Mohon tunggu...
REDEMPTUS UKAT
REDEMPTUS UKAT Mohon Tunggu... Lainnya - Relawan Literasi

Lakukanlah segala pekerjaanmu di dalam kasih (1kor. 16:14)

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Membangun Cinta Lewat Kumpulan Cerpen Rentak Kuda Manggani

20 November 2022   21:25 Diperbarui: 20 November 2022   21:58 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
rentak kuda manggani (opac.perpusnas.go.id)

Cinta adalah satu hal penting yang tidak bisa dilepaskan dalam perjalanan kehidupan manusia di dunia. Cinta memberi warna dalam kehidupan, cinta memberi rasa dalam setiap peristiwa, dan memberi makna dalam setiap tindakan. Walaupun tidak bisa dilepaskan dari hidup manusia, cinta kadang -- kadang bisa redup oleh berbagai faktor seperti kematian, keserakahan, peperangan, kebencian dan lain -- lain sebagainya.

Nah, dalam buku kumpulan cerpen Rentak Kuda Manggani: Bayangan tentang Sang Perempuan Cengkih kita akan diajak berkelana dalam lautan cinta. Hati kita akan dibuat haru biru oleh 21 cerita pendek pilihan yang diseleksi  melalui Lomba Menulis Cerpen dengan tema Bangun Cinta.  Buku yang ditulis oleh Zelfeni Wimra dan 20 penulis lain ini diterbitkan oleh Diva Press pada tahun 2015. Buku setebal 176 halaman ini juga akan membawa kita berkelana ke berbagai daerah di Indonesia dan ke luar negeri.

Melalui buku ini kita diajak menikmati panorama alam, kekayaan budaya daerah dan kegetiran perang. Kita juga diajak masuk ke dalam ruang -- ruang kenangan melalui kisah -- kisah cinta yang membuat kita hanyut di dalamnya. Kisah cintanya bukan hanya antara dua sejoli melainkan juga tentang cinta yang universal. Cerita pertama berjudul Namata misalnya. 

Peringga Ancala membawa kita ke tanah Sabu untuk melihat secara dekat kampung Namata dan budayanya melalui tokoh Hiri. Di dalam cerita ini dia menggambarkan bagaimana cinta Hiri kepada kakeknya, kedekatan mereka ketika Hiri masih kecil dan betapa kehilangannya Hiri ketika sang kakek meninggal dunia.

Bukan hanya tentang cinta yang tumbuh melainkan juga tentang cinta yang redup bahkan mati. Stille Nacht misalnya kita akan dibawa dalam suasana perang dunia pertama pada tahun 1914. 

Penulis mengajak kita turut merasakan suasana hati, pikiran dan kejiwaan tokoh utama yang sedang berada di medan perang. Tokoh utama yang hanya berjarak satu jengkal dengan kematiannya itu dihantui bayang -- bayang kematian dan kenangan akan sang kekasih, Freida, pada waktu yang bersamaan. Freida adalah sosok perempuan yang terpaksa ia tinggalkan karena terlibat dalam perang dunia pertama. Cinta mereka akhirnya menjadi redup oleh peperangan yang tak tahu kapan berakhir.

Cerita -- cerita lain tak kalah menarik. Menjadi Jangkrik yang berkisah tentang sepasang suami istri yang berdiskusi tentang raksasa yang meresahkan dunia sastra. Rentak Kuda Manggani, Lelaki Yang Takut Menyebrang Jalan dan Love, Halley And War yang berkisah tentang penyesalan seorang pria tua serta beberapa cerita pendek lain yang tidak disebutkan di sini. Semuanya merupakan cerpen -- cerpen yang sungguh indah.

Kekurangan buku ini adalah tidak ada kata pengantar dan sinopsis sehingga pembaca tidak mempunyai gambaran awal tentang cerita -- cerita yang ada dalam buku. Di bagian belakang buku ini memang ada beberapa kutipan cerita namun menurut saya kutipan itu tidak cukup menggugah pembaca untuk menelisik lebih jauh ke dalam buku.

 Secara umum saya bisa katakan bahwa buku ini adalah buku cinta. Buku cinta yang boleh dibaca oleh siapa saja yang kaya akan pesan kehidupan. Buku cinta yang mengajarkan tentang kerelaan untuk melepaskan orang -- orang yang dicintai, berani mengampuni orang -- orang yang pernah menyakiti dan bagaimana membangun cinta ketika cinta itu menjadi redup oleh berbagai faktor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun