Benahi Angkutan Umum agar pengguna kendaraan Pribadi pindah ke Angkutan Umum.
Angkutan Umum yang murah, Waktu tempuh yang pasti.
Jika semua sarana (Investasi) berupah Infrastruktur untuk angkutan Umum bisa mengurangi kerugian sebesar 50% atau Rp 50 Triliun per tahun, berapa nilai Investasinya ?.
Nilai Investasi bisa dihitung dengan pendekatan Present Value dari Income yang diperoleh. Income disini sama dengan nilai kerugian yang berkurang yaitu Rp 50 Triliun.
Jika diasumsikan Umur Ekonomis nilai Investasi selama 10 tahun dan Tingkat bunga sebesar 6% pertahun, maka Present Value dari Income seb Rp 50 Triliun adalah seb Rp. 368 Triliun.
Apa makna dari Investasi seb Rp 368 Triliun ini ?.
Pemerintah legowo saja mengeluarkan uang sebanyak ini tanpa memperhitungkan keuntungan komersial dari Investasi ini. Toch, sudah diperoleh keuntungan seb Rp 50 Triliun yang dinikmati masyarakat berupa pengurangan kerugian karena macet.
Jadi, semua Infrastruktur Angkutan Umum tidak memperhitungkan Keuntungan dalam menetapkan tarifnya karena tarif yang tinggi tidak membuat masyarakat pindah dari moda transportasi pribadi ke angkutan umum.
Coba kita berandai-andai dengan mengambil contoh :
1. Tarif KA Bandara sebesar Rp 100 ribu per orang. Ini Tarif yang sangat mahal karena ada biaya yang timbul dari rumah ke/dari Stasiun yang jumlahnya terbatas.
Jika berangkat sendiri Tarif Rp 100 ribu masih mungkin diterima. Namun jika berangkat lebih dari 1 orang lebih baik pakai mobil pribadi yang tidak turun naik.