Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan tren yang cukup banyak diminati masyarakat di seluruh dunia, mulai dari fashion, makanan, musik, hingga perawatan. Layaknya setiap negara di dunia, Korea Selatan memang memiliki ciri khas dalam setiap kebudayaannya yang menjadikannya unik dan dikenal oleh dunia.Â
Namun, ada satu kebudayaan yang cukup menarik bagi saya, yaitu Honjok. Honjok merupakan sebutan yang ditujukan bagi orang Korea Selatan yang memilih untuk menjalani kehidupan berumahtangganya sendiri. Honjok merupakan gabungan dari kata 'hon' yang berarti sendiri, dan 'jok' yang berarti keluarga, dan budaya Honjok ini telah muncul sejak tahun 2010.Â
Masyarakat yang menjadi Honjok ini berarti menjadi mandiri seumur hidupnya dan cenderung tidak ingin memiliki anak sehingga mereka memilih untuk tidak menikah. Mereka memilih untuk berkarir di tengah masyarakat yang terus berkembang mengikuti arus zaman, dan juga mereka melakukan kegiatan sehari -- hari tanpa melibatkan orang lain, seperti berbelanja, makan, berlibur, atau rekreasi.Â
Keadaan ini semakin memperburuk keadaan demografi Korea Selatan yang sedang mengalami generasi Sampo, atau melepaskan hubungan, perkawinan, dan anak, karena dengan adanya generasi ini, melajang atau budaya Honjok menjadikan Korea Selatan krisis penduduk tanpa adanya regenerasi.
Dalam komunikasi antarbudaya, terdapat identitas yang menjadi ciri khas setiap manusia ataupun kelompok. Identitas budaya menjadi konsep di tengah masyarakat dengan kebiasaan yang sudah dilakukan, dengan cara diwariskan, diturunkan, dipelajari, atau dibagikan dengan masing -- masing elemennya.Â
Namun, dengan adanya perkembangan zaman dan globalisasi, maka perluasan konsep dari seluruh dunia juga semakin mudah terjadi. Hal ini kemudian menyebabkan identitas budaya yang abstrak denga adanya percampuran budaya, dan pengaruh yang diberikan oleh identitas lain kepada kelompok yang berbeda. Korea Selatan menerapkan kebudayaan negara -- negara individualis seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan negara -- negara lainnya yang juga menerapkan budaya individualis.Â
Budaya Honjok warga Korea Selatan ini kemudian menjadi identitas yang dimiliki oleh mereka, yaitu sebagai identitas nasional dan identitas pribadi. Identitas nasional merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh sebagian besar orang di tempat ia dilahirkan. Hal ini menjadikan suatu negara memiliki karakter nasional, terlepas dari perbedaan etnis, ras, agama, atau individunya karena kebiasaan sebagian besar masyarakatnya sama dalam hal perilaku dan keyakinan.Â
Identitas pribadi merupakan karakteristik yang membedakan seseorang dengan lainnya di dalam sebuah kelompok. Kelompok dalam hal ini adalah Korea Selatan, dan pribadinya adalah orang yang memilih untuk menjadi Honjok.Â
Orang yang memilih untuk menjadi Honjok memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang lain yang tidak memilih untuk menjadi Honjok, meskipun memang sebagian besar masyarakat Korea Selatan memilih budaya individualis.Â
Yang menjadi perbedaan adalah budaya Honjok memilih untuk menjadi mandiri dan berkarir tanpa melibatkan orang lain dalam kehidupan rumah tangganya, sedangkan budaya individualis adalah nilai budaya dimana individu mulai terlepas dari masyarakat dan hanya memusatkan perhatian pada dirinya dan keluarga intinya saja.
Budaya Honjok menjadi identitas masyarakat Korea Selatan yang cukup menarik, karena menyangkut masa depan demografi. Namun, hingga saat ini masyarakat masih belum menyikapi dengan serius keadaan ini karena keinginan mereka untuk mandiri dalam berkarir dan menyikapi perkembangan zaman.