Mohon tunggu...
Mandy Tjhang
Mandy Tjhang Mohon Tunggu... wiraswasta -

just an ordinary girl

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa Adam Lanza Melakukan Pembunuhan Brutal?

19 Desember 2012   06:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:23 2185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Opini ini hanya kubuat dari apa yang kupikirkan. Bukan bermaksud untuk mengatakan kalau apa yang Adam Lanza lakukan adalah suatu hal yang benar. Anak anak yang menjadi korban kebrutalan Adam tidak pantas menerimanya atau siapapun di luar sana.


Tapi banyak pertanyaan yang 'berseliweran' kesana kemari tentang sesuatu hal yang membuatku merasa tergelitik untuk menulis opiniku.


Kenapa Adam membunuh ibunya dan juga anak anak itu? Kenapa ia melakukan hal kejam seperti itu? Apakah berlatarkan dendam atau karena ia penderita Asperger sehingga ia melakukan hal itu?


Kalau hal ini ditanyakan padaku akan kujawab dengan opiniku.


Menurutku, Adam melakukan pembunuhan bukanlah karena penyakitnya. Kalau banyak yang menyimpulkan itu berhubungan dengan penyakitnya maka anak anak yang tak bersalah dan menderita penyakit yang sama akan dicap sebagai pembunuh atau calon pembunuh. Padahal mereka tak melakukan apa apa. Hal ini lebih ke arah cara pandang Adam dalam menjalani hidup. Bukankah hal ini bisa lebih dimengerti jika kita mencoba berpikir sebagai Adam daripada bertanya mengapa Adam melakukannya? Jika terlalu banyak bertanya mengapa maka hal ini akan membuat diri sendiri bingung.


Pertama, Adam adalah seorang pendiam, pemalu dan penyendiri. Namun Adam memiliki intelejensi yang tinggi dan selalu fokus dalam melakukan sesuatu hal. Bisa dilihat itu berarti Adam termasuk seorang yang pandai. Hal ini adalah kelebihan sekaligus kelemahan Adam.


Adam yang selalu fokus pada satu hal, itu berarti jika ia diberikan satu pekerjaan maka ia bisa melakukan hal itu dengan baik, karena kefokusannya yang begitu mendalam dengan apa yang ia lakukan sehingga mengabaikan banyal hal lainnya yang berlarian di sekitar kehidupannya. Terlalu fokus juga merupakan suatu penyiksaan. Ingin tahu kenapa? Itu mudah, jika seseorang mengatakan sesuatu tentang diri kita, sesuatu yang tak mengenakkan. Jika bagi yang tak mempermasalahkan dan menganggap orang itu hanya merasa iri saja, itu mudah. Tapi tidak bagi Adam, satu kalimat seperti itu terasa bagaikan sebuah tikamam keras di dalam hatinya. Ia akan terus berpikir dan memikirkan perkataan itu terus dan terus. Hal itu akan dengan mudah menyakiti hatinya dan membuatnya terluka begitu dalam.


Ingin tahu lagi kenapa? Adam tidak bisa menceritakan hal itu pada orang lain, ia begitu tertutup. Perasaan malu dan rasa takut akan penolakan membuatnya memendam hal itu seorang diri. Padahal sesungguhnya ia begitu ingin berbagi cerita dengan siapapun di luar sana untuk membuat hatinya merasa tenang. Untuk membuatnya merasa ia diterima oleh siapapun itu di luar sana. Namun rasa malu itu tetap terlalu besar, sehingga Adam mengunci semuanya di dalam hatinya yang terluka. Ia mengabaikannya namun tak bisa menghilangkannya. Karena suatu saat jika hal serupa terjadi, hal sebelumnya akan muncul kembali ke permukaan membuat luka itu lebih besar lagi. Sebenarnya ia pasti begitu tersiksa tapi, apa boleh buat, ia tak bisa mengatakan apa yang ingin ia katakan dan mulai melakukan kegiatan lain untuk mengabaikan pikiran buruk itu, tapi tetap pikiran itu tak bisa dihilangkan hanya sedikit terlupakan.


Selain itu Adam juga bertemparemen sedikit buruk, ia bisa marah dengan emosi yang meledak ledak. Itu semua karena Adam menyimpan banyak masalah dalam hatinya sendiri tanpa bisa ia uraikan satu persatu. Karena hal itu, setiap ia marah, hanya itulah satu satunya kesempatan bagi Adam untuk mengungkapkan isi hatinya yang terluka. Sama seperti makanan yang disimpan lama lama di dalam lemari, suatu saat makanan itu akan basi dan mengeluarkan bau tak sedap yang begitu menyengat, karena hanya itulah saatnya makanan basi itu bisa memberitahukan keberadaannya.


Sifat pendiam Adam juga menunjukkan ia tak mempercayai siapapun untuk membicarakan permasalahannya. Rasa tak percaya ini menimbulkan rasa paranoid yang begitu besar. Adam begitu sensitif terhadap orang orang di sekitarnya, jika ia melakukan sesuatu dan orang lain memandanginya namun tak mengatakan apapun, maka Adam akan merasa orang itu sedang mengkritiknya di dalam hati. Dan ini termasuk kejelekan dari intelejensinya yang tinggi. Adam bisa menangkap maksud dari apa yang seseorang tunjukkan, namun ia tak tahu jika itu benar atau tidak. Karena Adam adalah tipe orang yang bisa mengerti jika diberitahu, bukan hanya tindakan. Namun juga karena sikap paranoidnya, maka Adam akan lebih banyak merasa seseorang mengkritiknya daripada memujinya.


Dan kembali ke perkataan. Adam yang selalu fokus dengan satu hal bisa terluka dengan mudah dengan kata kata yang salah dan bisa mengartikan hal itu dalam banyak hal. Tapi sekali lagi, sifat paranoidnya akan selalu menang. Maka hal jelek akan terus bermunculan di pikirannya dan ia akan selalu merasa ia tidak dibutuhkan. Aku pernah membaca ada seseorang yang mengatakan ibunya berkata sesuatu seminggu sebelum kejadian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun