Sabtu, sembilan Mei 2015, mungkin bagi sebagian besar masyarakat tanggal itu menjadi biasa-biasa saja, namun bagi sebagian kecil masyarakat JABODETABEK pengguna jasa transportasi massal Commuter Line termasuk saya, hari itu akan jadi hari yang sangat amat berkesan. Namun hal itu saya kesampingkan dahulu, saya akan menceritakan detail pengalaman saya di hari tersebut. Mari kita mulai. Sabtu itu kebetulan saya ada kuliah dan jadwal saya pada saat itu praktikum pertemuan terakhir di mata kuliah Algoritma Pemrogaman.
Kuliah saya dimulai jam 13.00, namun seperti hari-hari biasa saya berangkat kuliah, saya menyiapkan waktu 2-3 jam sebelum masuk untuk berangkat ke kampus yang bertempat di STT-PLN, Jakarta Barat. Sarana transportasi yang saya gunakan pergi ke kampus tidak lain dan tidak bukan adalah Commuter Line tapi berangkat dari rumah tetep naik motor untuk ke stasiun tepatnya stasiun Kranji. Pukul 09.30 saya sudah siap berangkat ke stasiun, saya berangkat lebih cepat dari biasanya karena tidak ingin terlambat sampai ke kampus.
Sekitar 09.45 saya sampai di stasiun Kranji, memang jarak yg saya tempuh cukup dekat. Setelah tiba, saya langsung masuk ke stasiun dengan menggunakan kartu e-money, kebetulan KMT saya tertinggal di rumah, lalu saya menunggu di jalur 2 stasiun Kranji untuk tujuan Jakarta Kota, tidak lama menunggu CL yang ditunggu tiba. Di dalam CL saya asik main HP sambil chat dengan teman dekat atau bisa dibilang pacar saya, namun saat itu saya tersadar bahwa ada barang yang ketinggalan yaitu Laptop, dan saat itu saya seketika panik namun saya berusaha tenang dan saya menemukan solusi untuk meminjam laptop teman saya yang kost dekat daerah kampus. Mungkin ini awal dari bagian pengalaman ini.
Perjalanan terasa biasa saja tidak ada kendala atau gangguan apapun, saya turun di Manggarai lalu transit ke jalur 5 stasiun Manggarai. Setelah itu saya harus menunggu kereta tujuan Duri/Jatinegara(via Duri). Tidak lama menunggu CL pun datang di jalur 5, saya naik ke CL dengan kondisi yang tidak terlalu penuh seperti hari-hari kerja (Senin-Jumat), kalau di hari kerja dan jam berangkat/pulang kerja yang bisa-bisa saat naik sudah desak-desakan sampai kaki pun susah untuk berpijak, bisa-bisa kaki di gerbong 2 dan badan di gerbong 7 (ini hanya sedikit guyonan hehe), namun mungkin ini longgar karena ini hari Sabtu.
Oke kita lanjutkan saja, tidak lama sekitar pukul 11.15 saya sampai di stasiun Duri (jalur 1) dan saya turun lalu menyebrang je jalur 3, saya harus menunggu sekitar 10-15 menit untuk menunggu kereta tujuan Tangerang berangkat kalau sesuai dengan jadwal. Lima menit kemudian muncul dari arah Grogol menuju Duri masuk kereta Tangerang. Saya dan lain mengantri untuk masuk karena dahulukan penumpang yang turun agar tidak bentrok dan budaya antri memang sangat penting.
Setelah masuk dan duduk, saya mengamati ke gerbong-gerbong lainnya tempat duduk di CL tujuan Tangerang terisi penuh, baik digerbong umum atau di gerbong wanita, dan hanya beberapa orang saja yang terlihat berdiri. Awalnya saya berpikir kesialan tidak membawa laptop tidak akan berlanjut, namun ternyata prediksi saya salah besar. Commuter Line pun akhirnya berangkat sesuai jadwal yaitu 11.30 dari stasiun Duri. Dengan catatan saat bulan Mei, stasiun Grogol, Taman Kota, dan Tanah Tinggi belum berfungsi. Pemberhentian pertama di stasiun Pesing terlihat lancar-lancar saja, orang-orang naik dan turun dengan tertib.
Saya melihat jam dan menunjukan pukul 11.34 lalu berpikir "alhamdulillah gak telat, masih ada waktu buat siap-siap sebelum praktikum" akhirnya CL diberangkatkan dari stasiun Pesing menunu Bojong Indah, perlintasan yang sedikit panjang membuat perjalanan sedikit terasa, namun saat melintasi stasiun Taman Kota(belum aktif) tiba-tiba lampu dan AC padam, saya langsung berpikir "semoga gak kenapa-kenapa" namun yang terjadi akhirnya CL berhenti di stasiun Bojong Indah dan benar saja di stasiun Bojong Indah diberitahukan bahwa ada gangguan pada listrik aliran atas. Akhirnya pintu dibuka dan para penumpang yang bertujuan Bojong Indah turun dan penumpang tujuan lainnya ada yang menunggu di dalam dan diluar kereta.
Setengah jam lebih berlalu penumpang yang lain sudah diberi alternatif transportasi lain dan banyak yang mengikuti saran tersebut, namun saya masih sabar menunggu dan akhirnya tidak lama kemudian pihak stasiun Bojong Indah memberitahu bahwa listrik aliran atas sudah menyala kembali. Perjalanan kami pun dilanjutkan, dan akhirnya saya tiba di stasiun tujuan saya Rawa Buaya dan saya tiba pukul 12.15. Saya melanjutkan perjalanan dari stasiun Rawa Buaya ke kampus dengan berjalan kaki walaupun siang itu panas tapi tidak apa-apa dan kebetulan jaraknya tidak terlalu jauh dan untuk menghemat pengeluaran juga alias irit.
Setibanya di kampus saya menceritakan kejadian-kejadian tadi dengan teman saya, dan teman-teman saya malah meledek "makanya rumah jangan beda planet(Bekasi)" "besok-besok naik roket aja" "makanya gue aja yang nyetir keretanya" "kereta kalo lu yang naik gangguan mulu". Ya begitulah sambutan hangat dari teman-teman saya, padahal saya sudah kepanasan karena berjalan kaki bukan hangat lagi. Akhirnya setelah mengobrol, sholat, makan lalu saya bersiap untuk praktikum, saat praktikum saya tidak terkendala apapun, singkat cerita tibalah waktunya untuk pulang dan saya melihat jam "yes baru setengah 4, maghrib udah nyampe Bekasi terus bisa nonton bola (malam minggu)".
Lalu saya berjalan kaki kembali menuju stasiun Rawa Buaya, sampai Rawa Buaya sekitar pukul 15.45 dan melihat jadwal tujuan Duri masuk Rawa Buaya sekitar 15.48, saya masih aman. Tapi saya curiga kenapa orang-orang pada tidak Tap-In dan menunggu kereta di dalam dan malahan berdirian didekat loket stasiun, ternyata setelah saya menanyakan ke petugas, saya baru dapat penjelasannya.
S: ini kenapa pak? ada gangguan?
P: iya mas
S: gangguan kenapa pak?
P: listriknya mati (listrik bagian atas yang dimaksud petugas)
S: yah sama kaya tadi siang berarti, keretanya dimana sekarang pak?
P: masih Tangerang
S: oh makasih yaa pak
P: iya mas