Mohon tunggu...
Bintang Shanghasari Nurzalmi
Bintang Shanghasari Nurzalmi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writer

Local Reporter

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manfaatkan Augmented Reality, Tim PKM UM Kenalkan Wisata Digital di Kampung Tridi

5 Oktober 2020   11:33 Diperbarui: 5 Oktober 2020   11:37 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Pengabdian UM berpose di samping augmented reality di salah satu mural Kampung Tridi (dokumentasi Tim)

Kampung Tridi Malang adalah kampung tematik yang cukup dikenal luas karena menjadi acuan beberapa kampung tematik lainnya di Indonesia. Terletak di Jl. Temenggungan Ledok, Kesatrian, Kec. Blimbing, Kota Malang, kampung ini berseberangan dengan Kampung Warna-Warni, Jodipan, Malang. 

Kampung ini dibangun bersamaan dengan Kampung WarnaWarni namun memiliki konsep yang sedikit berbeda. Sesuai namanya, kampung ini menawarkan nuansa 3 dimensi pada dinding-dinding rumah warga. 

Setiap gambar dindingnya menghadirkan objek yang berbeda-beda seperti gambar berbagai hewan, tempat wisata dunia, maupun pemandangan. Pengunjung dapat berfoto di setiap lukisan dinding di Kampung Tridi dengan harga tiket Rp 5.000,- per 1 Oktober 2020. 

Keunikan ini membuat tempat ini menjadi salah satu destinasi wajib wisatawan lokal maupun internasional ketika berkunjung ke Kota Malang. Apalagi selain tempat wisata yang "instagramable", kawasan ini semakin dikenal karena menjadi tempat syuting film layar lebar Yo Wis Ben yang diperankan oleh Youtuber kebanggaan kota Malang, Bayu Skak.

Sayangnya, pandemi global yang melanda seluruh dunia mengharuskan semua tempat wisata untuk menutup kegiatan sementara. Hal ini tentu berdampak cukup besar bagi keberlangsungan pariwisata, khususnya di Kampung Tridi yang banyak terdapat usaha rumahan warganya. 

Dari hasil wawancara dengan Bapak Nuryanto selaku sekretaris Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Tridi dan seniman lukis mural, diperoleh data bahwa dalam satu tahun 2019 pemasukan dari tiket berjumlah ratusan juta. 

Berbeda jauh dengan pemasukan pada era New Normal pada bulan September 2020 yang rata-rata hanya mendapatkan 25 pengunjung. Tentu ini kehilangan yang cukup besar bagi perekonomian Kampung Tridi.

Salah satu hasil karya berupa AR pada ilustrasi kaos (dokumentasi Tim)
Salah satu hasil karya berupa AR pada ilustrasi kaos (dokumentasi Tim)

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat UM melihat bahwa potensi Kampung Tridi untuk bangkit lagi cukup besar. Perlu adanya penguatan ciri khas dari Kampung Tridi dengan menambahkan teknologi yang sedang digemari masyarakat, Augmented Reality (AR). Teknologi AR sendiri merupakan penambahan efek 3 dimensi baik model diam maupun animasi pada lingkungan nyata.

Tim yang berisikan dosen, alumni dan mahasiswa dari Jurusan Seni dan Desain Universitas Negeri Malang (UM) yaitu Ima Kusumawati Hidayat S.Sn, M.Ds; Dimas Rifqi Novica S.Sn, M.Ds; Denik Ristya Rini M.Pd.; Richi Muammar Andini S.Ds; dan Hekki Arja Wahyudi mengenalkan AR pada Pokdarwis melalui pelatihan daring pembuatan AR pada kaos souvenir Kampung Tridi.

Adanya keterbatasan dalam bersosial masa pandemi membuat pelatihan yang awalnya akan dilaksanakan secara langsung berubah menjadi pelatihan menggunakan video. Khusus untuk pengambilan data dan pemberian alat dan bahan dilaksanakan secara langsung dengan mengikuti protokol kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun