Mohon tunggu...
Refita Masruroh
Refita Masruroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Blended Learning sebagai Inovasi Pembelajaran Sejarah Pasca Pandemi Covid-19

10 Juni 2022   20:41 Diperbarui: 10 Juni 2022   20:49 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sejarah di anggap penting karena dapat membangun jati diri bangsa, sebab pembelajaran sejarah banyak memuat sosialisasi patriotik dan unsur unsur nasionalisme. Semua negara memberikan kewajiban bagi warganya untuk belajar sejarah, supaya terbentuk identitas jati diri bangsa dalam benak setiap warganya, tumbuhnya rasa cinta, dan loyalitas nasional. Melalui pembelajaran sejarah, pendidik dapat berkontribusi dalam pembentukan moral peserta didik, hal tersebut diwujudkan dengan mengambil hikmah, pelajaran, atau inspirasi dari kisah seorang tokoh di masa lalu. 

Namun, manfaat mempelajari sejarah belum terasa maksimal, karena problematik problematik selalu muncul mengiringi proses belajar mengajar sejarah. Sering kali pembelajaran sejarah kurang menarik, apalagi semenjak dilakukannya pembelajaran online. 

Pendidik kurang mendukung lingkungan pembelajaran sejarah yang aktif berdiskusi, mendorong pemecahan masalah, berpikir kritis, dan kurang membangun pengetahuan melalui penyelidikan sumber sumber sejarah. Selain itu, masih banyak pendidik yang kurang mengintegrasikan pembelajaran sejarah dengan teknologi. Rendahnya inovasi dalam pembelajaran tersebut membuat pembelajaran sejarah semakin dikesampingkan oleh peserta didik. Tujuan dan manfaat belajar sejarah pun tidak tercapai sepenuhnya.

Tidak di ragukan lagi, bahwa pembelajaran sejarah perlu memperkaya inovasi inovasi model dan strategi pembelajaran supaya problematik dapat teratasi dan tujuan pembelajaran bisa tercapai. Salah satu inovasinya adalah menerapkan model Blended Learning yang harus terintegrasi dengan teknologi untuk mendukung pembelajaran sejarah yang aktif, efisien, bermakna, dan dapat mendukung peserta didik dalam meningkatkan tuntutan keterampilan pembelajaran di abad 21 yaitu 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking dan Creativity). 

Terdapat beberapa alasan mengapa studi teoritis ini perlu dilakukan. Pertama, hasil dan pembahasan yang dilampirkan nantinya dapat menjadi acuan dan literatur pendidik untuk bisa menerapkan model Blended Learning yang terintegrasi teknologi dalam pembelajaran sejarah guna mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal. 

Kedua, model Blended Learning masih sedikit asing di terapkan oleh pendidik mata pelajaran sejarah, karena itu perlu adanya pemaparan secara jelas terkait konsep teoritis model ini, supaya pembelajaran sejarah kaya akan inovasi model dan strategi untuk mengatasi segala problematik yang ada. Tuntutan keterampilan abad 21 yang harus di miliki oleh peserta didik juga harus didukung dengan berbagai inovasi pembelajaran yang terintegrasi teknologi dan salah satunya adalah implementasi Blended Learning. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun