Mohon tunggu...
Regi Mirando
Regi Mirando Mohon Tunggu... Mahasiswa - Salam Pemimpi - Mimpi Itu Luar Biasa

Sosok Pemuda yang berusaha mewujudkan Visi dengan strategi Misi dan dieksekusi dengan Aksi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sunan

20 Desember 2022   13:04 Diperbarui: 20 Desember 2022   13:08 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adanya kemajuan teknologi bidang informasi dan komunikasi membawa dampak positif dan negatif bagi kita semua tergantung dari bagaimana cara kita menggunakan teknologi tersebut.

Bukan hanya diri saja yang merasakan bahwa siaran program acara di televisi sekarang banyaklah menayangkan tontonan mudharat dibandingkan tontonan yang penuh manfaat. Hanya ada satu atau beberapa saja yang ditampilkan, itupun dengan waktu siar yang singkat.

Berbeda dengan film-film zaman 90an dan sebelumnya yang menginspirasi dan banyak memberikan manfaat terkait menjalani kehidupan. Sayangnya fasilitas untuk mengakses tontonan di zaman dahulu sangatlah terbatas. Dan di era sekarang fasilitas itu mudah didapatkan.

Seperti film yang penuh pengajaran dan pembelajaran serta pembekalan hidup yang diajarkan oleh para sunan yang sembilan. Hari ini menonton berbagai penggalan kisah Sunan Kalijaga yang ada di YouTube. Peran yang sangat dihayati, cerita yang sangat natural, dan kualitas filmnya sangat bagus. Seandainya dulu sudah ada teknologi secanggih sekarang pastilah film yang dibuat pasti akan lebih baik lagi karena dipadukan dengan aktor dan aktris nya yang luar biasa.

Dan yang penting lagi adalah, seandainya hari ini masih ada para sunan maka bisa saja akan banyak menimbulkan kontroversi ditengah masyarakat. Karena sistem dakwah yang amat sangat tinggi namun sederhana, sehingga pemahamannya memang harus dipahami oleh orang yang betul-betul ingin memahami agama. Dan orang zaman dahulu sangat serius dalam beragama, bandingkan dengan sekarang yang seakan-akan manusia beragama namun tidaklah mencerminkan bahwa dia beragama dalam kehidupan sehari-hari.

Manusia lupa bahkan mengabaikan kontrak primordial nya dengan Tuhan. Beragama cukuplah di KTP saja karena itu saja cukup untuk diakui manusia sebagai orang yang beragama. Padahal Islam memiliki Aqidah, Iman, Ihsan, dan Ikhlas yang memiliki pula tingkatan dari berislam dan berimannya. Mulai dari wajibul yaqin naik ke ainul yaqin barulah sampai pada haqqul yaqin terhadap ajaran Islam untuk menjalani kehidupan.

Berbicara tentang kehidupan tentunya sebagai manusia yang merupakan makhluk hidup, sudah sepantasnya bahwa makhluk hidup mempertahankan hidupnya dengan makan dan minum serta berkembang biak. Makanan dan minuman didapatkan dengan cara berwasilah kepada Allah untuk memberikan rezekinya dengan cara bekerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun