Matahari baru saja menampakkan batang hidungnya dari balik gumpalan awan putih. Lima orang tamu dari resort Javana Spa keluar kamar penginapan menuju lobby.
Dengan dandanan sporty, mereka membawa peralatan berlatih yoga seperti matras, yoga strap, dan yoga blanket. Setelah briefing sejenak, kelompok itu berjalan menyusuri jalan berkelok yang diapit gugusan pepohonan besar.
"Mereka menuju air terjun nomor empat, tempat favorit tamu Javana Spa untuk beraktivitas Yoga. Kami punya tujuh air terjun di kawasan ini," ujar Indra Rasyid, manager operasional Javana Spa.
Beryoga di air terjun? Wow.. Ingin rasanya segera menyusul kelompok tersebut. Tak perlu ikut yoga. Hanya sekedar bergaya gerakan yoga dengan latar belakang air terjun, lalu foto-foto. Pasti keren buat dipajang di sosial media. Ha-ha-ha.
"Yuk, kita ke air terjun," kata saya. Si sulung lantas berujar, "Sarapan dulu, Pah, baru ke air terjun." Hmm...benar juga. Sarapan sangat penting sebelum memulai aktivitas. Kami pun menuju restoran yang lokasinya berada di area gedung utama.
Kami memilih meja diluar ruangan karena dapat memandang taman indah di sekitar danau air tawar yang berlatar belakang pepohonan nan rimbun. Taman ini didesain arsitek terkemuka asal Jepang, Furukawa. Sembari menanti pesanan datang, anak-anak saya berlarian, bercengkrama dengan angsa di danau, dan menghirup sejuknya udara Cidahu, Sukabumi.
Suasana pegunungan dengan pepohonan tertata rapi seperti itu membuat anak-anak makan dengan lahap. Mereka berceloteh riang sambil mengomentari keindahan alam di kaki Gunung Salak. Mereka pun sejenak mengelilingi taman yang membuai mata.
"Hati-hati pak, di air terjun nomor satu jalannya curam," ujarnya. Ternyata benar. Selain terjal, hujan yang mengguyur malam hari membuat trek yang kami lalui menjadi agak licin dan basah. Beberapa ranting pohon pun ikut menghalangi perjalanan kami. Kendati demikian, kami tetap menikmatinya.