Mohon tunggu...
Refa Aprianti
Refa Aprianti Mohon Tunggu... Jurnalis - communication science

Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Desain dari Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia (UNIBI)

Selanjutnya

Tutup

Money

Perekonomian Menurun karena Penyebaran Covid-19

11 April 2020   12:29 Diperbarui: 11 April 2020   12:45 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu Karyawan Carrefour Kiaracondong, Taufik Hidayat (25) yang diwawancarai pada Sabtu Pagi 4/4/20 | dokpri

BANDUNG - Pada tahun 2020 ini dunia digemparkan dengan adanya Virus Corona atau Covid 19. Virus ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 2019, pertama kali muncul di Wuhan, China. Hingga saat ini Covid-19 telah menewaskan ribuan orang di dunia. 

Adanya pandemic corona membuat berbagai Negara di dunia membuat kebijakan lockdown dan juga social distancing bagi para warga negaranya. Sehingga setiap orang harus berdiam diri dirumah baik pekerja, pedanga, pelajar dll. Namun bagi para pekerja yang menggantungkan perekonomiannya pada income harian tidak bisa menerima lockdown ini. Akan makan apa mereka jika income harian ditutup serentak?

"Adanya pandemic corona membuat jadwal operasional toko menjadi lebih dikurangi dan tutup lebih cepat dari biasanya. Tapi kalau dilihat dari jumlah pengunjung dibilang sepi ngga, dibilang rame juga ngga yaa karena orang-orang sebagian ada yang membeli bahan-bahan pokok untuk persedian dirumah selama lockdown", ucap Taufik Hidayat salah satu karyawan Carefour yang ditanya pada Sabtu pagi (4/4). 

Memang adanya corona ini membuat resah dan bimbang para warga, namun ada juga sisi baiknya, "memang karena situasi darurat ini dampak baiknya yaitu penjagaan kebersihan dan keamanan lebih diperketat dengan penggunaan hand sanitizer dan masker pada setiap pegawai, dan jika ada yang mau masuk ke toko dilakukan tes suhu tubuh dulu, jika ada yang demam dilarang masuk baik bagi pegawai maupun pengunjung", ujar lelaki muda berusia 25 tahun itu.

Seorang Supir Angkot Ciwastra-Cijerah, Ade Sukaman(56) yang diwawancarai dikediamannya daerah Derwati pada Sabtu Siang 4/4/20 | dokpri
Seorang Supir Angkot Ciwastra-Cijerah, Ade Sukaman(56) yang diwawancarai dikediamannya daerah Derwati pada Sabtu Siang 4/4/20 | dokpri
Sama seperti yang dikatakan seorang supir angkot merasakan dampak yang serupa "penumpang angkot jadi sepi, lebih berkurang dan langganan yang suka bapak bawa ke pasar kadang ada yang ke pasar ada juga yang ngga padahal biasanya bisa setiap hari ke pasar tapi mungkin adanya corona jadi takut buat pergi ke pasar karena kan pasar itu tempatnya rame jadi ya pendapatan sehari -- hari juga jadi berkurang kadang hanya dapat 20 sampe 70 ribu perhari", ucap supir angkot setengah paruh baya yang selalu berangkat kerja mencari nafkah mulai dari jam 01.00 WIB -- 07.00 WIB untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-harinya.

Memang benar pandemic Covid-19 ini membuat semua orang di dunia kewalahan dalam menghadapinya. Bisa dibilang Indonesia belum siap untuk perang biologis ini karena APD yang belum tersebar ke segala penjuru di Indonesia dan banyak warganya yang belum mematuhi anjuran atau kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga virus ini menyebar dengan sangat cepat.

Dari sebuah akun berita local yaitu TasikNews memberitahukan sebenarnya virus corona ini sudah ada sejak dulu, tapi Covid-19 ini adalah sebuah modifikasi virus. Virus corona yang pertama bernama SARS muncul pertama kali di China tahun 2002. Lalu yang kedua MERS muncul pertama kali di Arab Saudi tahun 2012. Kemudian tahun 2019 muncul Covid-19. 

Begitu banyak teori konspirasi mengenai penyebab virus ini, ada yang menurut penelitian bahwa virus ini berasal dari salah satu pasar di Wuhan China yang menjual berbagai macam hewan liar dan beracun seperti kelelawar, katak, ular, dll). Namun jika memang benar dari pasar tersebut, mengapa virus ini tidak muncul dari awal adanya pasar ini atau dari tahun-tahun sebelumnya (2019 ke belakang)? Bukankah China sudah mengkonsumsi hewan seperti itu sudah lama?

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Tapi apa yang membuat penyebaran Covid-19 begitu pesat? Menurut penelitian sumber data kredibel Virology Eksperimen Lab Virus Corona 2017 menyebutkan bahwa kunci penyebaran Covid-19 yang pesat ada pada modifikasi Asam Amino, jadi ada penambahan asam amino pada virus Covid-19 yang membuat penyebaran begitu pesat. Dan menurut Prof. Chi Tai Fang Taiwan University meyakinkan bahwa penambahan asam amino ini buatan manusia bukan penggabungan alami biologis. 

Bill gates sendiri sudah memprediksi mengenai virus ini pada kampanyenya tahun 2015. Penyebaran Covid-19 sudah disimulasikan 2 bulan di New York sebelum virus menyebar di Wuhan China. Simulasi ini dilakukan pada pedesaan St. Louis USA oleh Johns Hopkins University & Medicine yang sekarang menjadi garda terdepan dalam memberikan informasi mengenai perkembangan penyebaran virus Covid-19.

Sebenarnya siapa yang merencanakan penyebaran virus ini? Berdasarkan JRSM atau US National Library of Medicine Department (2003) pernah membuat senjata biologis untuk perang dingin, dan Covid-19 dibuat untuk tujuan yang sama. Virus ini telah didesain dan direncanakan dengan sangat matang oleh Elite Global New World Order atau kelompok Illuminati dari Amerika. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun