Mohon tunggu...
Reginaldi Eleazar Pratama
Reginaldi Eleazar Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis beginner

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bersama Kita Ciptakan Net-Zero Emissions

24 Oktober 2021   16:52 Diperbarui: 24 Oktober 2021   16:55 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Akhir-akhir ini, istilah Net-Zero Emissions kembali mencuat kepermukaan setelah sekian lama tidak terdengar. Istilah itu pun kini menjadi sorotan kembali setelah Presiden Amerika Serikat (USA), Joe Biden melalui acara Climate Leader's Summit pada April 2021 lalu menggagas istilah ini kembali. Istilah itu makin populer karena negara-negara yang menghadiri dan mengikuti acara tersebut menyampaikan komitmen mereka untuk berusaha mencapai net-zero emissions pada 2050. Sebenarnya acara-acara Internasional untuk menyelamatkan bumi telah sering dilakukan, namun kita semua tentu berharap bahwa acara yang di gagas presiden Amerika Seriket tersebut dapat menjadi konsen ke depannya oleh semua negara khususnya yang terlibat dalam acara tersebut.

Negara Indonesia sendiri juga sudah membuat komitmen untuk menyukseskan acara tersebut. Indonesia membuat target untuk mencapai net-zero emissions (NZE) paling lambat tahun 2060. Dalam prakteknya, Pemerintah menghadapi berbagai tantangan untuk menciptakan NZE, seperti biaya yang tinggi, teknologi yang belum memadai, SDM yang mumpuni, dan dari kesadaran masyarakat Indonesia sendiri untuk mau sama-sama berjuang menciptakan NZE.   Pemerintah dalam usahanya tetap berusaha dengan membuat berbagai macam kebijakan pada berbagai sektor yang menghasilkan karbon untuk membatasi penggunaan energinya atau mulai mengganti energinya menggunakan sumber daya yang terbarukan.

  

Net-Zero Emissions bukan memiliki arti bahwa manusia harus berhenti memproduksi emisi. Sebenarnya secara alami manusia memproduksi emisi yaitu saat kita bernafas yang menghasilkan Karbon Dioksida (CO2). Yang menjadi permasalahan sebenarnya adalah bagaimana cara mengatur agar emisi tersebut tidak menjadi bencana besar ke depannya. Sebelum mencapai atmosfer, emosi karbon seharusnya diserap oleh tumbuhan, laut, dan tanah. Namun, emisi yang dihasilkan tersebut tidak dapat terserap dengan baik sehingga emisi tersebut menguap sampai ke atmosfer. Seperti yang telah kita pelajari saat duduk di bangku sekolah, emisi karbon yang mencapai atmosfer tersebut akan menciptakan efek rumah kaca yang memiliki dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan.

Dalam menyukseskan program untuk menciptakan net-zero emissions, tentunya usaha dari para kepala negara dan pemerintah saja tidak akan bisa berjalan secara optimal. Kita sebagai manusia yang ikut menikmati hidup di dunia ini juga sudah sepatutnya ikut dalam mendukung untuk mencapai NZE. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mendukung terciptanya NZE. Tidak perlu bingung untuk memulainya dari mana. Hal tersebut dapat kita mulai dari kebiasaan diri kita sendiri. Pertama, kita bisa mengurangi emisi kendaraan bermotor.  Bagi kalian yang hidup di kota-kota besar, kemacetan mungkin sudah menjadi hal yang biasa. Masyarakat Indonesia cenderung lebih suka menggunakan kendaraan pribadi padahal kendaraan bermotor salah satu sektor penyumbang gas emisi terbesar. Kita dapat mencari alternatif lain seperti memilih untuk menggunakan alat transportasi yang ramah lingkungan seperti sepeda ontel atau kita dapat menggunakan kendaraan umum untuk mengurangi emisi. 

Kedua, kita dapat lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayuran dari pada daging. Bagi yang belum tahu, daging merupakan bahan makanan yang memiliki jejak karbon produksi yang tinggi. Selain itu, daging juga lebih banyak mengandung lemak dari pada buah dan sayur. Namun bukan berarti kamu tidak boleh memakan daging. Daging juga memiliki banyak manfaat sebagai sumber energi kita, tapi kita dapat membatasi penggunaannya atau dapat menggantinya dengan alternatif sumber energi lain seperti telur, tahu, dan tempe.

Ketiga, kita bisa menghemat penggunaan air dan listrik. Penghematan penggunaan air dan listrik merupakan satu hal paling sederhana yang dapat kita lakukan. Dengan begitu, kita dapat menghemat dan menghindari pemborosan penggunaan bahan bakar fosil untuk memproduksi air dan listrik. Alternatif lain, kita dapat menggunakan alat elektronik yang hemat energi. Namun alternatif ini masih membutuhkan biaya yang lebih besar. Alternatif lain, kita bisa menciptakan energi pengganti bahan bakar fosil dengan menggunakan energi terbarukan seperti energi sinar matahari menggunakan sel surya.

Hal terakhir yang bisa kita lakukan adalah membeli barang yang sesuai dengan kebutuhan kita, bukan barang yang menjadi keinginan kita. Kita juga dapat mengurangi dan pengatur pembuangan sampah dengan cara memisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik. Sampah yang kita kumpulkan juga tidak boleh sampah basah terkena air sampai menimbulkan bau yang mengundang serangga. Sampah merupakan salah satu penyumbang emisi yang cukup besar terlebih lagi pemerintah dan masyarakat Indonesia belum optimal dalam pengelolaannya. 

Bumi yang kita tinggali ini sudah memiliki umur yang sangat panjang. Bumi kita juga sudah ditimpa banyak sekali fenomena-fenomena alam. Selain self love, kita juga wajib menyayangi bumi yang kita tinggali ini agar kehidupan di bumi tetap terjaga dengan baik dan dapat tetap dinikmati oleh anak-cucu kita kedepannya. Hanya dengan gerakan kecil yang sudah saya jelaskan di atas jika dibiasakan dan dilakukan bersama-sama dengan seluruh orang di muka bumi ini, saya yakin bumi akan semakin menjadi lebih baik. Mari kita bersama mulai peduli juga terhadap bumi kita ini dan menciptakan lingkungan yang sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun