Mohon tunggu...
Refly Anggun Oktavia
Refly Anggun Oktavia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka nulis cerita fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Posisi Jari Saat Mengulek Memengaruhi Cita Rasa Makanan?

11 Desember 2024   08:29 Diperbarui: 11 Desember 2024   08:29 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Foto mengulek dengan posisi jari telunjuk berada disamping (Sumber: Shutterstock)

Memasak merupakan sebuah bentuk ekspresi diri. Meskipun tampak sederhana, memasak bukan hanya soal mengolah bahan makanan menjadi sebuah hidangan. Melainkan, sebuah aktivitas yang menuntut kreatifitas, ketelitian, dan sentuhan jiwa.

Setiap masakan pasti memiliki resep yang diajarkan secara turun temurun. Resep bukan hanya soal tulisan, tetapi tentang bahan apa yang dipakai, bagaimana cara memasak dan bagaimana cara membuat masakan yang enak.

Salah satu metode pengolahan dalam memasak adalah ngulek, ngulek merupakan proses menghaluskan bumbu masakan menggunakan batu cobek. Di era yang semakin modern ini, muncul peralatan yang memudahkan pekerjaan seseorang. Salah satunya adalah munculnya blender yang memudahkan seseorang untuk menghaluskan bumbu masakan.

Meskipun penggunaan blender lebih hemat waktu dan tenaga, hingga saat ini masih banyak orang yang memilih menghaluskan bumbu menggunakan cobek daripada menggunakan blender. Bumbu yang dihaluskan secara manual dianggap memiliki kualitas rasa yang lebih mantap. Kok bisa?

Minyak alami pada bumbu akan keluar ketika bumbu di ulek

Tekanan yang dihasilkan dari proses mengulek tidak terlalu besar, sehingga tidak merusak aroma rempah. Minyak alami yang ada pada bumbu pun ikut keluar sehingga menghasilkan aroma yang mantap dan cita rasa yang lebih nikmat. Berbeda dengan blender, mata pisau tajam yang mempercepat kekuatan memotongnya, membuat bumbu hancur terlalu lembut sehingga rasa dari bumbunya sangat tercampur.

Bahan masakan yang di ulek karakteristik bumbunya tidak rusak

Perputaran mata pisau pada blender turut menghasilkan panas yang membuat karakteristik bahan baku bumbu menjadi rusak. Meskipun gesekan ketika mengulek juga menghasilkan panas, tetapi tidak sampai merusak karakteristik dari bumbu tersebut, sehingga rasanya akan tetap nikmat.

Posisi jari saat mengulek mempengaruhi cita rasa makanan

Berbicara mengenai warisan resep dan teknik memasak, budaya juga mewariskan mitos dan kepercayaan yang turun temurun. Salah satunya adalah mitos pada teknik mengulek. Mitos ini jarang diketahui banyak orang.

Perbedaan Posisi Jari Saat Ngulek (Sumber: Shutterstock)
Perbedaan Posisi Jari Saat Ngulek (Sumber: Shutterstock)

Ternyata, posisi jari saat mengulek dipercaya memiliki pengaruh terhadap cita rasa masakan. Ada anggapan bahwa cita rasa makanan yang di ulek dengan posisi jari telunjuk berada di depan dianggap kurang sedap dibandingkan mengulek dengan posisi jari telunjuk berada di samping. Mitos yang satu ini terdengar lumayan aneh dan jarang ada orang yang membahas mitos ini.

Meskipun mitos tersebut tidak terbukti secara ilmiah, masyarakat sekitar saya mempercayai mitos tersebut sejak lama karena memang sudah turun temurun dari dulu. Ketika seseorang sudah percaya dengan mitos tersebut, kemudian mengulek dengan posisi jari yang tidak disarankan, orang tersebut akan memiliki perasaan tidak percaya diri dan tidak yakin dengan masakannya. Dan benar, cita rasa masakannya akan berkurang.

Selain mitos tersebut, berikut ini adalah beberapa mitos lain mengenai teknik-teknik memasak:

1. Masak menggunakan kayu bakar memiliki rasa yang lebih enak daripada menggunakan kompor

Kelebihan dari memasak di tungku adalah tingkat kematangan dan aromanya. Kematangan masak dalam tungku jauh lebih baik daripada masak di kompor. Dari segi aroma, memasak menggunakan tungku memiliki aroma yang lebih menggugah selera. Aroma tersebut tercipta dari pembakaran kayunya. Beda jenis kayu, beda pula aroma yang dihasilkan. Sayangnya, proses pembakaran kayu menghasilkan asap yang membuat udara di rumah tercemar dan menimbulkan dampak buruk pada kesehatan, terutama kesehatan pernapasan dan kesehatan mata.

2. Memasak daging dengan sendok membuat daging menjadi empuk

Percaya tidak percaya, percobaan ini terbukti. Sendok yang dimasukkan ke dalam panci berisi daging yang sedang dimasak, menjadikan daging semakin empuk. Tetapi belum ada penelitian yang membuktikan bahwa benar atau salah sendok logam dapat mempengaruhi lunaknya daging ini. Kelunakan daging bisa saja disebabkan karena bantuan dari bumbu perendam seperti jahe yang bisa memecah kolagen pada daging yang membuat daging menjadi semakin empuk. Selain itu, memasak dengan api kecil dan waktu yang lama juga dapat memengaruhi tingkat kelunakan daging.

3. Orang menstruasi tidak boleh membuat tape ketan

Dalam proses pembuatan tape ketan, ada proses yang namanya peragian atau fermentasi. Ketika seseorang sedang menstruasi, seseorang tersebut dilarang untuk melakukan proses peragian, karena nanti hasilnya bisa gagal, baik dari teksturnya, warnanya, maupun rasanya. Dalam kepercayaan lain orang menstruasi juga tidak boleh membantu membungkus tape, karena alasan yang sama.

Itulah beberapa mitos mengenai pengolahan atau teknik dalam memasak. Mitos biasanya dipercaya karena diwariskan secara lisan dari keluarga atau orang terdekat masyarakat, sehingga mereka lebih yakin dan percaya. Pengalaman orang lain maupun pengalaman pribadi turut mempengaruhi kepercayaan seseorang. Tetapi bisa saja kepercayaan tersebut terjadi karena adanya sebuah sugesti.

Ada juga beberapa kepercayaan yang dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Salah satunya adalah memasak menggunakan sutil kayu. Memasak menggunakan alat ini diangap membuat masakan lebih enak daripada memasak menggunakan sutil aluminium. Penelitian membuktikan bahwa tidak ada reaksi antara sutil kayu dan bahan makanan ketika terkena panas. Sehingga penggunaan sutil kayu tidak merubah warna, tekstur, maupun rasa masakan itu sendiri. Beda halnya dengan sutil aluminium, ketika sutil aluminium terkena bahan masakan asam, akan terjadi reaksi yang kemudian merubah rasa dan kualitas masakan.

Sebenarnya, cita rasa makanan yang enak tidak hanya dihasilkan dari apa atau bagaimana cara memasak yang kita pilih. Ketika kita pandai dalam meracik bumbunya, kita akan tetap menghasilkan masakan yang enak. Pemilihan alat masak, bahan yang berkualitas, kebersihan dan kerapian dapur turut mempengaruhi kualitas masakan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun