baik.

Dilansir dari BBC NEWS INDONESIA, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat sepanjang Januari---Agustus 2023 terdapat 379 anak usia sekolah menjadi korban kekerasan fisik dan perundungan di lingkungan sekolah. Salah satu kasus yang terjadi yaitu di Gresik, Jawa Timur. Seorang siswi kelas 2 SD mengalami buta permanen pada mata kanannya diduga ditusuk oleh kakak kelasnya. Peristiwa ini terjadi pada 7 Agustus. Motif pelaku adalah korban tidak mau memberikan uang jajannya yang kepada pelaku. Dari berita ini dapat dilihat bahwa emosi pelaku tidak lagi terkontrol. Ia tanpa pikir panjang langsung menusuk mata kanan korban dengan tusuk bakso. Hal ini menjadi tantangan sendiri karena setelah kejadian, timbul trauma dari korban dan kerugian yang tak dapat dinilai harganya. Implikasi terhadap pendidikan salah satunya tercorengnya nama baik sekolah karena sekolah dinilai kurang aman sehingga korban disarankan untuk pindah sekolah.

Selain itu, dikutip dari detiknews, terdapat kejadian seorang guru di Madrasah Aliyah (MA) di Pilangwetan, Kecamatan Kebonagung, Demak, Jawa Tengah dibacok murid laki-laki berinisial AR. Peristiwa terjadi pada Senin (25/9/2023) di sekolahan tersebut. Motif pelaku adalah karena nilai Penilaian Tengah Semester (PTS) kurang memuaskan. Padahal, pelaku sering bolos sekolah. Dampak ketidakmampuan siswa mengendalikan emosinya ini adalah luka fisik yang diterima gurunya secara tiba-tiba. Selain luka parah yang diderita korban, hal ini juga berdampak pada teman-temannya yang lain karena terkejut sehingga pingsan. Tantangan yang dihadapi selama kasus ini dicoba untuk diselesaikan adalah pelaku yang kabur usai melakukan tindakan tersebut. Namun, setelah pencarian dan upaya pihak terkait, akhirnya pelaku berhasil ditangkap. Implikasi terhadap pendidikan adalah terganggunya hak siswa untuk mendapatkan pembelajaran karena harus dihadapkan pada kejadian yang tak terduga. Selain itu, sekolah juga diliburkan sementara untuk memulihkan suasana. Ketika pembelajaran sedang lancar-lancar saja dijalankan, tiba-tiba ada kasus, terpaksa semua elemen satuan pendidikan yang kena imbasnya.

Selang sehari, kasus tak terpuji terulang kembali yaitu bullying di Cilacap, Jawa Tengah. Bersumber dari Kompas.com, peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (26/9/2023). Motif pelaku adalah rasa tidak terimanya terhadap pernyataan korban yang mengaku termasuk ke dalam geng Barisan Siswa (Basis) yang diketuainya. Disebutkan bahwa korban sempat menantang untuk menemui pelaku, namun dampak ketidakmampuan pelaku mengendalikan emosi yang ditimbulkan justru fatal. Pelaku dengan teganya menyiksa korban hingga korban menderita luka lebam. Tantangan yang dihadapi selain penyelesaian kasus yang ada yaitu tindak lanjut terhadap keberadaan geng-geng di lingkungan pendidikan yang bisa saja sebelumnya tidak diketahui eksistensinya. Implikasi terhadap pendidikan adalah siswa tidak menunjukkan dirinya sebagai siswa seharusnya. Pelaku tidak mencerminkan nilai-nilai luhur pendidikan yang sudah dan sedang ia tempuh.

Terakhir, video yang menampilkan aksi perundungan terhadap siswa SMP di Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar), viral di media sosial. Korban dipukul dan ditendang oleh teman-temannya. Kasus ini terjadi pada Senin, (23/10/2023), dikutip dari iNews. Motif pelaku adalah korban yang tidak menggubris ajakan pelaku untuk berkelahi. Diketahui bahwa pelaku dalam kasus ini terdiri dari beberapa pelaku. Dampak ketidakmampuan mengendalikan emosi dari pelaku adalah upaya pemberian penyembuhan trauma pada korban dan para pelaku terancam sanksi. Selain itu, dampak yang ditimbulkan adalah keterikatan pihak keluarga yang melanjutkan ke ranah hukum karena tidak ditemukannya titik terang dalam upaya mediasi. Tantangan yang perlu dihadapi adalah proses hukum yang mengharuskan kedua belah pihak terlibat lebih lanjut untuk menyelesaikan kasus ini. Implikasinya terhadap pendidikan adalah terlibatnya kepala sekolah yang dimintai pengakuan bahwa dari video yang beredar adalah siswanya. Hal ini tentu merusak nama baik sekolah dan membuat malu pihak sekolah.

Emosi peserta didik bisa dipicu dari berbagai motif. Sayangnya, ada beberapa peserta didik yang tidak mampu mengendalikannya sehingga bertindak tidak wajar. Identitasnya sebagai peserta didik tentu menunjukkan keterlibatannya dengan sektor pendidikan. Dampak yang diberikan banyak menimbulkan hal-hal negatif, seperti timbulnya trauma pada korban, luka fisik pada korban, keberanian untuk menindas korban, juga merusak nama baik sekolah. Hal-hal ini menjadi tantangan terbesar bagi banyak pihak, terutama sektor pendidikan. Implikasinya, fokus upaya pendidikan menjadi kian bercabang karena selain membimbing peserta didik untuk menjadi sosok yang berilmu, pendidikan juga perlu membimbing peserta didik menjadi pribadi yang bermoral.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun