Mohon tunggu...
Regina Dealova
Regina Dealova Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi akuu main voli dan membacaaa

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Memahami Empati Tentang Kajian Teori Martin Hoffman

21 Januari 2025   22:56 Diperbarui: 21 Januari 2025   22:56 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Memahami Empati Tentang Kajian Teori Martin Hoffman

Empati, kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain, merupakan elemen penting dalam kehidupan sosial manusia. Martin Hoffman, seorang psikolog perkembangan terkemuka, telah memberikan kontribusi signifikan dalam pemahaman kita tentang empati melalui teorinya yang komprehensif. Teori Hoffman tidak hanya menjelaskan bagaimana empati berkembang, tetapi juga mengidentifikasi berbagai jenis empati dan faktor-faktor yang memengaruhinya.

Tahapan Perkembangan Empati menurut Hoffman:

Hoffman mengidentifikasi beberapa tahapan perkembangan empati, yang diawali sejak bayi dan terus berkembang hingga dewasa. Tahapan ini bukan merupakan tahapan yang kaku dan terpisah, melainkan proses yang bertahap dan saling tumpang tindih.

Empati Global (Neonatal hingga 1 tahun): Pada tahap ini, bayi belum mampu membedakan antara diri sendiri dan orang lain. Mereka merespon emosi orang lain dengan cara yang mirip dengan merespon emosi mereka sendiri. Tangisan bayi lain dapat memicu tangisan bayi tersebut, bukan karena memahami perasaan bayi lain, melainkan karena merasakan ketidaknyamanan yang serupa.

Empati Egosenris (Usia Prasekolah, sekitar 2-6 tahun): Anak-anak pada tahap ini mulai memahami bahwa orang lain memiliki perasaan yang berbeda dari mereka sendiri. Namun, pemahaman mereka masih egosentris, artinya mereka cenderung merespon emosi orang lain berdasarkan pengalaman dan perspektif mereka sendiri. Mereka mungkin menawarkan solusi yang akan membantu mereka sendiri dalam situasi yang sama, meskipun solusi tersebut tidak tepat bagi orang lain.

Empati untuk Perasaan Orang Lain (Usia Sekolah dan seterusnya): Pada tahap ini, anak-anak mulai mampu mengambil perspektif orang lain dan memahami perasaan mereka secara lebih akurat. Mereka dapat membedakan antara perasaan mereka sendiri dan perasaan orang lain, dan merespon dengan cara yang lebih tepat dan empatik. Mereka mulai menunjukkan perhatian dan kepedulian terhadap penderitaan orang lain.

Empati untuk Kondisi Orang Lain (Remaja dan Dewasa): Pada tahap ini, kemampuan empati semakin berkembang, mencakup pemahaman yang lebih kompleks tentang situasi dan konteks sosial. Mereka mampu memahami perasaan orang lain bahkan jika mereka belum pernah mengalami situasi yang sama. Mereka juga dapat merasakan empati untuk kelompok sosial yang lebih luas, seperti masyarakat atau kelompok minoritas.

Jenis-jenis Empati menurut Hoffman:

Hoffman juga membedakan beberapa jenis empati berdasarkan proses kognitif dan emosional yang terlibat:

Empati Afektif: Ini adalah respon emosional langsung terhadap emosi orang lain. Kita merasakan emosi yang sama dengan orang lain tanpa perlu memahami secara kognitif situasi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun