Sebelum manusia mengenal tulisan, mendongeng adalah satu - satunya cara yang dipakai untuk bercerita tentang apa saja mulai dari pengalaman, cerita rakyat, nilai -- nilai moral dan anekdot -- anekdot yang lucu yang berkembang di masyarakat. Siapa pun yang terampil berbicara dan bercerita pada jaman dahulu tentu lebih diperhatikan daripada yang lainnya. Hal ini membuat para pendongeng mendapat tempat yang istimewa dan populer. Mereka dikenal banyak orang karena mereka mampu mengajar dan menghibur masyarakat dengan cerita - ceritanya.
Di rumah -- rumah mendongeng adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh orang tua pada jaman dahulu. Dengan mendongeng orang tua mengisahkan legenda -- legenda di kampung, mereka mengisahkan juga perjuangan masa mudanya serta kesempatan mereka mengajarkan nilai -- nilai moral kepada anak -- anaknya. Di beberapa daerah, mendongeng bahkan menjadi kegiatan wajib yang dilakukan pada saat musim panen.
Saat ini kegiatan mendongeng sudah jarang dilakukan oleh orang tua di keluarga - keluarga karena adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Orang tua lebih sering menghabiskan waktu di depan televisi atau smartphone daripada mendongeng bagi anak - anaknya. Lebih parah lagi anak -- anaknya pun ikut dijejal dengan smartphone agar orang tua bebas melakukan pekerjaannya. Hal ini dikuatkan dengan data wearesocial per januari 2017 yang mengungkapkan bahwa orang Indonesia bisa menatap layar gadget kurang lebih 9 jam setiap hari. Mungkin orang tua ingin memperkenalkan literasi digital sejak usia dini kepada anak -- anaknya. Namun orang tua harus tahu bahwa pemakaian smartphone pada anak secara berlebihan dapat memberikan dampak buruk seperti keterlambatan kognitif, tantrum, serta menurunnya kemampuan anak untuk mandiri.
Di sekolah dewasa ini, mendongeng hampir tidak mendapatkan tempat. Dalam proses pembelajaran di kelas, guru -- guru sering abai menerapkan kebiasaan mendongeng. Hal ini sejalan dengan temuan yang dilakukan oleh Artana sebagaimana yang dirilis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di situ dikatakan bahwa kegiatan mendongeng yang dulu sering terdengar sekarang sudah jarang dilakukan oleh orang tua dan pihak -- pihak lain kepada anak -- anak.
Di masyarakat bahkan lebih parah. Anak -- anak hampir tidak mendapatkan ruang publik untuk bersosialisasi apalagi kegiatan -- kegiatan edukasi yang bisa memupuk minat baca anak -- anak. Beruntung kini bertumbuh taman -- taman bacaan masyarakat setelah adanya free cargo literacy yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2017 yang lalu sehingga masyarakat terdorong membentuk taman -- taman bacaan masyarakat secara sukarela agar bisa mendapatkan donasi buku dan mengaktifkan kegiatan -- kegiatan literasi di masyarakat. Namun sayangnya, hanya segelintir taman bacaan yang menghidupkan kembali kebiasaan mendongeng.
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa mendongeng mulai ditinggalkan dan diabaikan? Apakah mendongeng tidak relevan diterapkan di jaman modern ini? jawabannya tentu sangat relevan. Bahkan kegiatan mendongeng dapat dibuat dengan konsep yang lebih menarik menggunakan teknologi yang ada. Seorang pendongeng dapat menggunakan gambar, video, efek suara dan alat -- alat peraga lain untuk semakin membuat dongeng terdengar indah dan memikat hati pembacanya. Hanya saja mungkin orang tua, para guru dan juga masyarakat luas belum mengetahui apa manfaat mendongeng bagi anak -- anak.
Nah, karena itu mari kita lihat apa sih manfaat yang diperoleh anak -- anak jika orang tua, para guru dan masyarakat sering mendongeng bagi mereka. Menurut Rukiyah (2018: 107-108), manfaatnya antara lain menambah pengetahuan, melatih daya konsentrasi, menambah perbendaharaan kata, menumbuhkan minat baca, memicu daya berpikir kritis anak, merangsang imajinasi, fantasi, dan kreativitas anak serta menumbuhkan sikap proaktif. Selain itu menurut penelitian Wardiah bahwa mendongeng berperan dalam meningkatkan kemampuan menulis, minat baca dan kecerdasan emosional siswa.
Semua manfaat mendongeng yang disebutkan tadi sangat besar perannya dalam menanamkan, mengakarkan dan menumbuhkan benih -- benih literasi sejak dini. Memicu daya berpikir kritis anak misalnya. Seorang anak biasanya selalu bertanya tentang hal-hal baru yang belum pernah mereka temui, ketika mendengarkan dongeng yang belum pernah mereka dengar mereka akan bertanya tentang hal baru tersebut. Hal ini tentu akan melatih anak untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya dan memicu anak untuk berpikir kritis. Jika mereka tidak bisa mendapatkan jawaban dari orang tua tentu bisa memicu mereka untuk mencari dari sumber lain seperti buku atau internet. Nah, di sini anak -- anak akan mendapat manfaat mendongeng lainnya yakni menumbuhkan minat baca.
Melihat banyaknya manfaat mendongeng bagi anak -- anak, saya kira mendongeng harus menjadi salah satu kegiatan yang mesti direvitalisasi dalam upaya mengakarkan literasi sejak dini. Apa yang mesti dibuat? Menurut saya mendongeng harus wajib masuk dalam 3 gerakan literasi yang digagas oleh pemerintah yakni gerakan literasi keluarga, gerakan literasi sekolah dan gerakan literasi masyarakat.
Di keluarga, para orang tua mesti disadarkan dengan besarnya manfaat mendongeng melalui parenting, orang tua juga mesti dilatih keterampilan mendongeng dan mewajibkan mereka untuk mendongeng setiap hari sebelum tidur kepada anak -- anaknya. Sebagai tempat belajar pertama dan utama, keluarga memegang peran yang sangat fundamental bagi perkembangan anak -- anak. Karena itu literasi seharusnya sudah mengakar sejak masih di rumah sehingga di sekolah dan di masyarakat anak -- anak cukup menyiram dan membuat literasi bertumbuh subur. Cara paling mudah dan menyenangkan yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mengakarkan literasi adalah mendongeng. Hal ini bahkan bisa dilakukan ketika anak -- anak masih dalam kandungan ibu.
Di sekolah, guru -- guru dapat menerapkan kegiatan mendongeng dalam proses belajar mengajar. Mendongeng dapat dijadikan konsep strategi bagi guru untuk lebih memaksimalkan proses belajar mengajar. Selain itu mendongeng dapat menyegarkan suasana kelas, menyegarkan pikiran siswa dan menambah kemampuan keterampilan berbicara guru. Yang lebih penting agar manfaat mendongeng lebih mengakar guru harus memulai mendongeng secara teratur setiap hari. Tidak mesti panjang -- panjang durasinya, biar singkat yang penting konsisten.