RESUME KEGIATAN WEBINAR SOSIALISASI
Judul Materi : "KOMPETENSI PEMIMPIN MUDA DI ERA DIGITAL"
Pemateri : Samsul Ode, M.SI
PENDAHULUAN
Dalam dunia e-commers ada berbagai macam bentuk karakteristik kepemimpinan individu yang harus bisa bersaing secara eksplisit. Sebab ruang lingkup wirausaha khususnya e-commers bukan lagi hanya diisi oleh kalangan tertentu, mulai dari pemuda hingga orang tua. Biasanya para wirausahawan kawakan sudah mahir dan bisa menjalankan serta mempunyai tujuan dari perusahan yang mereka miliki tentunya daya kreatifitas, inovasi dan kepemimpinan yang diterapkan menjadi modal utama.
Maka modal yang harus diutamakan para pemuda adalah karkateristik Kepemimpinan atau  leadership. Rasa kepemimpinnan yang penuh dengan nalar dan daya kritis untuk bisa bersaing dengan wirasuhawan yang berpengalaman. Sebab dimanapun dan kapanpun seorang pemuda haruslah bisa menentukan pilihan, ingin menjadi pemimpin atau pengikut. Namun untuk bisa meneruskan langkah estapet suatu bangsa, maka seorang pemuda harus bisa memimpin dirinya sendiri, keluarga dan lingkungannya. Sehingga bangsa Indonesia tidak kehilangan atau berkurangnya atas para pemuda yang memiliki nalas dan daya kritis untuk memimpin negara.
PERMASALAHAN
Perkembangan teknologi yang kian pesat dan canggih menghasilkan gadget yang dapat memfasilitasi, membantu, memudahkan aktivitas belajar mengajar, mencari informasi bahkan sampai kegiatan jual beli yang diubah dalam bentuk online seperti e-commers ini.
Namun jika perkembangan teknologi tidak bisa dimanfaatkan secara baik dan benar, maka kehebatan dari teknologi tersebut bisa mengubah karkateristik individu. Mulai dari berkurangnya nalar dan daya kritis diakibatkan peran serta fungsi individu yang tenggelam pada arus kecanggihan daripada teknologi yang tidak semestinyaa diciptakan.
Perlu kita ketahui bahwa sumber daya yang kompeten adalah individu yang memiliki sumber daya manusia bernalar dan mempunya daya kritis. Namun di Indonesia sendiri SDM yang berkompeten masih dianggap remeh oleh bangsa asing serta dirasa kurang memadai dan potensi pemuda bisa terbilang rendah. Dikarenakan nalar dan daya kritis dari seorang pemuda bisa dilihat dari dia memimpin dirinya sendiri, dimana dalam dunia yang riil mereka para pemuda sebagian hanya menjadi pengikut bukan lagi kembali pada tujuan awal yaitu menjadi seorang pemimpin.