Mohon tunggu...
Regina and Literacy
Regina and Literacy Mohon Tunggu... Lainnya - Gerakan Literasi Sekolah

Perkenalkan, kami dari SMA Regina Caeli. Kami menggunakan wadah Kompasiana untuk menjadi platform kami dalam berliterasi, salah satunya dengan menulis. Tulisan-tulisan di website ini adalah karya peserta didik di SMA Regina Caeli dan telah terlebih dahulu dibaca dan di-edit oleh koordinator gerakan literasi SMA, yaitu Jenny Erfina Saragih. Terima kasih, sudah bersedia membaca dan berkomentar. Salam literasi!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Surat Terbuka untuk Bapak Presiden RI: Kesehatan Mental Remaja Penting Pak

17 Agustus 2022   14:53 Diperbarui: 17 Agustus 2022   16:52 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Yth. Bapak Presiden RI
Ir. Joko Widodo
di Tempat

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Semoga bapak dan keluarga dalam kondisi yang sehat.


Perkenalkan nama saya adalah Naila Maheswari, umur saya adalah 17 tahun. Saya seorang pelajar yang menduduki bangku SMA. Saya menulis surat terbuka ini dengan tujuan yang jelas. Sebagai seorang pelajar, saya sangat paham rintangan yang dirasakan oleh para pelajar,akibat sister edukasi kita yang belum sempurna dan masih butuh banyak perbaikan.

Kurikulum yang kita punya sekarang adalah kurikulum "Merdeka Belajar", tetapi saya merasa belum benar-benar merdeka. Memang benar kurikulum ini memberikan peluang untuk pelajar berpikir, berpendapat, dan mencari cara baru untuk menggali pendidikan. Namun, yang saya alami adalah bahwa pada akhirnya saya tidak merdeka dari tuntutan yang datang dari sekolah dan juga keluarga. Saya sering berada di bawah tekanan. Tekanan untuk menjadi pelajar yang sempurna, tekun, dan aktif. Saya tahu bahwa itu merupakan kewajiban saya, tetapi hal itu juga pada akhirnya berdampak pada kesehatan mental saya.

Pak, saya merasa bahwa pemerintahan kita ini sepertinya belum sepenuhnya mendukung kesehatan mental para pelajar. Hal ini sangat disayangkan karena kesehatan mental itu seharusnya sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Kurangnya diskusi yang informatif mengenai kesehatan mental menjadi salah satu akibat kenapa topik ini masih menjadi hal yang tabu.

Pelajar belum sepenuhnya merdeka jika mereka belum mendapatkan informasi mengenai kesehatan mental. Pelajar belum sepenuhnya merdeka jika mereka belum mendapatkan akses terhadap bantuan dari tenaga kesehatan. Sebagai negara yang merdeka, kita harus memenuhi segala kebutuhan rakyat tanpa terkecuali.

Saya berharap akan ada masa depan yang cerah bagi para pelajar Indonesia. Masa depan di mana penerus bangsa benar-benar merdeka dari berbagai bentuk penjajahan. Mari kita prioritaskan kesehatan mental pelajar, karena kelak mereka yang akan memimpin negara ini.

Sekian dari saya. Saya sangat berterima kasih atas waktunya. Saya juga ingin meminta maaf jika terdapat kalimat yang menyinggung Anda. Saya berharap kita semua akan selalu diberikan perlindungan dan kesehatan.

Salam hormat,
Naila Maheswari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun