Perubahan adalah fitrah duniawi. Satu-satunya yang tetap adalah perubahan itu sendiri. Menurut Regia, tidak ada upaya daya dalam mengelola perubahan selain tulus ikhlas mengikuti langkah dinamika perubahan.
Setelah lulus kuliah tahun 2002, Regia melanjutkan fase berikutnya dengan bekerja di salah satu bank papan atas di bagian kredit. Karirnya mulai menanjak, namun dipersimpangan karir atau keluarga, lebih memilih membina keluarga. Kebetulan suaminya kerja di jakarta.
Tahun 2006, dari mengurusi angka-angka kredit beralih ke urusan dapur, urusan keluarga lainnya. Suaminya sebenarnya miris, terlebih dalam keseharian, pagi buta sudah di tinggalkan sendirian di rumah sampai malam yang menggulita. Cerita jamak pegawai rendahan yang bekerja di jakarta dengan rumah di provinsi tetangga. Waktu demi waktu berlalu, sampai dengan bayinya yang terlahir pada 2007 telah menjadi anak sekolah dasar kelas 3.
Telah 8-9 tahun mengabdikan diri sebagai ibu rumah tangga. Hanya saja, realitas tidak dapat dipungkiri. Kalau dulu, pagi sampai malam ditinggalkan suami mencari nafkah. Sekarang si anak meninggalkan dari pagi sampai sore ke sekolah. Â
Oia, suami kembali bekerja di jakarta. Namun, regia dan ravindra menetap di surabaya. Suami istri ini telah bersepakat memilih surabaya sebagai homebase karna suami sebagai pegawai yang acapkali di mutasi dengan lingkup indonesia raya. Dan, di surabaya ini ravindra bisa menjadi penghiburan bagi akung dan utinya.
Kembali ke waktu yang luang serta ada rasa bersalah dari suami yang kurang memberikan ruang aktualisasi diri bagi seorang regia. Lulusan its dari fakultas matematika. Pppfffuiiihh, kombinasi yang membuat orang ternganga dan bertanya-tanya bagaimana bisa lulus dari situ. Catatan penting, ketika semester akhir regia sempat memberikan les privat untuk anak-anak sd/smp. Bekal yang sangat memadai untuk menjadi pembimbing kumon.Â
Sedangkan untuk menjadi pembimbing efl, regia pun memiliki modal yang kuat. Pada masa menjelang sarjana, regia telah mempersiapkan diri di lembaga bahasa inggris terkemuka untuk continue study abroad. Secara nilai, regia telah memenuhi kualifikasi.
Kumon? Ya, ananda ravindra sejak kelas 2 sd telah diikutkan kumon. Dan, tampaknya anaknya secara keseluruhan menikmati matematika. Meskipun tidak dipungkiri bahwa terdapat fase jenuh anak dalam proses repetisi di metode ini. Â Kumon adalah metode pembelajaran yang secara gradual membangun kemandirian anak dalam pemecahan masalah. Hmmm kita yang sudah dewasa saja pasti bosan, apalagi anak. Practices makes perfect. Adagium itulah yang mengharuskan peran aktif orang tua (he he baca : ibunya) dalam memotivasi dan mengkondisikan anak untuk tabah dan tekun dalam proses pembelajaran kumon. Setelah melewati liku-liku setahun, banyak sikap positif ravindra yang tumbuh pesat terutama yang berkaitan dengan akademis.
Kemampuan, pengalaman dan motivasi itulah yang mendorong Regia mendaftar sebagai pembimbing. Setelah melewati serangkaian tes, wawancara dan pemilihan lokasi maka Regia diberikan kesempatan berkarya sebagai pembimbing. Alhamdulillah.
Namun, menjadi pembimbing ternyata tidaklah sekedar hanya mampu secara teknis dalam matematika. Kemampuan manajerial dan akuntansi sangat diperlukan meskipun dalam skala yang mungkin terbatas. Hal yang sangat berat adalah tuntutan pembimbing mesti mengenali kemampuan dan potensi anak secara individual sehingga pembimbing mampu membuat program pembelajaran yang realistis dalam pencapaian target anak. Termasuk didalamnya adalah memicu dan memacu peran keterlibatan aktif orangtua dalam program tersebut. Wow banget, ternyata.
 Ya, transformasi dari ibu rumah tangga ke entrepreneur dalamm hitungan bulan ini memberikan banyak hal yang mencengangkan. Sekarang ini, Regia seorang entreprenneur? Pasti. Suatu (beberapa) pengorbanan yang cukup signifikan telah dilakukan dalam mewujudkan untuk mimpi dan harapan pembelajaran matematika dan inggris anak-anak di daerah kebon agung ini.