Mohon tunggu...
Reffi Prasetyo
Reffi Prasetyo Mohon Tunggu... -

1 am 27 years old, not a little girl but a woman, A young-happy wifey and loveable-mommy-coming-soon :D my official website www.ayamkampret.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Matahariku

20 Juni 2010   15:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:24 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sang ilalang enggan merentang garis2 vertikalnya..
Dia hanya tertunduk dan memilih diam..
Mengacuhkan ajakan semilir angin untuk berdendang..
Membiarkan suara jangkrik pada komposisi harmoninya..

“endapkan aku pada metafora!”,teriaknya..
Dan Ilalang pun tertunduk melayu pada satu masa..
Momento dimana padang ilalang yg penuh cahaya beralih menjadi gelap dan dingin.

“aku rindu matahariku..dan akan selalu bgitu..”..

Ya..dia bgtu merindukan mataharinya..hingga sesaat malam datang pun baginya penuh duka..

dan ketika matahariny muncul di ufuk sana.. sebuah momento dimana cahaya bermunculan, dan air pun bergemilang selaksa berlian

IlalangPun kembali tersenyum ceria..

Berdendang bernyanyi bersama angin dan jangkrik yg merayu..

“matahariku..tetaplah disitu..untukku”

August 30, 2009


repost dari blogku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun