Mohon tunggu...
Reddy Riantory
Reddy Riantory Mohon Tunggu... -

Pelajar seumur hidup.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Diatas Langit Ada Langit, "Ilmu" Koruptor Selangkah di Depan KPK

12 Juli 2012   05:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:02 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Ah ..., inilah yang mungkin dijadikan acuan bagi para koruptor dan calon koruptor untuk melaksanakan aksinya kedepan. Tak mau mengalami kesalahan seperti yang terjadi pada beberapa "rekan"-nya yang sudah di-vonis, mereka menjadikan pengalaman "rekan"-nya tersebut untuk memulai langkah yang lebih "inovatif". Pengalaman masa lalu yang digabungkan dalam modus yang lebih canggih akan semakin menyulitkan pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta aparat penegak hukum lainnya untuk menelusuri dan membongkar kasus-kasus korupsi. Seperti yang ditegaskan oleh Ketua KPK Abraham Samad kepada wartawan di sela pelatihan bersama antara KPK, Polda, dan Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur di Hotel Jatra, Kota Balikpapan, Selasa (10/7/2012), pihaknya tak bisa sendirian memberantas korupsi. Sinergi bersama aparat pemerintahan daerah adalah hal yang sangat penting. Pasalnya, modus korupsi yang semakin canggih tentu membutuhkan upgrade kapasitas aparat penegak hukum. Diatas langit ada langit, itulah yang akan selalu terjadi sampai kapanpun. Para koruptor akan selalu meningkatkan "ilmu"-nya sehingga menghasilkan modus baru yang lebih canggih. Walaupun pihak KPK berserta aparat penegak hukum lainnya meng-upgrade juga kemampuan mereka, namun hal itu hanya bersifat sementara saja sebelum para koruptor kembali meningkatkan "ilmu" dan "kemampuan"-nya. Sehingga yang terjadi adalah pertarungan dan saling uji "ilmu" layaknya sebuah kompetisi. Sampai kapan hal seperti itu akan terus berjalan??? Yang terbaik adalah melakukan langkah dan tindakan preventif berupa pendidikan dan pembinaan moral, terutama kepada generasi muda, generasi penerus bangsa ini. Pemberitaan diberbagai media yang saat ini banyak mengulas beberapa kasus tindak pidana korupsi (tipikor) sepertinya hanya akan dijadikan "pelajaran" dan "rujukan" saja untuk melakukan tipikor dengan modus yang lebih canggih lagi. Semuanya berakar pada nafsu untuk mengeruk keuntungan pribadi dengan cara yang licik. Nafsu yang ada pada manusia akan selalu menggiring para pelaku atau calon pelaku tipikor untuk menemukan "ilmu-ilmu" baru. Hal tersebut hanya bisa diatasi dan dikendalikan jika semua pihak yang nantinya berhadapan dengan peluang-peluang korupsi sudah mampu mengendalikan hawa nafsunya. Mudah mengatakannya, namun tidak semudah membalik telapak tangan dalam melaksanakannya. Setidaknya kita telah mencoba dan berusaha dengan niat baik serta berpegang pada acuan yang benar dan baik secara moral. Pendidikan moral yang dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat haruslah dilaksanakan dari generasi ke generasi. Jangan sampai generasi penerus bangsa ini mengikuti jejak korup "generasi" pendahulunya. Semoga bangsa ini terhindar dari kehancuran moral. Demikian dari penulis.  Salam Perjuangan !!! Penulis mohon maaf jika ada kalimat atau penyampaian yang kurang berkenan. Thanks.  :-)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun