Mohon tunggu...
Regina Dionne
Regina Dionne Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Antiinflamasi, Penyembuh Sekaligus Penghambat

25 Oktober 2017   20:01 Diperbarui: 25 Oktober 2017   20:13 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hai pembaca setia Kompasiana! Selamat datang kembali di artikel saya yang ketiga. Pada artikel kali ini, saya akan membahas tentang sejauh mana efek samping dari obat inflamasi, terutama pada pertumbuhan dan perkembangan otot. Tetapi sebelum membahasnya, penulis akan menjelaskan telebih dahulu apa yang dimaksud dengan  jaringan otot dan juga obat antiinflamasi

Jaringan otot adalah jaringan yang tersusun oleh sel-sel otot (serat otot) dan miofibril (serabut halus). Penyusun jaringan otot terdiri dari filamen aktin dan miosin, dua jenis protein kontraktil yang memungkinkan jaringan otot menjalankan fungsinya,yaitu sebagai jaringan yang dapat berkontraksi. Antar sel-sel dalam jaringan otot dibatasi oleh sarkolema atau lapisan membran yang mengelilingi sel otot..

Inflamasi berasal dari bahasa Latin yaitu Inflammo yang artinya "saya dibakar, saya menyalakannya". Inflamasi adalah respon tubuh yang bertujuan untuk  melindungi diri yang terjadi pada saat tubuh menerima rangsangan yang berbahaya . Reaksi vascular yang hasilnya berupa pengiriman cairan, zat-zat yang terlarut, dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan intertisial pada bagian tubuh yangm engalami cedera akan terjadi saat proses inflamasi berlangsung.. 

Inflamasi dapat menyebabkan rasa nyeri, pembengkaan, kemerahan, immobilitas, pembengkaan. Mengonsumsi obat antiinflamasi merupakan salah satu cara untuk mengatasi akibat dari inflamasi. Obat antiinflamasi sendiri yang merupakan obat sintetis dibagi menjadi dua, yaitu Anti-Inflamasi Steroid dan Anti-Inflamasi Non Steroid (NSAID).

Obat antiinflamasi steroid adalah jenis obat antiinflamasi yang kerjanya lebih dini dalam mencegah respon tubuh berupa nyeri dari trauma atau kerusakan jaringan yang berat (misalnya : Hidrokortison, Deksametason, dan Prednisone), sedangkan obat antiinflamasi nonsteroid adalah obat yang mempunyai efek anti peradangan, anti piretik untuk menormalkan suhu tubuh, dan fungsi analgesik untuk pereda nyeri. Mekanisme kerja obat ini fokus pada penghambatan isoenzim COX-1 (cyclooxygenase-1) dan COX-2 (cyclooxygenase-2). 

Enzim cyclooxygenase ini memiliki peran dalam mendorong proses pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari arachidonic acid. Beberapa contoh obat yang termasuk golongan ini adalah salisilat, asetat, propionat, oxicam. Obat antiinflamasi jenis nonsteroid sifatnya lebih dangkal daripada yang jenis steroid sehingga lebih cocok untuk jenis luka dan trauma yang leih ringan, seperti peradangan akibat pukulan dan benturan, pembedahan, nyeri saat haid, dan lain-lain.

Pembahasan di atas merupakan sedikit penjelasan tentang jaringan otot dan obat antiinflamasi. Sekarang, saya akan mulai masuk ke topik utama artikel ini yaitu tentang efek samping dari obat antiinflamasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan otot. Saya memiliki beberapa argumen yang menunjukkan bahwa obat antiinflamasi menghambat pertumbuhan dan perkembangan otot.

Obat antiinflamasi steroid memiliki dua efek yaitu glukokortikoid dan mineralokortikoid. Efek glukokortikoid adalah efek yang meningkatkan pembentukan glukosa yang berasal dari protein (glukoneogenesis), sehingga kadar gula darah dalam tubuh dapat meningkat. Oleh karena itu, tak dapat dihindari lagi bahwa orang yang mengonsumsi obat ini secara berlebihan atau melebihi batas wajar memiliki resiko besar untuk terserang diabetes. Efek lain yang disebabkan glukokortikoid adalah penguraian protein. 

Secara tidak langsung protein yang akan dibutuhkan dalam pembentukan tulang akan berkurang pula. Hal ini akan menyebabkan terjadinya keropos tulang pada orang dewasa dan mengganggu pertumbuhan tulang pada masa pertumbuhan anak - anak jika digunakan dalam jangka waktu lama., Glukokortikoid juga akan mempengaruhi metabolisme lemak dalam tubuh sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan lemak pada bagian - bagian tubuh tertentu. Efek yang terakhir adalah penurunan fungsi jaringan limfa sehingga berakibat pada sel limfosit yang mengecil dan berkurang jumlahnya dan berujung pada penurunan kekebalan tubuh.

Beberapa obat memiliki efek samping yang berbeda-beda. Pada obat antiinfamasi, obat ini berefek pada pertumbuhan dan perkembangan otot. Argumen pertama saya adalah obat antiinflamasi akan menghambat proses inflamasi, jika dilihat dari namanya pastinya muncul pemikiran bahwa obat ini melawan inflamasi. Inflamasi memiliki peran penting untuk memulai proses perbaikan untuk jaringan yang rusak. Dalam perkembangan sebuah otot perlu dimulai dengan terjadinya kerusakan pada otot sehingga jika obat antiinflamasi yang mengatasi inflamasi dikonsumsi secara berlebihan akan mengakibatkan proses perbaikan jaringan otot menjadi terhambat yang akan berujung pada pertumbuhan dan perkembangan otot yang menjadi terhambat.

Argumen kedua saya adalah terjadinya insufisiensi kelenjar adrenal yang berarti kelenjar adrenal tidak mampu menghasilkan hormon kortisol (steroid) selama beberapa minggu bahkan mungkin hingga berbulan -- bulan. Ganguan ini juga dapat menyebabkan gangguan sirkulasi hormon di dalam tubuh yang diakibatkan oleh penggunaan antiinflamasi steroid. Meskipun struktur kimia obat antiinflamasi steroid hampir sama dengan hormon steroid, obat tersebut tidak dapat menjadi pengganti hormone steroid yang asli. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun