Mohon tunggu...
refinacitrarahayu
refinacitrarahayu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Langit Senja di Ujung Desa

3 Desember 2024   11:16 Diperbarui: 3 Desember 2024   11:23 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah desa kecil yang terletak di ujung bukit, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Arga. Ia dikenal sebagai anak yang pendiam, suka menghabiskan waktunya sendirian di ladang belakang rumahnya. Ladang itu bukan ladang biasa---di sana, terdapat sebuah pohon beringin tua yang diyakini oleh penduduk desa sebagai tempat tinggal penunggu gaib. Namun, bagi Arga, pohon itu adalah sahabatnya.

Setiap senja, ia duduk di bawah beringin sambil membawa buku usangnya. Ia tidak pandai membaca, tapi ia suka melihat gambar-gambar di dalamnya. Gambarnya bercerita tentang dunia yang tak pernah ia lihat---gunung berapi, sungai besar, dan kota yang ramai.

Suatu hari, saat ia duduk di bawah pohon, tiba-tiba angin berhembus kencang. Daun-daun berguguran, dan terdengar suara seperti bisikan, "Kenapa kamu selalu datang ke sini, Arga?"

Arga terkejut, tapi ia tidak lari. Ia menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang gadis kecil, kira-kira seusianya, berdiri di samping pohon. Rambutnya panjang, mengenakan gaun putih sederhana. Ia tampak nyata, tapi ada sesuatu yang aneh.

"Siapa kamu?" tanya Arga, suaranya gemetar.

"Aku Dira," jawab gadis itu sambil tersenyum. "Aku tinggal di sini. Kamu tidak takut padaku?"

Arga menggeleng. "Aku tidak takut. Aku suka tempat ini. Pohon ini seperti temanku."

Dira tersenyum lebar. "Kalau begitu, aku juga temanmu sekarang. Apa yang sedang kamu lihat di buku itu?"

Malam itu adalah awal persahabatan aneh antara Arga dan Dira. Setiap sore, mereka duduk bersama di bawah pohon beringin. Arga akan bercerita tentang mimpinya pergi ke kota besar, sementara Dira akan berbicara tentang hal-hal yang tidak pernah Arga mengerti---tentang langit di atas awan, tentang bintang yang menari, dan tentang waktu yang berjalan berbeda di dunia mereka.

Hari berganti minggu, dan minggu berganti bulan. Hingga suatu hari, saat Arga datang ke pohon, Dira tidak ada. Ia menunggu hingga matahari tenggelam, tapi Dira tidak muncul.

Keesokan harinya, penduduk desa berkumpul di dekat ladang. Mereka menemukan pohon beringin itu tumbang setelah terkena petir. Arga berlari ke sana, hatinya dipenuhi kecemasan. Di bawah reruntuhan pohon, ia menemukan sesuatu---sebuah batu kecil berbentuk seperti bintang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun