Mohon tunggu...
Marva Athaya Maharani
Marva Athaya Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

nugas

Selanjutnya

Tutup

Seni

Seni Publik Mural, Seniman dan Masyarakat

21 Desember 2023   14:02 Diperbarui: 21 Desember 2023   14:41 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan Gatot Subroto Solo memang tampak begitu indah di malam hari. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, berhasil menciptakan ruang-ruang publik yang ramah dan nyaman. Ruas jalan yang berada di jantung kota Solo ini disulap menjadi kawasan yang menjadi salah satu tujuan kunjungan wajib wisatawan.

Mengapa Jalan Gatot Subroto begitu menarik perhatian masyarakat? Banyaknya kanopi-kanopi sepanjang koridor serta lampu-lampu kecil sangat mendukung keindahan seni mural yang apik karya seniman-seniman di sepanjang deret pertokoan Jalan Gatot Subroto.

Seniman-seniman yang berasal dari berbagai daerah ini digandeng oleh Pemkot Solo beserta komunitas street art Solo, yaitu Solo is Solo untuk menciptakan seni mural yang dapat dinikmati masyarakat. Karya para seniman ini mampu mengubah kesan kumuh jalan menjadi lebih berwarna dari berbagai coretan di tembok-tembok di sudut-sudut kota.
 Hampir setiap malam, Jalan Gatot Subroto ini tak pernah surut oleh orang-orang yang silih berganti melintas dan berhenti untuk menikmati karya-karya mural ini serta mengambil foto untuk mengabadikan momen.

Awal Mula Street Art Mural Gatot Subroto dan Solo is Solo

dokpri
dokpri

Sebelum terbentuknya Jalan Gatot Subroto yang rapih dan indah seperti sekarang ini, ada keresahan masyarakat yang memiliki toko di deretan jalan tersebut. Pada masa itu banyak sekali orang-orang yang melakukan vandalisme di pintu toko mereka. Pemerintah Kota Solo pun turun tangan dengan melarang kegiatan tersebut dan memperbaiki toko dengan mengecat ulang pintu toko milik masyarakat. Namun permasalahan vandalisme tersebut tidak selesai begitu saja. Mereka mendapatkan lahan baru di daerah lain untuk melakukan vandalisme. Akhirnya, Wali Kota Surakarta, F. X. Hadi Rudyatmo turun tangan dengan menggandeng para seniman street art muda untuk memecahkan masalah tersebut.

Para seniman muda ini terbentuk pada suatu komunitas street art yang bergerak pada seni mural yang sekarang ini lebih dikenal dengan komunitas Solo is Solo. Pada awalnya, komunitas mural ini dibentuk oleh beberapa mahasiswa yang memiliki ketertarikan pada seni publik pada tahun 2016. Awalnya, komunitas ini dibentuk hanya serta merta untuk menyatukan para seniman muda yang berkarya pada kesenian publik atau seni mural.
Seiring perkembangannya, komunitas ini pun menjadi besar dan bisa bekerjasama dengan Pemerintahan Kota Solo untuk ikut membangun ruang publik di Kota Solo.

Pemerintahan Kota Solo senang dengan hasil karya dari para seniman muda ini dan karena hak ini, mereka diberi kepercayaan oleh pemerintah untuk menggandeng para seniman liar yang sering melakukan vandalisme di pertokoan warga untuk ikut bergabung memperindah Kota Solo dengan berkarya yang sah. Mereka diberi ruang oleh pemerintah untuk berkarya mural di sepanjang pertokoan di Jalan Gatot Subroto.

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri
Tidak disangka, impact yang didapat dari karya mural tersebut sangat besar. Masyarakat Kota Solo mulai banyak berdatangan untuk melihat-lihat mural mural tersebut. Masyarakat banyak yang mengunggah berita mengenai hal ini dan mural-mural di Jalan Gatot Subroto pun menjadi viral dan saat ini menjadi salah destinasi yang wajib dikunjungi di Solo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun