Fenomena yang tidak biasa dan akhirnya menjadi terbiasa kita lihat dan alami di Ibu kota salah satunya adalah kemacetan jalan raya. Hampir disetiap hari kemacetan selalu ada, bahkan di jalan tol sekalipun. Sempat terpikir bahwa kita membayar tarif tol yang semakin lama semakin mahal hanya untuk menikmati kemacetan Ibu kota saja dan kita pun merelakan uang kita hanya untuk membayar sebuah kemacetan.
Pemandangan seperti itu akhirnya menjadi biasa karena terbiasa. Sudut pandang masyarakat selalu menyalahkan pemerintah dan pihak kepolisian yang tidak mengatur lalu lintas kota, sementara Pemerintah memiliki sudut pandang yang berbeda pula, yaitu mereka menyalahkan pengguna jalan yang tidak taat peraturan dan sebagainya. Padahal akar permasalahannya bukan kedua hal tersebut.
Dalam tulisan ini saya mencoba membahasnya dari sudut pandang yang serupa namun tidak sama, artinya saya melihat kesemerawutan lalu lintas Ibu kota terjadi karena nilai sosial sebuah mobil.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mobil adalah kendaraan darat yg digerakkan oleh tenaga mesin, beroda empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak untuk menghidupkan mesinnya. Namun saya akan mempersempit definisi mobil menjadi mobil pribadi, karena bagi saya yang membuat jalanan begitu padat adalah sebagian besar karena kendaraan pribadi.
Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1987-2012
Tahun
Mobil Penumpang
Bis
Truk
Sepeda Motor
Jumlah
1987
1170103
303378
953694