Rencana pemekaran Kabupaten Natuna dan Anambas menjadi Provinsi Natuna Anambas saat ini prosesnya masih panjang. Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan pemekaran tersebut masih tahap pengkajian baik dari pemerintah maupun dewan perwakilan yang ada di pusat.
Sekarang masih tahap pengkajian. Karena itu aspirasi masyarakat Natuna dan Anambas jadi perlu dikaji betul,” kata Ansar.
Ia menjelaskan, salah satu yang menjadi kendala lambatnya pemekaran itu adalah masalah konektivitas. “Salah satunya konektivitas antar pulau dan masih banyak lagi,”
Namun ansar ahmad sebagai gubernur kepulauan riau saat ini sangatlah mendukung wacana pemekaran Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas menjadi Provinsi sendiri. Pemekaran kedua pulau terluar Indonesia itu sebagai usaha mendukung kepentingan strategis nasional. "Kita dukung pemekaran Kabupaten Natuna dan Anambas menjadi provinsi sendiri. Karena itu daerah perbatasan dan rentan kendali juga cukup jauh," Kata Ansar,
Ansar menyebut walaupun secara administrasi untuk pemekaran kedua kabupaten tersebut menjadi provinsi sendiri masih kurang. Namun menurutnya hal tersebut bisa dilakukan karena terkait kedaulatan. Walau persyaratan administrasi tidak memenuhi tapi alasan esensial adalah alasan kedaulatan itu. Bicara kedaulatan diskresi apapun bisa dikalahkan, seperti Papua saat ini," ujarnya
Ansar menjelaskan dulu saat Provinsi Kepri memisahkan diri dari Provinsi Riau juga didasari oleh rentan kendali yang cukup jauh. Sehingga alasan tersebut bisa dipakai untuk Natuna dan Anambas.
Meski begitu, ia meminta masyarakat setempat untuk terus mendukung program Bupati dan Wakil Bupati Natuna, Ia mengaku akan terus mendorong percepatan pembentukan Provinsi Natuna Anambas ke pemerintah pusat.
Ia menilai, jika pemekaran itu terealisasi terdiri dari kabupaten/kota dengan porsi lebih kecil maka urusan antardaerah bisa lebih mudah terselesaikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI