Berita FPI yang bentrok di kendal jawa tengah hampir memenuhi media beberapa hari ini, pro kontra bersambut beserta komentar-komentar masyarakat tentang keberadaan FPI. Saya membaca salah satu berita di media, ada komentar (Johannesburg, Gauteng)tentang keterlibatan POLRI sebagai berikut, harap para kompasianer yang berwawasan membantu buktikan kebenaran berita ini:
PANTASLAH FPI GA PERNAH DIBUBARKAN
Wikileaks kembali membocorkan sejumlah dokumen rahasia Amerika Serikat yang terkait dengan Indonesia. Kali ini dalam dokumen terbarunya, Wikilekas memaparkan mengenai hubungan antara polisi dengan ormas Front Pembela Islam (FPI).
Selain mengungkapkan mengenai FPI yang dijadikan ‘ATTACK DOG’ Polri, dan menyebutkan mengenai mantan Kapolri yang kini menjadi Kepala BIN, Jenderal (Purn) SUTANTO sebagai tokoh yang pernah mendanai FPI, bocoran Wikileaks juga mengatakan bahwa mantan Kapolda Metro Jaya, Komjen (purn) NUGROHO DJAJUSMAN, sebagai tokoh yang ‘dihormati’ di lingkungan FPI.
Bocoran Wikileaks menyebutkan bahwa FPI mempunyai kedekatan dengan Nugroho Djajusman, dan Nugroho telah mengakui hal itu kepada pejabat Kedubes AS. “Tapi Nugroho membela diri dengan mengatakan bahwa suatu hal yang lumrah ia memiliki kontak dengan semua organisasi, termasuk FPI, karena posisinya saat itu sebagai Kapolda Metro Jaya,” ungkap Wikileaks.
Telegram ini kemudian membeberkan bagaimana Nugroho menggambarkan hal itu, dengan mengklaim bahwa Jenderal Sutanto saat menjadi Kapolri, kekurangan koneksi yang diperlukan dengan FPI. Dan saat terjadi demonstrasi disertai aksi kekerasan oleh massa FPI, Sutanto terpaksa harus menelepon dan meminta bantuan Nugroho sebagai tokoh yang dihormati di lingkungan FPI.
Mantan Kapolri yang kini menjadi Kepala BIN, Jenderal (Purn) Sutanto, adalah tokoh yang telah mendanai FPI. Pendanaan dari Sutanto itu diberikan sebelum serangan yang dilakukan FPI ke Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Februari 2006 silam.
Namun kemudian Sutanto menghentikan aliran dananya setelah serangan terjadi. ”Yahya Asagaf, seorang pejabat senior BIN mengatakan, Sutanto yang saat itu menjadi Kapolri menganggap FPI bermanfaat sebagai ‘attack dog’,” ungkap telegram rahasia yang dipublikasikan oleh Wikileaks itu.
Saat pejabat kedutaan AS menanyakan manfaat FPI memainkan peran ‘attack dog’ itu, karena sebenarnya polisi sudah cukup menakutkan bagi masyarakat, Yahya menjelaskan bahwa FPI digunakan sebagai ‘alat’ oleh polisi, agar petugas keamanan itu tidak menerima kritik terkait PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA. Disebutkan juga bahwa mendanai FPI adalah sudah tradisi di lingkungan Polri dan BIN.
“Nugroho kemudian mengatakan kepada pejabat Kedutaan AS bahwa dia kemudian menelepon Ketua FPI, Habib Rizieq, dan mengatur penyerahan diri tiga orang anggota FPI, yang mengatur kekerasan di depan Kedubes AS,” ungkap bocoran kawat diplomatik tersebut.
*TERNYATA MEMANG MESTI MASYARAKAT SENDIRI YANG MEMBUBARKAN FPI SEPERTI WARGA DAYAK DAN KENDAL*
**Sumber berita http://www.merdeka.com/foto/peristiwa/fpi-tunjukkan-kupon-togel-didapat-saat-sweeping-di-kendal.html