Mohon tunggu...
Refalina Putri Nursiami
Refalina Putri Nursiami Mohon Tunggu... Lainnya - XII MIPA 7 SMAN 1 PADALARANG

Refalina Putri Nursiami XII MIPA 7 -an amateur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anak Emas yang Terkepung

15 November 2021   19:48 Diperbarui: 15 November 2021   20:40 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Tahu apa kau prajurit." Kata Ahmad sambil berjalan ke Arah pintu.

Segalanya berjalan tiba-tiba dan berlalu begitu cepat. Dalam sepersekian detik sesudahnya, Jenderal Ahmad Yani diberondong tembakan senapan secara membabi buta oleh para Cakrabirawa. Ia ditembak dari jarak dekat, peluru menembus pintu kaca memberondong tubuhnya yang berada di balik pintu. Dalam keadaan seperti itu, ia masih sempat tersenyum ke anaknya Eddy. Dalam keadaan berlumuran darah, tubuhnya diseret ke pekarangan. Noda darah membekas di lantai kediaman Ahmad. Kemudian tubuh Ahmad dilemparkan ke atas sebuah truk

Putrinya saat itu hanya bisa melihat kejadian itu dari balik jendela kamar putrinya. Semua anak Ahmad pun hanya bisa menyaksikan kekejaman Cakrabirawa terhadap bapaknya sambil menangis. Mereka terlalu takut untuk menghentikan kelompok Cakrabirawa itu karena jumlah mereka yang terlalu banyak. Mengetahui bapaknya dibawa pergi, anaknya segera berlarian keluar rumah sambil menangis memanggil-manggil nama bapaknya. Mereka bergegas mengejar rombongan tentara yang menyeret bapaknya.

"Bapakkkkkk...." Mereka memanggil Ahmad sambil menangis tersedu-sedu.

"Bi, bapak mau dibawa kemana bi? Bapak baik-baik aja kan bi?" tanya Eddy kepada bibinya yang masih terus menangis akan kejadian yang baru saja terjadi.

"Pak jangan pergi pakkk..." kata Amel, salah satu putri Ahmad.

"Kalau anak-anak tidak masuk sekarang juga, semuanya akan ditembak!!" kata salah satu prajurit mengancam mereka semua sambil menembakkan senapannya ke udara dan anak-anak Ahmad pun menjadi sangat ketakutan.

Mereka berlarian masuk ke dalam rumah, mereka mendegar suara kendaraan menderu-deru yang membawa pergi bapaknya entah kemana. Truk itu membawa jasad Ahmad ke Lubang Buaya, Jakarta Timur  bersama 6 Pahlawan Revolusi yang terbunuh lainnya. Lalu semua jasad tersebut disembunyikan dalam sebuah sumur bekas. Kondisi di dalam rumah sangat berantakan. Darah dimana-mana, pintu kaca berserakan, peluru berhamburan dimana-mana. Bahkan sampai luar rumah pun masih berlumuran darah Ahmad. Anak-anaknya berebut masuk ke dalam kamar bapaknya yang kini sunyi dan kosong.

Emmi, salah satu putri Ahmad, memberikan petunjuk untuk cepat berganti pakaian agar kalau terjadi hal lain bisa segera kabur. Anak-anak Ahmad tidak tahu harus berbuat apa. Mereka hanya duduk di lantai, mengelilingi darah sang ayah tercinta sambil berharap cemas bapaknya tidak meninggal dunia. Suasana rumah itu dalam sekejap berubah menjadi mencekam, sunyi, dan kacau yang amat sangat.    

Ajudan Jenderal Ahmad Yani pun datang. Anak-anak Ahmad Yani pun langsung berhamburan padanya dan mengadukan bahwa bapaknya dibawa pergi oleh prajurit yang memakai baret merah dan jumlahnya banyak sekali. Mereka pun menjelaskan bahwa bapaknya ditembaki oleh prajurit itu. Ajudan Ahmad yang mendengar hal itu pun terkejut bukan main, ia tidak dapat mengeluarkan sepatah kata pun. Ia juga tidak tahu harus berbuat apa dan hanya mondar-mandir dengan napas yang tidak menentu. Tak lama setelah itu, datang sebuah mobil Jip yang ternyata adalah mobil Yayuk, istri Ahmad. Ia belum menyadari semua kekacauan yang telah terjadi di rumahnya sendiri.

"Wah kok anak-anak ibu sudah bangun semua."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun