Mohon tunggu...
redy pramanjaya
redy pramanjaya Mohon Tunggu... -

Bapak dua anak, kerja di biro iklan. Menyukai sepakbola dan segala hal yang berkaitan sama kemanusiaan dan kehidupan. Punya pertanyaan yang belum ada yang bisa jawab, "Kapan ya Indonesia tampil di Piala Dunia?"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bantu Kami dengan Suara Anda

25 Juni 2014   18:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:01 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Situasi menjelang pilpres makin panas. Dari yang saya lihat, sekarang muncul tiga kubu yang jumlahnya signifikan. Kubu pertama ya pendukung capres/cawapres pertama. Kubu kedua adalah pendukung capres/cawapres kedua. Sementara kubu ketiga adalah kubu yang tidak memilih kedua pasang capres/cawapres tadi alias golput.

Nah, tulisan saya kali ini ingin saya tujukan pada kubu ketiga. Karena sejak saya berusia 17 tahun dan punya hak pilih sebagai warga negara, saya terbiasa ada di kubu tersebut. Ada aja alasan saya: Nggak ada tokoh yang cocok lah, semua pelaku politik busuk lah, semua koruptor lah, dan sebagainya. Pokoknya bisa aja bikin alasan buat nggak milih. Seperti menepuk dada sambil bilang, "Siapa pun pemimpinnya, nggak pengaruh. Saya sendiri yang mengurusi hidup saya."

Cuman bagi saya sekarang berbeda. Saya bukan siapa-siapa--kaum kebanyakan saja, tapi saya sangat berharap orang-orang di kubu golput cukup dewasa menentukan pilihan dengan mempertimbangkan banyak hal, bukan melulu ego pribadi. Sekaligus belajar bernegara. Apalagi pilihannya cuman ada dua. Karena menjadi golput menurut saya sekarang adalah pilih gampang namun kekanak-kanakan. Nggak berani pegang tanggung jawab.

Sebelum melangkah jauh, saya pengin cerita secuil pengalaman yang membuat saya menemukan 'tempat' yang nyaman buat hidup secukupnya dan terus berkarya. Ini tahun ke-11 saya kerja di periklanan. Profesi yang sebelumnya jauh dari bayangan dan impian saya. Sejauh ini saya masih nyaman dan bersemangat.

Lalu muncul pertanyaan: Kenapa saya bisa nyaman dan tetap bersemangat berkecimpung di dunia iklan? Kenapa bisa terus tumbuh harapan?

Kejadiannya sangat sederhana. Saat itu saya lagi di sebuah acara kumpul-kumpul media di tahun-tahun awal saya lulus kuliah dan masih lontang-lantung kerja serabutan sambil cari-cari kenalan serta pengalaman. Seorang pembicara menayangkan sebuah iklan yang membuat saya langsung pengin kerja di iklan dan bikin iklan sebagus yang saya tonton tadi. Dan begitulah sampai hari ini. Meskipun sering sekali gagal, saya masih antusias dan optimis bikin iklan sebagus iklan yang dulu saya tonton itu. Biar audience jadi terinspirasi dan termotivasi untuk menjalani hidupnya, seperti saya. Sampai sekarang, saya masih sering tonton iklan itu dan nggak pernah bosen.

Belajar dari  situ, saya menemukan  tiga hal dalam iklan yang dulu saya tonton yang membuat saya nyaman, optimis dan bersemangat menjalani hari-hari saya. Tiga hal itu adalah: Inspirasi, motivasi, eksekusi.

Implikasinya apa? Setiap kali saya melihat sebuah iklan, saya memunculkan tiga pertanyaan berdasar tiga hal tadi: Apakah dia mampu melahirkan inspirasi baru? Apakah dia memberi motivasi? Apakah dia menunjukkan keberanian mengeksekusi?

Kalau ketiga pertanyaannya tadi jawabannya adalah ya, saya percaya iklan ini akan punya tenaga luarbiasa untuk menghidupkan semangat serta menumbuhkan harapan audience-nya. Seperti pengalaman saya sendiri dan mungkin jutaan orang lainnya.

Kembali ke soal capres/cawapres dan Anda-anda yang belum menentukan pilihan pada 9 Juli yang akan datang.

Lewat tulisan ini, saya cuma pengin berbagi kiat dalam menentukan siapa capres/cawapres yang tepat buat rakyat Indonesia dengan tiga pertanyaan yang sama seperti di atas, yaitu:


  1. Pasangan mana yang  membuat kita dapat melahirkan inspirasi-inspirasi baru untuk hidup yang lebih baik?
  2. Pasangan mana yang bisa memberikan motivasi kepada kita supaya maju menuju hidup yang lebih baik?
  3. Pasangan mana yang memunculkan keberanian dalam diri kita, tanpa sedikit pun rasa takut, dalam mengeksekusi suatu ide perubahan untuk hidup lebih baik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun