Mohon tunggu...
nur khamid
nur khamid Mohon Tunggu... -

rebung pring bisa dimasak dijadikan sayur. aku pernah makan rebung pring. Bagaimana dengan Anda?

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kapan Seluruh Rakyat Indonesia Bersedia untuk 'Mutung' Rame-rame?

8 Desember 2011   05:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:41 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mutung adalah istilah kedaerahan jawa yang artinya kira-kira ngambek, mendiamkan karena mungkin hati seseorang sudah cukup pegal dan penat melihat keadaan yang telah dan sedang terjadi.

Sudah sekian lama rakyat Indonesia dibodohi oleh pemerintahnya dengan janji-janji kesejahteraan, keadilan sosial, pendidikan gratis atau murah, rumah sakit gratis atau murah, fasilitas umum tertata, dan sebagainya. Namun kenyataan nya hanya di awang-awang. Orang-orang mayoritas yang ada di elite kepemerintahan sibuk bermain-main untuk memperebutkan tahta, harta benda, dan mungkin wanita-wanita molek. Sebagian besar mereka mabuk kekuasaan dan berpesta pora dengan gemerlapnya dunia.

Mereka biasanya baru sedikit tersadar kembali ketika masa jabatannya hampir habis. Ketika begini mereka akan berpura-pura, bermanis muka kepada rakyat, menebar pesona, menebar janji-janji kembali kepada seluruh rakyat Indonesia biar rakyat dalam ritual rutin demokrasi pemilihan mau memilih kembali, mau mencubleskan pakunya kepada mereka. Lalu nanti secara periodik seperti yang sudah-sudah, kalau kekuasaan sudah ada di tangan, mereka kembali sibuk dengan urusan rebutan harta benda, tahta, dan wanita molek.

Namun yang aku heran, mengapa kok rakyat Indonesia tidak sadar-sadar kalau mereka secara periodik dikibulin? Mengapa mereka tidak mau mencoba untuk mutung rame-rame keluar dari ritual rutinitas pemilihan ini dan itu, pilkadal, pemilu, pemipres, dsb. Mengapa?

Barangkali itu adalah karena kehebatan penguasa dan para pemain di baliknya dalam berpropaganda. Rakyat sudah diintimidasi dengan bujuk rayu lewat berbagi media TV-TV, koran-koran, radio-radio, dan spanduk-spandu. Selain itu serangan fajar di penghujung mendekati hari HA pemilihan kadang juga melumpuhkan hati nurani sebagian rakyat. Akhirnya di hari HA rakyat-rakyat juga jalan berbodong-bodong dalam keadaan terbius oleh sedikit uang sogokan atau terbius oleh rayuan pejabat di media, mereka berbondong-bondong ke kotak sempit untuk mencobloskan pilihannya.

Demikian lah lingkaran setan sebagian pejabat bobrok dalam mencengkeramkan kuku-kuku kekuasaan mereka di atas rakyat selalu bergulir sepanjang masa sampai hampir 100 tahun lamanya, setelah rakyat terlepas dari lingkaran imperialisme Barat selama 350 tahun.

Semoga dalam waktu dekat ada intervensi dari Tuhan untuk memurnikan kembali darah manusia dari hawa-hawa kerakusan, kemabukan dunia, dan kebejatan moral korupsional kekuasaan. Aamiin.

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun