Teringat disaat itu ketika masih menjadi sosok berpangkat BMI di negeri rantau. Tujuan hidup tidak jelas, gaji habis bahkan seringnya tertipu bisnis bodong yang  bikin otak rempong. Kita bangga dengan gaya hidup penuh kemewahan. Tanpa punya usaha dan hanya mengharapkan pendapatan bulanan dari gaji sebagai PRT yang tidak selamanya akan kita geluti. Suatu hari kita harus kembali pulang ke kampung halaman bersama keluarga tercinta. Namun sayangnya, tidak jarang kita pulang ke kampung halaman tanpa hasil kerja yang sepadan, semua habis untuk mencukupi hidup sendiri. Atau ironisnya gaji habis untuk membayar ccilan hutang di bank akibat bisnis abal-abal.
Sebagai BMI smart tentu saja bekerja di luar negeri menjadi sesuatu yang menguntungkan. Selain bisa menambah pengalaman, bekerja di luar negeri khususnya Hongkong banyak sekali yang  bisa kita ambil pembelajarannya. Bekerja sambil kuliah banyak dilakoni BMI yang ingin meneruskan jenjang pendidikannya dan sempat tertunda ketika di kampung halaman. Kursus murah bahkan gratis pun bisa menjadi alternative lain bagi BMI smart. Salah satu sekolah berbasis kewirausahaan untuk BMI yang hampir merajai Negeri Beton ini adalah Kelas Mandiri Sahabatku. Kelas entrepreneurship ini diadakan oleh Bank Mandiri sebagai bentuk kepeduliannya pada BMI. Dalam empat pilar Mandiri Sahabatku, salah satunya adalah mengubah buruh migran menjadi majikan.Â
Di kelas entrepreneurship Mandiri Sahabatku ini materi demi materi diajarkan layaknya di bangku kuliah. Dosen pengajar dari Mandiri University Group yang berpusat di Jakarta menjadi pemateri di tiap sessionnya. Selain itu, pemateri langsung dari praktisi usaha dan bapak asuh kerap dihadirkan sebagai motivator BMI agar tidak takut untuk keluar dari comfort zone selama di luar negeri. Program bapak asuh menjadi salah satu program yang sering dinantikan oleh alumnus Mandiri Sahabatku.Â
Program Bapak asuh ini adalah kelanjutan dari pembelajaran selanjutnya, setelah BMI yang sudah menjadi alumnus Mandiri Sahabatku memutuskan untuk resign dan ingin membuka usaha di kampung halaman. Tentu saja para alumnus harus melewati  tahap seleksi sebelum benar-benar bisa ngudi kawruh (menuntut ilmu) secara langsung di tempat praktisi usaha yang sudah ditunjuk sebagai bapak asuh TKI.
Dalam tahapan pembelajaran menjadi seorang entrepreneur, Mandiri senantiasa mendampingi sahabat mandiri hingga bisa tumbuh dan berkembang. Â Mengangkat derajat BMI sederajat dengan yang telah besar. Mensuplay ilmu bagi sahabat Mandiri di kelas Mandiri Sahabatku tanpa harus membayar mahal. Mensupport, membimbing, mendampingi sahabat mandiri untuk berdiri mandiri. Seperti biji-biji yang dipersiapkan untuk menjadi tunas harapan, begitulah kita bagi Mandiri. Agar tunas itu bisa tumbuh menjadi tanaman yang bermanfaat bagi diri sendiri serta lingkungan sekitarnya.
Dari kelas Mandiri Sahabatku inilah akhirnya satu persatu wirausahawan muncul dari kalangan BMI. Mereka yang telah bergabung bersama Mandiri Sahabatku berhasil merubah mindset dari hanya seorang BMI lalu bermetamorfosis menjadi usahawan di kampung halaman. Bapak asuh yang dipersiapkan oleh Bank Mandiri bagi alumnusnya di kelas Mandiri Sahabatku ini menjadi motivator sekaligus pembimbing usaha sahabat mandiri. Dari belajar hal kecil sampai pembukaan usaha yang akan didampingi oleh bapak asuh tersebut.
Namun dalam hidup ini semua wujud pencapaian itu bukan datang sendiri tanpa adanya usaha. Semua impian tidak akan menjadi nyata ketika kita tetap asyik tertidur tanpa mau beraksi untuk mewujudkannya. Sukses dan keberhasilan bukan hal instan  dalam mencapainya. Perlu determinasi tinggi untuk mencapainya.Â
Tuhan memberikan waktu dalam hitungan hari, dari siang dan malam. Masing-masing pembagian waktu sudah diatur sedemikian rupa. Dan kita yang harus mengolahnya secara bijak untuk mengisi waktu yang telah diberikan. Sekarang atau nanti tergantung seberapa besar keberanian dan keyakinan kita untuk percaya diri merubah hidup kita.
Sesuatu yang mustahil bisa diraih ketika kita fokus dan yakin akan pencapaian dengan tetap menempatkan Tuhan ke dalamnya. Karena Tuhan telah memberikan segalanya. Mengatur sesuai kadar kemampuan dari batasan yang kita sanggup. Tuhan tidak akan mengubah suatu keadaan sampai kaum itu mengubahnya sendiri. Dan kita tahu kesempatan tidak pernah datang dua kali, maka sudah sepantasnya jika kita  menggunakan kesempatan yang ada dengan sebaiknya.
 Dosen, Bapak Asuh TKI, Alumnus Mandiri Sahabatku Hongkong, Malaysia, dan Korea yang terpilih menjadi wakil untuk memamerkan produk dan jasa yang dimiliki di ajang Wirausaha Muda Mandiri Expo yang digelar di Graha Sabha Pramana UGM Jogjakarta, 8-11 Maret 2016."]   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H