Apa benar hidup ini adalah sebuah pilihan?
Dalam kesendirian saya, saya merenungi bahwa apa yang saya dapat dari hidup ini, apa yang saya jalani saat ini sebagian besar merupakan hibah yang harus di lanjutkan.
Dari lahir orangtua kita sudah menghibahkan agama, ya agama sesuatu yang kita imani. Sadar atau tidak sedari bayi saya sudah di babtis menjadi kristiani. Sadar atau tidak saya sudah terdoktrin akan iman saya ini.
Semakin dewasa saya makin sadar bahwa kita terkadang di paksa memilih. Jika pacaran harus sama yang seagama, menikah tidak boleh lebih dari umur 30 tahun, dan banyak doktrin-doktrin lain.
Saya berpikir dengan keras, apa hidup ini dirancang untuk menyenangkan orang lain? Sebagai manusia yang masih mencari makna dan kebahagiaan hakiki dari hidup ini sendiri. Apakah boleh kita menentang doktrin ini,? menentang apa yang umum?
Nyata-nyata jika kita melenceng sedikit dari doktrin yang ada, kita pasti akan di serang habis-habisan oleh manusia lain.
Ohh, jadi hidup ini milik siapa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H