"Jangan pernah berbuat sesuatu yang kau sesalkan"
Musashi tetap melanjutkan perjalanan ke puncak gunung cahaya meskipun tertatih-tatih langkahnya karena kakinya semakin bengkak bernanah. Dan sesekali terpaksa berhenti ketika kakinya mengejang karena pemaksaan tekad jiwanya atas kaki raganya. Semalam, dalam ketergesaannya kakinya tersandung paku berkarat . Sungguh sangat disesalinya. Dia yang bertujuan menggapai puncak kegemilangan, namun sempat terlena sejenak. Hanya sejenak namun hampir menghentikan perjalanannya.
Dalam perenungannya, musashi membajakan dirinya dengan menuliskan tekadnya :
"Jangan menyesal...."
Namun, setelah kemudian beberapa jengkal melangkah. Dihapusnya kata-kata itu dari bukunya. Karna kata-kata itu hanya sekadar menghibur diri atas kesalahan yang telah dilakukannya. Mengasihani diri sendiri. Kemudian Musashi tersadar, bahwa dia harus tegar dan bertanggungjawab atas hidup dan kehidupannya.
Dan, dia menulis peringatan buat dirinya :
"Jangan merasa menyesal.."
Setelah beberapa saat tertatih. Rasa sakit yang ditimbulkan dari bengkak nanah di kakinya telah menjalari seluruh tubuh, seluruh kesadarannya. Luka dan rasa sakit yang menyelimutinya perlahan-lahan mengantarkan musashi di dataran nan luas dan terang benderang. Maka, dihapuskan kata-katanya dan sambil sejenak memandang matahari, dengan sorot mata pasti dia goreskan tinta di bukunya.
"Jangan pernah berbuat sesuatu yang kau sesalkan"
Puncak introspeksi musashi bahwa sikap kewaspadaan dan kecermatan dalam melangkah adalah hal yang sesungguhnya harus dilandaskan. Sehingga tidak akan terjadi sesuatu yang akan membawanya pada rasa sakit yang akan disesalinya. Paku kecil akan mampu menghancurkan harapan besar.