Mohon tunggu...
Rega Samsi Putra
Rega Samsi Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Suryakancana Cianjur

Rega Samsi Putra adalah nama yang diberikan orang tua saya pada 17 september 2000 dimana pada saat itu saya dilahirkan dibumi Pasundan ini. saya memiliki hobi menulis dan bermain bola. saya merupakan mahasiswa di kampus Universitas Suryakancana Cianjur.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Pergeseran Tanah , Masalah Lokal dengan dampak Global

2 Januari 2025   20:11 Diperbarui: 3 Januari 2025   21:45 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : Facebook (Imam Zazira)

Pergeseran tanah merupakan salah satu fenomena alam yang sering kali luput dari perhatian publik hingga dampaknya terasa signifikan. Di Cianjur Selatan , fenomena ini telah menjadi ancaman nyata bagi masyarakat setempat. Kawasan tersebut dikenal memiliki topografi yang berbukit-bukit dan struktur tanah yang rentan, menjadikannya rawan mengalami pergeseran tanah, terutama pada musim hujan.

Menurut data yang dilaporkan oleh Badan Nasional Penanggulanagan Bencana (BNPB, 2022) dalam (Ainiyah & Wibowo, 2024), bencana alam yang terjadi sepanjang tahun 2022 di Indonesia sebanyak 3461 bencana alam seperti gempa bumi, erupsi gunung api, longsor, kebakaran lahan dan hutan, banjir, cuaca ekstrim, gelombang pasang dan abrasi, serta kekeringan. Jumlah kejadian bencana longsor di Indonesia selama tahun 2022 sendiri sebanyak 628 kejadian. Salah satu musibah yang dialami Cianjur pada waktu itu yaitu gempa yang berkekuatan 5,6 magnitudo, dan menyebabkan ribuan tempat tinggal hancur,sebagian  mengalami kelumpuhan dan bahkan sampai menelan korban jiwa.

Penghujung tahun 2024, Kabupaten Cianjur khusunya wilayah Cianjur Selatan kembali tertimpa musibah. Hujan lebat terjadi pada 23 November 2024 menyebabkan pergeseran tanah dan longsor di wilayah  Desa Ciguha, Sukanagara yang mengharuskan warga setempat untuk direlokasi ke tempat yang lebih aman. 

Longsoran gelinciran (slides) adalah jenis gerakan tanah yang terjadi akibat keruntuhan melalui satu atau lebih bidang yang dapat terlihat atau diperkirakan. Gerakan ini terbagi menjadi dua kategori. Jika gerakan tersebut bersifat translasional dan menyebabkan perubahan signifikan pada susunan materialnya, maka disebut luncuran (slides). Sebaliknya, jika material yang longsor mengalami sedikit perubahan susunan dan didominasi oleh gerakan rotasional, gerakan ini dikenal sebagai nendatan (slump). Jenis-jenis longsoran gelinciran meliputi luncuran bongkah tanah atau material rombakan serta nendatan tanah. (Zakaria, 2009).

Secara lokal, pergeseran tanah di Cianjur Selatan berdampak langsung bagi masyarakat. Banyak rumah warga, lahan pertanian, dan fasilitas umum yang rusak akibat peristiwa ini. Masyarakat yang bergantung pada hasil pertanian hanya bisa mengelus dada karena sumber mata pencahariannya rusak.  Hal ini menimbulkan beban ekonomi yang berat bagi masyarakat, terutama mereka yang hidup dibawah garis kemisikinan. 

Tetapi, dampak dari pergeseran tanah ini tidak hanya dirasakan secara lokal. Secara global, bencana alam persegeran tanah di Cianjur selatan memberikan gambaran nyata  tentang ancaman perubahan iklim dan pengelolaan lingkungan yang buruk. Pergeseran tanah sering kali dipicu oleh aktivitas manusia, seperti penebangan hutan secara ilegal, yang menyebabkan berkurangnya daya dukung tanah. Tidak hanya itu, penebangan hutan secara ilegal merupakan tindakan melawan hukum dan dapat menimbulkan pemanasan global.  Hal ini menjadi pengingat penting bahwa tindakan lokal dapat memberikan dampak yang meluas, baik dalam konteks ekologi maupun kemanusiaan.

Pergeseran tanah merupakan fenomena  alam yang memiliki dampak signifikan , baik secara lokal maupun global seperti yang terjadi di Cianjur Selatan. Faktor-faktor seperti topografi, curah hujan tinggi, serta aktivitas manusia seperti penebangan hutan secara liar/ilegal  dapat memperparah bencaa alam ini. Akibatnya, masyarakat menghadapi kerugia yang besar, termasuk rusaknya infrastruktur, lahan pertanian, dan beban ekonomi yang berat. Secara global, peristiwa ini mengingatkan kita pada pentingnya pengelolaan lingkungan yang baik untuk mengurangi dampak perubahan iklim. 

Maka daripada itu, untuk megatasi problematika ini,  diperlukannya kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK), juga komunitas-komunitas yang berhubungan dengan lingkungan.  Pemerintah harus memperkuat regulasi tentang pengelolaan lahan dan mempercepat infrastruktur yang tahan bencana.  Masyarakat perlu diedukasi akan pentignya menjaga lingkungan, seperti mengajarkan bagaimana cara menanam tanaman hijau dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan urusan lingkungan hidup dan kehutanan. Sementara itu, dukungan komunitas global, baik berupa dana maupun teknologi, dapat membantu memperkuat sistem mitigasi dan adaptasi di daerah rawan seperti Cianjur Selatan.  Dengan pendekata yang holistik, pergeseran tanah dapat dikelola sehingga dampaknya tidak lagi menjadi ancaman besar bagi masyarakat. 

 

Penulis : Rega Samsi Putra

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun