Penulis : Rega Raif Setiawan
      Apakah kalian pernah mendengar bahwa ada reagen yang dapat bereaksi dengan hemoglobin yang terdapat dalam darah?  Jawabannya adalah reagen luminol. Biasanya reagen luminol ini sering digunakan dalam menginvestigasi kasus kejahatan yang ditangani oleh detektif kepolisian, khususnya pada kasus pembunuhan. Hal tersebut dikarenakan senyawa luminol ini dapat mengeluarkan cahaya berwarna biru apabila direaksikan dengan darah. Peristiwa ini disebut dengan "Kemiluminesens".
1. Apa itu Luminol?
      Luminol merupakan senyawa kimia yang dapat bereaksi dengan zat besi dalam hemoglobin (darah) sehingga dapat menghasilkan cahaya berwarna biru (Kemiluminesens). Hal ini hanya akan berlangsung selama 30 detik, oleh karena itu, detektif kepolisian atau  tim penyelidik forensik dapat mengabadikannya dengan memfoto atau merekam. Penggunaan luminol dalam TKP ini cukup mudah, yaitu hanya menyemprotkannya saja. Tetapi, tetap perlu sedikit hati-hati, karena dapat merusak barang bukti lainnya di TKP. Kelebihan lainnya yang dimiliki luminol ini adalah dapat mendeteksi bercak darah walaupun bercak darah tersebut hanya sedikit. Dengan demikian, detektif dapat dengan mudah melakukan reka ulang kejadian kejahatan di TKP, bahkan menemukan senjata apa yang digunakan dalam suatu kasus pembunuhan melalui reagen luminol ini.
2. Reaksi Kimia Luminol dengan Bercak Darah
      Luminol berbentuk bubuk, pada saat penggunaannya, biasanya luminol ini dicampurkan oleh hidrogen peroksida (H2O2) dan hidroksida. Agar luminol dan hidrogen peroksida memiliki warna terang, maka digunakan zat besi (Fe3+) yang terdapat pada hemoglobin dalam darah untuk mempercepat reaksi katalis. Zat besi yang terdapat pada hemoglobin dalam darah tersebut akan mengkatalis reaksi oksidasi. Pada reaksi ini, luminol mendapat atom oksigen dan kehilangan nitrogen dan hidrogen. Reaksi ini akan menghasilkan senyawa 3-aminophthalate. Elektron pada senyawa tersebut sudah berpindah dari kulit dengan energi yang lebih rendah ke kulit dengan energi yang lebih tinggi. Ketika elektron tersebut kembali ke keadaan dasar, maka energi akan dilepaskan dan menimbulkan cahaya berwarna biru.
3. Langkah-langkah Melakukan Tes Luminol
- Masukkan 10 mL larutan luminol dan 10 mL larutan hidrogen peroksida ke dalam wadah semprot.
- Semprotkan campuran larutan luminol dan larutan hidrogen peroksida tersebut ke tempat yang dicurigai adanya bercak darah yang telah dihilangkan.
- Setelah itu, akan muncul cahaya berwarna biru. Hal ini hanya akan berlangsung selama 30 detik.
- Abadikan momen tersebut dengan memfoto atau merekam keperluan penyelidikan.
4. Kelebihan Luminol
- Dapat digunakan dengan mudah.
- Tidak merusak logam.
- Dapat mendeteksi bercak darah dalam kadar 1 BPJ (1/1.000.000).
5. Kekurangan Luminol
- Harus dilakukan di tempat yang gelap atau minim cahaya.
- Hanya berlangsung 30 detik.
- Ada beberapa zat kimia lainnya yang dapat bereaksi dengan luminol, hal ini dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai apakah itu bercak darah atau bukan.
      Beberapa zat kimia lainnya yang dapat bereaksi dengan luminol adalah pemutih, urine, dan tembaga. Beberapa zat kimia tersebut apabila direaksikan dengan luminol maka akan menghasilkan cahaya berwarna biru juga, sama halnya ketika direkasikan dengan hemoglobin yang terdapat di dalam darah. Oleh karena itu, biasanya tim penyelidik melakukan beberapa tes lain untuk memastikan bahwa cahaya berwarna biru itu merupakan bercak darah.
      Dalam suatu investigasi kasus pembunuhan, untuk mengetahui lokasi bercak darah merupakan hal yang sangat penting. Jika lokasi bercak darah telah ditemukan, maka tim penyelidik dapat mengetahui titik tepatnya korban diserang di TKP. Selain itu, senjata yang digunakan oleh pelaku juga dapat diketahui dengan tes luminol ini. Dengan melihat dari bercak darahnya, maka akan diketahui apakah pelaku menggunakan senjata tajam, senjata tumpul, ataupun senjata api untuk menyerang korbannya. Dikarenakan bercak darah yang dihasilkan dari penyerangan menggunakan senjata tajam, senjata tumpul, dan senjata api berbeda-beda, maka hal ini dapat diketahui oleh tim penyelidik mengenai informasi lebih spesifik jenis senjata yang digunakan untuk menyerang korban tersebut. Contohnya seperti panjang senjata, lebar senjata, dan diameter senjata yang digunakan dan informasi spesifik lainnya.