Digitalisasi merupakan salah satu sector yang berkembang pesat ditengah pandemi Covid-19. Dengan adanya himbauan di rumah saja mengakibatkan banyaknya aktivitas manusia yang terhambat, sehingga menuntut manusia untuk mencari solusi agar aktivitas-aktivitas mereka tetap berjalan dengan tetap dirumah saja. Digitalisasi adalah salah satu solusi yang ampuh untuk mengatasi berbagai problematika saat ini.
Pendiri Institute of Social Economic Digital (ISED) Sri Adiningsih mengatakan Indonesia pada dasarnya membutuhkan waktu sekitar 10 tahun lagi untuk bertransformasi ke digital. Namun, pandemi Covid-19 justru memaksa transformasi itu menjadi lebih cepat. Transformasi digital itu mengubah  struktural cara kerja, cara beraktivitas, cara belajar,cara konsumsi, hingga cara bertransaksi. Meski begitu, kondisi tersebut setidaknya justru membawa sisi positif . Sisi positif itu bisa dirasakan di berbagai hal  mulai dari dunia pendidikan, dunia bisnis, dunia kerja, bahkan dalam hal beribadah.
Dalam dunia pendidikan saat ini digital merupakan media yang sangat dibutuhkan. Kita bisa melihat bagaimana keseharian siswa-siswi saat ini. Semuanya serba menggunakan gadget ataupun laptop. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan. Baik guru maupun siswa dituntut memerlukan kemampuan menggunakan IT yang baik untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya dalam menyukseskan pembelajaran.
Pada saat yang bersamaan, tantangan ini juga menjadi kesempatan bagi semua pihak tentang bagaimana penggunaan teknologi dapat membantu membawa pelajar menjadi kompeten untuk abad ke-21. Buktinya, berkembangnya  kreativitas siswa yang kita temukan melalui pembelajaran daring saat ini. Seperti membuat review materi sekolah melalui video. Yang mana siswa tidaknya hanya dituntut untuk memahami materi pembelajaran saja, tetapi kreativitasnya dalam membuat video tersebut menjadi menarik.
Begitupun dengan guru, guru dituntut untuk mampu menguasai IT. Media  yang banyak digunakan oleh guru adalah Google Classroom dan Zoom Meeting. Untuk melancarkan kegiatan pembelajaran guru harus paham banyak sedikitnya dengan IT.  Hal inilah yang membuat guru semakin berkembang hingga menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran. Sehingga materi yang disajikan lebih menarik dengan ide-ide yang baru. Sehingga tanpa disadari digitalisasi di tengah pandemi telah membawa kemajuan dibidang pendidikan itu sendiri.
Di dunia kerja dan bisnis pun digitalisasi berpengaruh besar, salah satunya di bidang UKM. Menurut Asosiasi Usaha Kecil Menengah Indonesia (Akumindo), kontribusi UKM dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2019 mencapai 60 persen. UKM bergerak dalam berbagai sektor perekonomian seperti perdagangan (26.2%), industri material (24.8%), restoran, makanan, minuman (22.6%), dll. Jumlah tenaga kerja yang diserap oleh UKM pun mencapai 121 juta pada tahun 2019.
Pandemi Covid-19 menjadi sebuah problematika yang harus diselesaikan oleh UKM. Salah satu hal yang dapat menjadi senjata ampuh untuk mengatasi problematika adalah transformasi digital. Transformasi digital dalam dunia usaha mengacu pada proses dan strategi penggunaan teknologi dalam kegiatan operasional sehingga mengubah cara bisnis beroperasi dan melayani pelanggan. Transformasi digital dapat dilakukan dalam berbagai aspek bisnis mulai dari produksi hingga pemasaran.
Banyak  kisah sukses yang ditemukan di dalam dunia bisnis yang menggunakan transformasi digital sebagai sebuah alat untuk meningkatkan omzet bisnisnya.  Seperti halnya kemunculan Gojek, Grab, Tokopedia, Shopee, dll. Sebagai start-up teknologi yang membantu mendorong transformasi digital pada dunia bisnis baik untuk korporasi besar maupun UKM. Bahkan saat ini, dengan adanya Gofood kita tidak perlu lagi capek-capek keluar untuk memesan makanan. Dengan melalui aplikasi saja makanan sudah sampai dirumah kita.
Begitupun dengan promosi produk, produsen tidak perlu pusing mencari jalan untuk mempromosikan produknya, karena melalui Media Sosial mereka bisa lebih leluasa mempromosikan produknya. Selain itu kita juga sering dengar istilah endorsement, dimana produk-produk itu dipromosikan oleh influencer ataupun artis-artis melalui Media Sosial mereka.
Dalam hal ibadah pun, peran digital juga penting. Media digital setidaknya memiliki beberapa peran penting dalam dalam aktivitas keagamaan. Pertama, sebagai media dakwah new mode. Selama ini kegiatan dakwah cenderung dilakukan satu arah. Peran media digital makin mengemuka sebagai media pengajaran dengan model, gaya, cara baru, lebih interaktif, dan tidak menggurui. Serta lebih efektif untuk mensyiarkan dakwahnya.
Kedua, sebagai tempat untuk membangun relasi serta interaksi sesama umat dan antarumat. Media digital menjadi media yang efektif untuk berinteraksi. Walaupu ditengah masa pyhsical distancing dengan adanya media digital merupakan solusi terbaik untuk berinteraksi. Bahkan, faktanya manusia lebih leluasa berinteraksi baik sesama umat ataupun antarumat melalui media digital. Interaksi ini mampu membangun komunitas virtual yang bersifat lintas batas. Media digital mampu menjadi ruang untuk membangun interaksi dan relasi yang egaliter, santai, tanpa sekat birokrasi. Dari sini diharapkan muncul sikap inklusif dan toleran. Sehingga sering  ditemukan grup-grup pengajian dan Zoom Meeting berupa seminar online.