Baju jirahmu telah usang
Perangmu sudah usai
Pedangmu tak mampu lagi melukai
Kecantikanmu pun sudah punah
Tulang - tulangmu telah tergerus waktu
tinggal riak harapan di wajah
yang masih menguasai jiwamu.
Untuk apa kau berjuang?
Kau telah tiba pada senja
Tak ada lagi ruang merebut peluang
Mewarnai senja dengan jingga -- jingga.
Seharusnya kau di rumah saja
menanti tangan anak cucu
memijatmu manja
sembari berbisik: "Aku Mencintaimu".
Tapi ...
Kau pantang kata berhenti
Kau  terus melangkah sekalipun tanpa kaki
Kau terus menjamah sekalipun tanpa jari
Dengan sisa tenagamu kau terus menggenggam matahari.
Beri aku satu jawaban
Dari seribu alasanmu berjuang
Supaya aku tak berhenti berjuang
Hanya karena harapan dan kenyataan tak selalu sejalan
Atambua, 28 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H