Mohon tunggu...
Inovasi

Perlukah Garuda Membeli Airbus A350 dan Boeing 787?

7 September 2015   19:44 Diperbarui: 8 September 2015   10:02 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="airbus A350 setelah produksi"][/caption]

 Garuda Indonesia, maskapai kebanggan indonesia ini mengalami mimpi buruk yaitu kerugian sebesar Rp.4.890.000.000.000 dan itu semua disebabkan kenaikan harga avtur dan biaya sewa pesawat. Tetapi siapa yang menduga, pada kuartal 1 2015 Garuda Indonesia meraih net income sebesar Rp.394.000.000.000. 

Apa yang menyebabkan maskapai berplat merah ini berhasil menutup kerugiannya? Yaitu salah satunya kenaikan jumlah penumpang sebesar 7.6 juta penumpang atau 18,3% dan mengalahkan Singapore Airlines yang hanya 1%. Dengan jumlah armadanya sekarang seperti ATR72-600 (6), CRJ1000 (15), Airbus A330 (19), Boeing 737 (76), Boeing 747-400 (2), dan Boeing 777-300 (5) apakah Garuda tetap bisa bekerja dengan baik dengan kenaikan jumlah penumpang yang tinggi dengan jumlah armada yang tetap? Tentu ini akan menimbulkan ketidaknyamanan penumpang karena bisa saja terjadi delay.

Lalu apa yang pemerintah harus lakukan? Yaitu dengan menambah armada dan pekerjanya. Airbus A350 dan Boeing 787 adalah solusi paling tepat karena dengan pesawat 'mid-size widebody' memiliki kapasitas yang tinggi (270-335 capacity) dengan bisa menempuh jarak yang jauh (15.190km). Mungkin saja Garuda akan mengalami kerugian pada kuartal awal pembelian, tetapi lihat lagi kepada kuartal 1 2015, kenaikan penumpang yang tinggi akan semakin meninggi dan di seimbangi oleh kenaikan kapasitas pesawat. 

Bisa diliat manfaat lainnya seperti lapangan pekerjan bagi para pilot yang sedang pendidikan dan memberikan warna baru dalam penerbangan indonesia. Jadi bisa penulis simpulkan, bahwa penambahan armada Garuda Indonesia sangat diperlukan untuk menuju dunia penerbangan indonesia yang lebih baik dan kenyamanan penumpang tentunya. Terima Kasih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun