Miris bercampur heran. Inilah kesan pertama minul ketika membaca komentar @Sefdin Syaifudin. Pria itu adalah kepercayaan La Nyalla Mattalitti, The Real Ketum of PSSI. @Sefdin diberi jabatan strategis oleh La Nyalla Mattalitti sebagai Sekretaris Badan Tim Nasional. La Nyalla Mattalitti sendiri nangkring sebagai Ketua Badan Tim Nasional. Lalu apa yang membuat minul merasa miris bercampur heran?
Sebabnya tidak lain setelah membaca komentar @sefdin yang dirilis media Bakrie @vivabola terkait naiknya ranking FIFA Timnas Indonesia. Menurut @sefdin, naiknya ranking FIFA Timnas Indonesia tidak lain disebabkan KEKALAHAN 0-3 dari Timnas Belanda. Meskipun kalah TELAK, @sefdin mengatakan Timnas Indonesia tetap mendapat poin karena lawannya adalah timnas dengan ranking jauh di atas Indonesia.
"Poinnya tinggi. Meski kalah (dari Belanda), Indonesia tetap dapat poin karena Belanda berada jauh di atas Indonesia peringkatnya," kata @sefdin mantap. Cek di sini.
Usai mewawancarai @sefdin, pewarta @vivabola, @ijong44 dan @satria08 begitu antusias dalam memilih judul berita: "Alasan Peringkat Indonesia Naik." Terus terang, mungkin baru sekali ini minul membaca berita soal ranking FIFA timnas dengan judul bernada argumentatif. Biasanya, judul berita normatif, kalaupun ada argumentasi, disusul anak kalimat yang menjelaskan alasannya. Tapi sudahlah, soal pemilihan judul media milik Eyang @aburizalbakrie ini tidak perlu diperpanjang yah...
Kembali pada komentar @sefdin, tidakkah kawan-kawan budiman bertanya-tanya, apakah memang benar apa yang dikatakannya itu? Benarkah ranking FIFA Indonesia naik karena kalah dari Belanda yang rankingnya jauh di atas? Bagaimana kalau Indonesia kalah 3-0 dari Malaysia seperti di Bukit Jalil 3 tahun silam? Bagaimana kalau Indonesia kalah 1-0 dari Singapura?
Jika kawan-kawan mencoba menjawab pertanyaan itu, tentu akan terjawab betapa naif (mengatakan BODOH rasanya terlalu kasar) analisis dan argumentasi @sefdin. Bukti ini tentu menjadi fakta sahih bahwa analisis dan argumentasi @sefdin SAMA SEKALI TAK BERDASAR.
Apa yang kawan-kawan lihat pada gambar yang minul dapat dari situs resmi FIFA itu? Mari kita bahas…
Pertama, pada gambar yang menunjukkan poin Indonesia (minul sudah beri tanda kotak merah 1) amat gamblang dan jelas kalau poin Indonesia TIDAK bertambah SAMA SEKALI. Bahkan poin Indonesia BERKURANG, dari bulan yang lalu (116 poin) menjadi 112 poin untuk bulan Juli.
Kedua, pada kotak merah 2, yang melaporkan hasil pertandingan Indonesia – Belanda, jelas sekali TIDAK ADA poin yang didapat.
Berdasar 2 bukti itu saja sudah sangat TELAK membungkam argumentasi @sefdin yang ASBUN mengatakan, “Poinnya tinggi. Meski kalah (dari Belanda), Indonesia tetap dapat poin…”
Lalu, mengapa ranking Indonesia malah naik, padahal tidak dapat poin SAMA SEKALI. Sebagian di antara kawan-kawan tentu heran, bukan? Tapi rasanya tidak perlu heran jika kawan-kawan melihat kotak merah 3. Di sana terpampang jelas apa yang menyebabkan ranking FIFA Indonesia naik 2 strip. Tidak lain karena bulan ini, Laos dan Kepulauan Faroe melorot drastis ranking FIFA-nya. Laos yang sebelumnya nangkring di ranking 168 (yang kini diduduki Indonesia) melorot ke ranking ke-173. Penurunan 5 strip yang dialami Laos disebabkan mereka tak mendapat poin bulan lalu karena kalah 2-5 dari Singapura.
Adapun Kepulauan Faroe rankingnya terjun bebas dari bulan lalu berada di ranking ke-162, kini ada di ranking ke-174. Penurunan ranking Kepulauan Faroe ini diakibatkan bulan lalu mereka kalah 2x: kalah 2-0 dari Swedia, dan kalah 3-0 dari Irlandia.
Uniknya, dalil @sefdin yang mengatakan, “Indonesia tetap dapat poin karena Belanda berada jauh di atas Indonesia peringkatnya," TIDAK BERLAKU kepada Laos maupun Kepulauan Faroe. Padahal Laos dikalahkan oleh Singapura yang punya ranking di atasnya. Begitu pula Kepulauan Faroe, dikalahkan Swedia dan Irlandia yang rangkingnya jauh di atas.
Dari sana minul yang dahulunya agak sinis dengan misi La Nyalla Mattalitti yang akan bawa Indonesia ke ranking 120 FIFA, kini mulai mafhum. Dengan cara penghitungan orang-orang BTN saat ini, target itu jelas-jelas SANGAT REALISTIS dicapai. Sebab, kalah pun dapat POIN!!! Duh, apa lagi yang mau dikata yah, padahal di situs resmi FIFA, amat mudah melakukan simulasi untuk meramalkan ranking FIFA, merujuk pada agenda laga-laga ke depan. Seperti dibuka di awal, kemirisan yang minul rasa bisa punya 2 kemungkinan. Satu hal yang tadi disebutkan, apakah memang orang BTN tidak mengerti, ataukah mereka hendak membohongi publik?
Jika memang diniatkan untuk membohongi publik (semoga tidak begitu), maka betapa culasnya menggunakan penurunan prestasi orang lain sebagai bentuk prestasi bagi diri sendiri? Sebab, suporter bola terutama yang awam tentu akan manggut-manggut saja dengan argumentasi ASBUN @sefdin. Tentu hal ini berlaku kepada semua suporter, bukan hanya suporter #FEARLESS lho…
Akhir kata: “Hail Bapak La Nyalla! Hail Tuan Joko Driyono! Hail Om Hinca! @sefdin, hebat deh kamu…” xixixi…
Salam sejahtera untuk ANDA semua. Selamat berakhir pekan. Kultuit pertama kali diposting pada Sabtu, 06/07/2013 via @reformPSSI. Minul yang tak pernah bosan mencintai sepakbola nasional Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H