Dikabarkan Indonesia kini sedang mengalami guncangan ekonomi di kebanyakan perusahaan rintisan atau yang sekarang kita kenal dengan sebutan Startup. Kondisi perekonomian makro yang buruk hingga reorganisasi Sumber Daya Manusia menjadi alasan utama Perusahaan untuk melakukan PHK Massal ini.Â
  PHK Startup ini disebabkan oleh adanya fenomena bubble burst, fenomena bubble burst ini ditandai dengan adanya ekskalasi cepat pada nilai pasar, terutama pada nilai asetnya, yang diakibatkan oleh perilaku pasar yang semangat. Namun, sangat disayangkan, lonjakan yang begitu cepat ini juga diikuti oleh adanya penurunan nilai yang cepat pula. Maka dari itu PHK Startup ini dilakukan kepada para pekerjanya untuk mengurangi beban perusahaan.
Saat ini dirasa banyak Startup kesulitan dalam mencari pendanaan baru dikarenakan investor juga makin selektif dalam memilih Startup. Apalagi Startup yang mengembangkan layanan yang sudah banyak diberikan yaitu seperti transportasi online, e-payment, edutech, e-commerce, Â dan yang lainnya.
Dari sulitnya untuk mendapatkan pendanaan baru, maka efisiensi tersebut menjadi langkah yang harus harus diambil oleh beberapa perusahaan seperti Zenius, LinkAja, JD.ID dan SiCepat. Hal ini dikarenakan startup juga harus tetap bakar uang dan mendulang konsuemennya agar mereka dapat bertahan. Namun, dengan begitu hal ini pastinya berimas pada gaji yang diberikan oleh karyawannya, yaitu dengan cara mengurangi gaji dan jumlah karyawannya.
Dalam hal ini, startup juga semestinya harus melakukan berbagai perombakan strategi jika ingin bertahan. Sehingga hal ini juga nantinya berdampak pada pengurangan gaji serta fasilitas yang memadai bagi karyawan. Gaji yang tinggi serta fasilitas mewah yang di berikan startup kepada karyawan sangat mempengaruhi pengeluaran ekonomi perusahaan. Kebutuhan pokok juga menjadi salah satu faktor utama yang membuat pengeluaran perusahaan jauh lebih besar. Mulai dari kenaikan BBM, Gas, minyak goreng dan bahan baku pokok lainnya.Â
Maka dari itu, dalam hal ini perusahaan juga telah memperhitungkan seberapa besar pengeluaran hingga kondisi perekonomian mereka yang nantinya juga berdampak pada berkurangnya investor dan kurangnya minat daya beli para konsumen mereka. Hal ini juga akan berdampaknya kebangkrutan pada perusahaan serta investor mereka.
Menanggapi kasus tersebut, perlu adanya evaluasi ulang pada target pasar dengan mengubah bisnis model. Apabila tidak memiliki pasar yang kompetitif, maka dapat difokuskan pada inovasi layanan atau produk dengan cara melakukan kolaborasi pada pihak yang potensial. Perusahaan juga harus melakukannya dengan baik dalam mempertimbangkan hal ini yaitu meningkatkan kinerja serta kualitas karyawan agar pelanggan serta investor juga dapat puas dalam menikmati hasilnya. Sehingga dapat dikatakan berhasil apabila startup memikirkan nasib keduanya tersebut.Â
Namun dilain sisi, banyak yang sudah merasakan kerugian atau anjloknya pasar, sehingga mau tidak mau perusahaan harus melakukan PHK startup mereka untuk memperbaiki perekonomian perusahaannya lagi. Dan juga, hal ini menjadi saasaran untuk mengembalikan kualitas perusahaan serta perbaikan pada produk dari klien mereka yang sedang ditangani.
Lalu bagaimana nantinya nasib para karyawan startup yang terkena dampak dari PHK Massal ini? PHK yang dilakukan oleh beberapa startup masih menjadi solusi evaluasi bagi perusahaan. Karena ribuan karyawan yang dinyatakan terkena dampak dari PHK tersebut nantinya akan menimbulkan hilangnya lapangan pekerja. Masa depan mereka masih dipertaruhkan karena harus mencari pekerjaan lagi. Hilangnya lapangan pekerjaan bagi masyarakat, akan menimbulkan dampak yang besar yaitu adanya kasus pengangguran massal karena mereka yang kesulitan mencari lapangan pekerjaan baru dan pastinya krisis ekonomi akan mulai dihadapi oleh bangsa ini.
Melihat betapa mirisnya kasus tersebut, keputusan yang diberikan perusahaan juga masih dalam proses evaluasi. Dimulai dari cara kerja mereka guna memastikan bahwa startup tersebut mempunyai kesiapan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan mereka. Serta dapat beroperasi secara terstruktur lagi dan dengan proses yang terbaik. Semua itu dilakukan untuk mendukung prioritas bisnis strategis startup saat mereka terus tumbuh dan berkembang.