Mohon tunggu...
Redita Suci Nurrohmah
Redita Suci Nurrohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Dakwah Digital: Kurangnya Literasi Digital di Kalangan Masyarakat

21 Mei 2024   10:21 Diperbarui: 21 Mei 2024   10:38 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


 Dakwah yaitu  mengajak, menyeru umat manusia ke jalan kebenaran untuk beriman dan taat kepada Allah SWT. Di Era yang serba digital seperti saat ini, literasi digital sangat penting dalam proses menyampaikan dakwah secara efektif dan efisien. Kurangnya literasi digital sangat memungkinkan adanya kesan yang negatif mengenai konten berdakwah.
 Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, menjadi salah satu faktor informasi menyebar luas secara cepat. Sebelumnya, manusia hidup dengan penuh kesederhanaan. Namun kini segala sesuatu dapat di selesaikan secara cepat dan praktis dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Salah satu contohnya yaitu perkembangan teknologi informasi. Dengan berkembangnya teknologi yang begitu pesat, menjadikan manusia dengan mudahnya mengakses serta menyebarkan informasi yang ada.


 Penggunaan Media Sosial di Kalangan Masyarakat


 Kemunculan internet membantu kita dalam berinteraksi dengan orang lain walau terhalang jarak yang jauh sekalipun. Salah satu dampak adanya internet yaitu penggunaan media sosial oleh masyarakat di seluruh dunia. Kini, bukan hanya di kota- kota besar saja masyarakat memiliki media sosial, namun media sosial telah merebak penjuru dunia termasuk masyarakat pedesaan. Bermain media sosial seakan menjadi suatu keharusan tersendiri bagi orang- orang tertentu. Sebagai generasi milenial tentu saja tidak asing dengan adanya fenomena media sosial. Bagi mereka, sangat mudah untuk menggunakan teknologi yang sedang berkembang ini.
 Bukan hanya generasi muda saja, namun para orang tua juga kerap aktif dalam bermedsos. Beberapa contohnya yaitu mereka aktif di platform- platform media sosial seperti facebook, youtobe, intagram bahkan terkadang ada dari mereka yang aktif join tren tiktok yang sedang viral pada waktu itu. Dengan adanya media sosial yang kerap digunakan oleh masyarakat, menjadikan informasi dapat menyebar secara cepat dan meluas.
 Begitu juga dalam hal berdakwah, banyak kita temui konten- konten yang tersebar di media sosial mengenai ajakan berdakwah. Tak heran dalam dunia yang serba digital ini, dalam menyampaikan dakwah yang dulunya dakwah konvensional berubah menjadi dakwah digital. Dengan penggunaan media sosial, seseorang akan dituntut untuk menjadi kreatif dan inovatif dalam membuat konten agar menarik banyaknya observers.
 
 Kegiatan Dakwah di Media Sosial


 Dakwah berperan sebagai proses penyampaian pesan oleh seorang dai( komunikator) kepada mad'u( komunikan) melalui media. Penyampaian dakwah yang baik dapat mempengaruhi sikap, tindakan, dan pengetahuan seseorang terhadap apa yang ditangkapnya dalam isi konten dakwah. Salah satu contohnya yaitu konten dakwah milik ustadz Abdul Somad melalui sarana Youtube. Bukan hanya melalui tatap muka saja, namun beliau menyampaikan dakwah melalui kanal youtobenya yang menjadikan namanya semakin dikenal akibat konten dakwahnya yang digemari oleh Masyarakat luas. Bukan hanya Ustadz Abdul Somad saja yang memanfaatkan media social untuk berdakwah namun terdapat beberapa ustadz lain yang aktif berdakwah di media social, seperti halnya Uztadzah Oki Setiana Dewi, Uztadz Hanan Attaki.
 Kegiatan berdakwah di media sosial memudahkan siapa saja bisa menyampaikan pesan dakwah. Bukan hanya ustadz ternama, melainkan para generasi milenial juga kerap menyebarkan konten berdakwah di media sosial contohnya Kadam Sidik, bahkan masyarakat biasapun dapat meneruskan pesan dakwah di media sosial. Kemudahan inilah yang terkadang menjadi boomerang dalam menyampaikan konten dakwah dan mudah tersebarnya ujaran kebencian akibat ketidakvalidan informasi. Belakangan ini, hanya demi meraup uang beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab membagikan potongan videotape ceramah melalui media sosialnya. Potongan videotape ceramah boleh saja dibagikan asalkan tidak mengurangi inti pesan yang disampaikan si penceramah, hanya saja apabila potongan videotape ceramah yang dibagikan tidak papas , justru akan menimbukan kesalahpahaman, tindakan radikal, dan smirch negatif bagi para penonton videotape tersebut. Bahkan hal tersebut dapat memecah belah umat beragama dan menimbulkan konflik antar agama.


 Pentingnya Literasi Digital


 Dalam kegiatan berdakwah, diperlukan literasi digital yang baik. Literasi digital, sejatinya bukan hanya mengenai kecakapan dalam penguasaan teknologi saja. Melainkan juga dalam melakukan proses mediasi media digital dan meminimalisir munculnya kejahatan di dunia maya( cybrcrime) melalui internet. Dalam bermedia sosial juga kita harus memahami etika dan norma agar tidak adanya kesalahpahaman yang dapat menimbulkan kejahatan.
 Kurangnya literasi digital dalam berdakwah dapat menjadi tantangan bagi pendakwah. Seperti yang disebutkan dalam Jurnal Orasi bahwa literasi digital dalam proses berdakwah berperan penting untuk membangun landasan perilaku bangsa indonesia. Dakwah digital yang disertai dengan kemampuan literasi digital dapat memberikan keamanan dan pemahaman yang baik mengenai pesan dakwah yang disampaikan.
 Oleh karena itu, literasi digital adalah hal yang penting untuk kita dalam bijak bermedia sosial. Proses penyampaian dan penerimaan dakwah yang disertai literasi digital yang baik menjadi fondasi dasar bagi kita agar tidak mudah terprovokasi dan terjerumus kedalam hal yang salah. Dalam berdakwah dan menyebarkan pesan dakwah sebagai generasi yang hidup di period digital kita memerlukan adanya literasi digital. Beberapa Solusi untuk meningkatkan literasi digital sebagai berikut
 1. Mengadakan Pelatihan Literasi digital. Kurangnya literasi digital di tengah masyarakat berdampak buruk bagi perilaku dan lingkungan masyarakat indonesia. Oleh karena itu perlu adanya pelatihan literasi digital baik secara offline( webinar, factory, forum) maupun online melalui podcast, konten literasi digital dan lainnya.
 2. Memverifikasi kebenaran informasi. Maraknya berita hoaks menjadikan kita sebagai masyarakat dan generasi milenial yang baik haruslah bijak dalam menerima maupun menyebarkan informasi yang sesuai dan relevan dengan fakta yang ada.
 3. Menerapkan etika bermedia sosial. Seorang dai perlu mengetahui etika dalam berinternet untuk menciptakan konten dakwah yang tidak mengandung unsur provokatif. Dan bagi seorang mad'u harus menjaga komentar trehadap konten dakwah agar tidak menimbulkan kegaduhan atau menyudutkan pendakwah apabila konten tidak sesuai.
 4. Menghargai perbedaan yang ada. Adanya keberagaman ras, suku, agama, dan bahasa bagi rakyat indonesia, menjadikan perlu adanya sikap saling menghargai agar tidk ada perpecahan dan menghentikan isu SARA.
 5. Menganganalisis data audiens untuk meningkatkan kreatifitas dan efektifitas kegiatan berdakwah.
 6. Membentuk komunitas online untuk mempererat hubungan dengan audiens dalam berbagi ilmu dan dukungan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, literasi digital di era serba digital saat ini sangat lah penting salah satunya sebagai fondasi dalam berdakwah. Dengan adanya kecakapan literasi digital, konten dakwah akan semakin menarik, efektif, efisien dan mencangkup kalangan luas. Namun, kurangnya literasi digital menjadi tantangan tersendiri bagi aktivitas berdakwah. Misalnya saja, banyaknya komentar negatif, mudahnya berita hoaks, dan memungkinkan terjadinya tindak radikalisme yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat. Oleh karena itu, untuk mengatasi kurangnya literasi digital, dibutuhkan adanya pelatihan workshop, seminar mengenai literasi digital baik secara online maupun offline.  Sebagai generasi milenial kita juga perlu berhati -hati terhadap informasi yang ada, dan mencari tau kebenarannya. Pengguna media sosial yang bijak ialah pengguna yang memiliki etika dalam bermedia sosial. Baik dalam berkomentar maupun dalam menyebarkan informasi lewat media sosial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun